Sains
Teorinya Menolak Keberadaan Tuhan dan Surga, Stephen Hawking Meninggal di Usia 76 Tahun
Surga palsu memang bukan satu-satunya pernyataan Hawking yang menyulut kontoversi. Ia juga sempat dicecar kala mengungkapkan teori
Salah satu yang paling kontroversial adalah pandangannya yang menyebut bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian. Ia meyakini surga itu tidak ada. Tak lebih sebagai cerita omong kosong pengantar tidur belaka.
“Saya menganggap otak itu seperti komputer yang akan berhenti bekerja saat komponen pendukungnya rusak. Tidak ada surga atau kehidupan lain untuk komputer yang rusak, itu hanya cerita dongeng,” kata Hawking, saat wawancara bersama The Guardian 2011.
Dikutip dari CNN Indonesia, soal surga itu bohong pernah dituliskan Hawking secara rinci pada bukunya yang berjudul The Grand Design. Di situ juga tertulis bahwa tidak perlu Tuhan untuk menjelaskan soal alam semesta.
Tidak ada surga atau kehidupan lain untuk komputer yang rusak, itu hanya cerita dongeng Stephen Hawking.
Pernyataan fisikawan dari Universitas Cambridge itu langsung mendatangkan banyak kecaman, terutama dari para ulama dan mereka yang taat beragama.
Baca: Menangkan Perkara, Suap Buat Hakim Cantik Ini Dibayar Secara Cicilan
Surga palsu memang bukan satu-satunya pernyataan Hawking yang menyulut kontoversi. Ia juga sempat dicecar kala mengungkapkan teori soal ‘lubang hitam’.
Saat semua ilmuwan berbicara soal hebatnya lubang hitam, Hawking justru mengeluarkan teori yang membantah keberadaanya.
“Absennya event horizon berarti tidak ada lubang hitam,” tulis Hawking, dalam sebuah makalah berjudul Information Preservation and Weather Forecasting for Black Holes.
Black Hole, atau lubang hitam, dipercaya sebagai titik hitam berdiameter besar yang dapat memakan apa pun disekitarnya, termasuk cahaya.
Baca: Polisi Cantik Ini Dituduh Mencuri Hp, Begini Caranya Beri Pelajaran
Teori menghebohkan
Dalam salah satu bukunya yang berjudul The Grand Design, Hawking menuliskan sebuah teori yang menghebohkan. Ia percaya bahwa bukan Tuhan yang menciptakan alam semesta berserta isinya, melainkan sebuah peristiwa fisika yang terjadi alamiah.
"Karena hukum gravitasi, alam semesta dapat tercipta dengan sendirinya," kata Hawking, seperti dilansir The Times of London. “Tidak perlu Tuhan untuk memicu pembuatannya (alam semesta-red) dan mengatur segala isi di dalamnya.”
Tulisan profesor dari Cambridge University itu tentu saja memicu perdebatan, terutama dari para agamawan. “Fisika tidak bisa begitu saja menciptakan sesuatu dari kehampaan,” ujar Uskup Agung Canterbury, Dr. Rowan Williams kepada CNN.