Foto BPost Terbaik Asia
DUA tahun lalu, Banjarmasin Post (BPost) mendapat penghargaan bergengsi sebagai
Penulis: Dwie Sudarlan | Editor: Syamsudin
TRIBUNKALTENG.COM - DUA tahun lalu, Banjarmasin Post (BPost) mendapat penghargaan bergengsi sebagai koran dengan desain halaman muka terbaik pertama se-Asia dari World Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA) atau Asosiasi Surat Kabar dan Penerbit Berita Dunia.
Malam tadi, organisasi yang beranggotakan ribuan media di berbagai negara itu kembali memberi penghargaan untuk media terbesar dan tersebar di Kalselteng ini. Penghargaan kali ini adalah foto terbaik ketiga (Bronze Award) se-Asia.Terbaik pertama diraih Manila Bulletin dan kedua diraih Apple Daily.
Foto yang menjadi kampiun adalah karya fotografer Donni Sophandy yang menjadi foto utama di halaman muka BPost edisi 3 September 2012. Penyerahan penghargaan diterima langsung oleh Donni di Bangalore, India. Foto berjudul Fire at Kuin itu menggambarkan kesedihan yang dialami seorang ibu dan tiga anaknya saat melihat api melalap rumah mereka.
Penghargaan tersebut kian melengkapi prestasi koran ini sekaligus mengharumkan nama Kalsel di tingkat nasional dan internasional. Di tingkat nasional, tiap tahun baik BPost maupun adiknya, Metro Banjar –Serambi UmmaH juga pernah– menjadi koran terbaik versi Indonesia Print Media Award (IPMA) dari Serikat Perusahaan Pers (SPS).
Ada pengalaman yang tidak terlupakan oleh Donni saat mengabadikan kejadian tersebut dengan menggunakan kamera Canon EOS 7D yang setiap hari ‘menemaninya’.
“Siang itu, Banjarmasin sangat panas. Tiba-tiba terdengar bunyi sirene dari mobil-mobil BPK (Barisan Pemadam Kebakaran). Bersahutan. Saya dan teman-teman redaksi yang berada di lantai empat kantor, terkejut. Tak ingin kehilangan momen, saya bergegas turun dan mengambil speeda motor. Saya ikuti mobil BPK. Ternyata ke kawasan Kuin Utara, Banjarmasin,” ucap bapak tiga anak ini.
Usai memarkir sepeda motor pada jarak sekitar 500 meter dari lokasi, Donni berlari kecil menuju lokasi kebakaran. Dia harus berlari di antara puluhan mobil BPK dan kerumunan warga yang ingin menonton. “Sambil berlari itu saya keluarkan kamera dari tas,” kata Donni.
Tiba di tempat kejadian, Donni melihat kobaran api yang berusaha dipadamkan melalui semprotan air oleh para relawan BPK. Di sisi lain, di pinggir jalan, berbagai perlengkapan rumah tangga sepertu televisi, kulkas, meja, kursi, ranjang, kasur, pakaian dan lemari, bergeletakan. Warga hilir mudik menyelamatkan barang-barangnya. Sudah enam rumah yang diamuk si jago merah yang terus berkobar. Asap hitam kian membubung.
“Saya pun terus membidikkan kamera ke berbagai arah. Tiba-tiba mata saya tertuju pada seorang ibu yang menggendong bayi, didampingi dua bocah perempuan di bawah pohon pisang. Mereka berada sekitar 100 meter dari tempat saya berdiri. Sambil menggendong, ibu tersebut juga terus mendekap seorang anak perempuannya yang menangis. Itu momen yang sangat menyentuh. Dramatis,” ujar Donni.
Tidak ingin kehilangan momen tersebut, Donni langsung bergeser, mencari posisi yang paling tepat. Agar suasana kebakaran ikut terekam, dia menjadikan kepulan asap hitam sebagai latar belakang.
Masalah muncul. Ibu dan anak-anaknya itu berada di dekat kolam kering penuh lumpur berdiameter tiga meter. Semula Donni memotret dari seberang kolam, tapi hasilnya kurang bagus. Terlalu jauh. Latar berupa kepulan asap hitam pun kurang terlihat.
“Saya kesulitan mengambil foto yang bagus dari lokasi itu karena menggunakan lensa sudut lebar 16-35. Tiba-tiba saya melihat suasana sangat dramatis. Dua bocah perempuan itu kembali menangis sementara sang ibu yang juga basah matanya, mencoba tetap tegar untuk menenangkan anak-anaknya,” ucapnya.
Tanpa berpikir lagi, Donny langsung terjun ke kolam lumpur untuk bisa lebih dekat mengabadikan suasana itu. Ternyata endapan lumpur itu cukup dalam, hingga menenggelamkan lutut. “Tapi saya tidak peduli. Saya terus bidik mereka. Tidak lebih dari tiga menit, saya melakukan itu,” kata Donni.
Setelah mendapatkan beragam foto dari lokasi itu, dia kembali ke kantor. Memasukkan karyanya itu ke ‘bank foto’ BPost. Sorenya, usai memimpin rapat rutin untuk menentukan materikoran edisi keesokan hari, Redaktur Pelaksana Dwie Sudarlan berkoordinasi dengan Redaktur Foto, Aya Sugianto untuk mencari foto yang layak dijadikan foto utama.
Saat melihat foto karya Donni yang sangat kuat unsur kemanusiaannya, Dwie langsung memutuskan sebagai foto utama di halaman muka BPost. Foto lain dari lokasi yang sama, dimuat di Metro Banjar. Agar bisa lebih ‘berbicara’ foto itu didukung liputan redaksi tentang musibah kebakaran yang selama tiga hari berturut-turut terjadi di Banjarmasin. Bahkan di hari itu, terjadi kebakaran di beberapa daerah lain. (dws)