Keluarga Ini Pilih Mengungsi ke Tengah Hutan karena Merasa Terkena Kutukan, Begini Kondisinya
Bersama keluarganya, Untung kini menetap di tengah hutan pinus yang berjarak sekitar 12 kilometer dari pusat Kecamatan Paninggaran.
Jedot yang bertugas dari tahun 1984 hingga 1987 bahkan sangat akrab kepada keluarga Semi.
“Sewaktu saya bertugas dulu saya menemukan keluarga yang tinggal di tengah hutan, dan hingga kini mereka masih bertahan,” kata Jedot saat mengantar Tribunjateng.com ke kediaman keluarga Semi.
Diceritakannya, ayah Semi bernama Dakup, yang menderita kusta di mana beberapa jarinya sudah terputus karena penyakit tersebut.
“Waktu itu sekitar tahun 1984 saya datang ke rumah milik ayah Sumi, ia selalu mengeluh akan penyakitnya.
Selain terkena kusta ayah Semi juga menceritakan bahwa keluarganya terkena kutukan maka dari itu ia menetap di tengah hutan,” tutur Jedot.
Ditambahkan Jedot, setelah melakukan kunjungan ke rumah keluarga Semi, ia rutin berkunjung karena melihat kondisi keluarga tersebut.
“Saya rutin berkunjung karena melihat kondisi keluarga tersebut, hingga Dakup meninggal saya masih berkunjung.
Kini kondisinya sudah lumayan baik karena air dan listrik sudah masuk walaupun lokasi tempat tinggalnya berada di tengah hutan.
Dan kini ada delapan rumah ABG tinggal di sekitar rumah Semi,” tambahnya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com