Sains

Tak Semua Bajakah Obat Kanker, Ternyata Ada Ratusan Jenis dengan Khasiat Berbeda

Namun apakah bajakah itu memang memiliki antioksidan yang dapat mencegah kanker pada manusia, sejauh ini belum ada penelitian lanjutan karena uji coba

Penulis: Mustain Khaitami | Editor: Mustain Khaitami
Kompas TV
Tanaman Bajakah - Ekslusif AIMAN yang ditayangkan Kompas TV, Senin (12 Agustus 2019) malam mengenai tanaman bajakah yang diklaim menyembuhkan kanker. 

Terbuka lebar untuk riset selanjutnya.

David Su.
Indigenous People of Central Kalimantan

Pantauan Tribunkalteng.com, Kamis (15/8/2019) sore sampai pukul 15.30 WIB, postingan David Su ini telah dibagikan 2,8 ribu kali dan dikomentari 200 lebih.

David Su atau David Suwito sendiri adalah seorang warga asal Barito Timur, Kalteng. Dia saat ini merupakan widiyaswara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan prodi S3 Ilmu Lingkungan di Universitas Gajah Mada (UGM).

 
Batangnya Mengeluarkan Air

Jurnalis Kompas TV, Aiman Witjaksono, secara eksklusif, mengunjungi langsung lokasi di mana tanaman Bajakah ini tumbuh.

Dalam video tayangan AIMAN di YouTube berjudul "Berburu Tanaman Penyembuh Kanker di Hutan Kalimantan", ia ditemani oleh 2 siswi yang meraih medali emas tersebut, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani, dan guru biologi pembimbing kedua siswa tersebut, Herlina.

Mengutip dari Kompas.com, lokasi tanaman bajakah ini tumbuh disebutkan tak jauh dari Kota Palangkaraya.

Tempat spesifiknya sengaja tidak diungkap demi menghindari eksploitasi yang tidak diinginkan.

Tumbuhan bajakah, papar Aiman, merupakan tumbuhan yang secara turun temurun dan menjadi tradisi di suku Dayak, dapat menyembuhkan penyakit kanker.

Tumbuhan ini tumbuh di tanah gambut. Batang pohonnya seperti tumbuhan sulur yang membelit atau berpegangan pada tumbuhan lain.

https://youtu.be/k6bz5TNfB4w

Diameter pohon yang ditunjukan nampak tidak terlalu besar, hanya segegam tangan orang dewasa.

Warna batang pohonnya kecokelatan. Daunya berada di ketinggian, sulit untuk dijangkau.

Untuk menemukan tumbuhan ini sulit lantaran rupanya yang mirip dengan kebanyakan tumbuhan lain di hutan tersebut.

"Memang sulit membedakan yang mana tumbuhan bajakah, yang mana tumbuhan lain," kata Aiman, seperti dikutip Kompas.com, dari channel YouTube Kompas TV, Kamis (15/8/2019).

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved