Kabar Kalsel
Dinas Kesehatan Kumpulkan Para Waria, Sudah 20 waga HSU positif HIV-AIDS
Data kasus HIV/AIDS Komulatif sejak 2009 hingga pertengahan tahun 2018 di HSU berjumlah 44 orang dan 22 orang telah meninggal dunia
Penulis: Reni Kurnia Wati | Editor: Hari Widodo
Dinas Kesehatan Kumpulkan Para Waria, Sudah 20 waga HSU positif HIV-AIDS
TRIBUNKALTENG.COM, AMUNTAI – Data kasus HIV/AIDS Komulatif sejak 2009 hingga pertengahan tahun 2018 di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) berjumlah 44 orang dan 22 orang diantaranya telah meninggal dunia (angka kematian mencapai 50%).
Dari jumlah tersebut, penderita terbanyak pada usia produktif (20-50 tahun) yaitu 37 orang (84,1%). Jalur penularan sebagian besar secara seksual (97%) dengan populasi kasus tertinggi pada pekerja seks/pelanggannya (49%) dan Lelaki Seks Lelaki/Waria (28%).
Jumlah ini memang cukup tinggi, dan kemungkinan masih ada penderita HIV-AIDS lainnya yang masih tidak terdata.
Baca: Heboh Ular Piton Panjang 4 Meter Masuk Rumah Warga, Dalam 2 Bulan 7 Ekor Ular Besar Ditangkap
Baca: Iwan Fals Urun Saran pada Ustadz Abdul Somad yang Diduga Diintimidasi & Batalkan Ceramahnya di Jawa
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan HSU Masbudianto. Menurutnya perkembangan penyakit HIV-AIDS dengan angka mortalitas dan angka morbiditas semakin memperlihatkan kecendrungan yang terus meningkat dengan pola penyebaran yang bervariasi.
Kondisi tersebut, menimbulkan persoalan kesehatan masyarakat yang serius dan berdampak pada aspek lain seperti sosial, budaya dan ekonomi. Peningkatan kasus HIV-AIDS dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti rendahnya tingkat sosial ekonomi, pengetahuan tentang HIV-AIDS dan cara pencegahannya yang masih minim, industrialisasi dan modernisasi yang berdampak pada maraknya prostitusi dan akses transportasi serta informasi yang semakin baik.
“Untuk mencegah terjadinya peningkatan angka kasus HIV-AIDS dilakukan upaya Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) yang berdampak langsung terhadap peningkatan pengetahuan masyarakat terutama populasi berisiko tinggi menjadi prioritas program penanggulangan penyakit ini,” ujarnya.
Oleh karena itu maka Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten HSU melaksanakan kegiatan Pertemuan dan Sosialisasi HIV Bagi Populasi Kunci. Sebanyak 30 peserta berpartisipasi aktif dalam kegiatan tersebut yang terdiri dari kelompok populasi kunci dari kalangan waria, gay/lelaki seks lelaki, Wanita Pekerja Seks Tidak Langsung (WPS-TL), pengguna narkoba serta dari organisasi kemasyarakatan yang terdiri atas kader Warga Peduli AIDS (WPA), Komunitas Muda Peduli HIV Puskesmas Guntung, Pramuka Saka Bakti Husada dan Pemuda Muhammadiyah HSU.
Dari kalangan kesehatan yang terlibat sebagai peserta aktif adalah para Pengelola Program HIV dari tiga Puskesmas terpilih yaitu Puskesmas Sei Karias, Puskesmas Sei Malang dan Puskesmas Guntung serta Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Kegiatan berlangsung dengan metode paparan, diskusi, permainan dan energizer yang membuat acara berlangsung hangat dan meriah.
Baca: Kodim 1011/Kuala Kapuas Ikut Pecahkan Rekor Muri, 2500 Orang Antusias Ikut Tari Gemu Famire
Baca: Habib Usman Benarkan Menikahi Kartika Putri, Ini Profil Kartika Putri yang Sudah Punya Anak
Diawali dengan pembukaan oleh plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten HSU dr. H. Agus Fidliansah, dengan 2 orang narasumber yaitu Mursalin, SKM, M.Kes selaku Pengelola Program HIV Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Selatan dan H. Masbudianto, SKM Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kabupaten HSU.
Kegiatan ini, dimoderatori oleh H. Nor Efendi, S.Kep,Ns, M.Epid, epidemiolog ahli muda yang sekaligus sebagai Konselor Tes HIV Sukarela Dinas Kesehatan.
Melalui kegiatan ini dihimbau agar seluruh masyarakat, terutama kelompok populasi kunci atau berisiko tinggi seperti yang suka berganti-ganti pasangan seksual dan pengguna narkoba suntik mau secara sukarela untuk segera melakukan Tes HIV yang tersedia di seluruh Puskesmas se-Kabupaten HSU serta RSUD Pambalah Batung Amuntai.
Hal ini bertujuan untuk mengetahui secara dini status HIV seseorang atau sebelum masuk ke dalam kondisi AIDS, agar pengobatan dan perawatan penyakitnya dapat lebih mudah dilakukan sehingga dapat menekan angka kematian yang masih tinggi.
Meskipun pengobatan dan perawatan yang diberikan dengan terapi obat Anti Retro Viral (ARV) yang sifatnya hanya mampu menekan laju perkembangan virus HIV dalam tubuh penderita alias tidak menyembuhkan namun hal ini terbukti mampu meningatkan kualitas hidup dan memperpanjang harapan hidup pengidap HIV-AIDS.