Ustadz Abdul Somad Mendadak Batalkan Jadwal Ceramahnya di Pulau Jawa, Sebut Ada Ancaman

Pria yang akrab disapa UAS itu mengungkapkan ada beberapa ancaman dan intimidasi sehingga pihaknya tak menggelar tausiyah.

Editor: Mustain Khaitami
Tribun Timur
Ustadz Abdul Somad 

TRIBUNKALTENG.COM - Ustadz Abdul Somad mendadak membatalkan sejumlah jadwal ceramahnya di sejumlah tempat di Pulau Jawa.

Ustadz Abdul Somad yang baru saja mengisi ceramah di halaman Gedung DPR/MPR meminta keputusannya tersebut dimaklumi.

Melalui laman instagram miliknya, Ustadz Abdul Somad mengungkapkan ada beberapa hal yang membuatnya memutuskan membatalkan jadwal ceramahnya di pulau Jawa.

Baca: Timo Werner di RB Leipzig Masih Mandul, Berikut Hasil Liga Jerman di Pekan ke-2

Baca: Pekan ke-3 Liga Italia 2018-2019, Tuan Rumah Sampdoria Tekuk Napoli dengan 3 Gol Tanpa Balas

Baca: Heboh Video Pesta Pernikahan Diamuk sang Mantan, Begini Cerita dan Fakta Sebenarnya

Pria yang akrab disapa UAS itu mengungkapkan ada beberapa ancaman dan intimidasi sehingga pihaknya tak menggelar tausiyah.

“Beberapa ancaman, intimidasi, pembatalan dan lain-lain terhadap tausiyah di beberapa daerah seperti Grobongan, Kudus, Jepara dan Semarang,” tulisnya.

Menurutnya kejadian tersebut membuat beban panitia yang semakin berat.

“Kondisi psikologis jamaah dan saya sendiri,” tulisnya.

Keputusan kemudian diambil, dirinya membatalkan jadwal ceramah di beberapa daerah di Jawa Timur, Jawa Tengah dan Yogyakarta:

1. September di Malang, Solo, Boyolali, Jombang dan Kediri

2. Oktober di Yogyakarta

3. Desember janji dengan Ustadz Zulfikar di daerah Jawa Timur

“Mohon maaf atas keadaan ini, harap dimaklumi dan mohon doakan selalu, Wassalamualaikum Warrahmatullah Wabarakatuh. Al-faqiir Ilaa Rabbih, Abdul Somad,” katanya.

Ceramah di MPR

Sebelum mengungumkan membatalkan beberapa jadwal tausiyahnya, Ustaz Abdul Somad berksempatan memenuhi undangan pimpinan MPR untuk mengisi ceramah di halaman MPR-DPR.

Untuk pertama kalinya, Ustaz Abdul Somad mengisi ceramah di Gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat/ Dewan Perwakilan Rakyat (MPR/DPR).

"Syukuran dan Doa Bersama bersempena HUT MPR RI ke 73 di Komplek DPR / MPR RI Senayan, Jakarta Pusat. Rabu, 29 Agustus 2018, 18 Dzulhijjah 1439," tulis Ustaz Abdul Somad di akun instagram miliknya.

Ustaz mengisi ceramah dan doa selama 75 menit di halaman MPR/ DPR.

"Saya datang ke Jakarta, sampai di Jakarta melihat kali. Di sebelah kanan saya pak Oesman Sapta lebih ganteng yang asli Selama ini lihat di tv saja, Jumpa pula dengan Cak Imin, selama ini kita lihat balihonya saja,

Jumpa pula dengan bapak DR Zulkifli Hasan, alhamdulillah, sebelah kanan beliau, bapak DR KH Hidayat Nur Wahid," kata Ustaz Abdul Somad.

Bertemu para politisi di Senayan, ia terkejut.

"Saya melihat seolah-seolah selama ini anggota MPR, DPR, politisi, politikis mereka sepertinya cakar-cakaran, berkelahi, tetapi ternyata ketika bertemu langsung, MasyaAllah, tidak lagi berasal dari partai yang mana, golongan yang mana, semuanya seperti saudara, karena kita dipersatukan merah putih," katanya.

Ia berkisah, ketika sampai di Gedung MPR DPR, ia disambut oleh anggota DPR RI, John Erizal.

"Ustaz Somad, ini adalah kantor ustaz," kata Ustaz Abdul Somad menirukan ucapan anggota DPR RI asal Riau itu.

"MasyaAllah belum pernah kemari tiba-tiba ke Jakarta dapat kantor," ujar Ustaz Abdul Somad.

Ketua MPR RI, DR Zulkifli Hasan memberi penjalasan bahwa makna dari kantor Majelis Permusyawaratan Rakyat adalah milik rakyat Indonesia.

Pada ceramah yang dihadiri pimpinan MPR RI seperti Zulkifli hasan, Oesman Sapta, Muhaimin Iskandar, Mahyudin dan Ahmad Basarah ia mengisahkan fitnah yang ia rasakan.

"Saya ingat beberapa bulan lalu saya difitnah anti kebhinekaan, anti NKRI, Alhamdulillah saya tidak memviralkan, sehari setelah itu viral ketika saya menyanyikan lagu Indonesia Raya, menggerek bendera, memasangkan bendera di dinding sekolah tertinggal di kampung pedalaman di Provinsi Riau,

Maka orang-orang yang memfitnah ini sesungguhnya mereka tidak punya paket 2 giga.

Tonton itu banyak-banyak youtube, bagaimana kami menyanyikan lagu Indonesia raya sampai ke pedalaman, bagaimana hebatnya negeri ini, bagaimana orang yang di dalam sana tidak dapat melihat internet, tapi kita sampaikan ini negeri kita, ini bendera sudah lapuk harus diganti, kalian harus menyanyikan lagu kebangsaan, karena kita bukan lagi mkriss kelaparan karena sudah kenyang, tetapi krisis cinta tanah air,'

Ia mengungkapkan sebuah kehormatan baginya diundang oleh MPR.

"Merupakan kehormatan yang luar biasa, saya diundang di hadapan pimpinan MPR, para anggota legislatif, di hadapan masyarakat, di hadapan saudara seakidah, sebangsa se-tanah air, maka ini kebahagian yang luar biasa," ujarnya.

"Tidak di-setting, tidak dibuat-buat, tidak direncanakan, setiap datang tuduhan bertubi-tubi, dua hari setelah itu pasti Allah menggantinya dengan ganti yang luar biasa," lanjutnya.

Ia mengungkapkan dirinya kerap mendapat hadangan ketika hendak menggelar ceramah atau tausiyah.

Namun ada saja hal-hal yang ditunjukkan Allah kepada dirinya.

"Dulu saya dituduh anti NKRI, sehari setelah itu langsung diundang Mabes TNI, Viral Saya dituduh tidak termasuk dalam 200 ustaz yang direkomendasi, sehari setelah itu langsung diundang oleh Hakim Agung. Padahal sata tidak pernah minta undang, diam-diam saya SMS//WA tidak ada,"

"Begitu juga dengan ini, terjadi penolakan tausiyah saya di satu tempat, tidak boleh disebut namanya, menjaga kode etik jurnalistik. lalu saya diundang hari ini dan saya memnag menunggu momen foto-fot dengan pmpinan MPR," kata Ustaz Abdul Somad.

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved