Berita Kotim Kalteng

Genangan Air Disorot, Kepala DSDABMBKPRKP Kotim: Drainase Permanen Sangat Dibutuhkan

Genangan air pada kawasan simpang empat Wengga Metropolitan–Jalan Tjilik Riwut yang hampir sepekan tidak kunjung surut, Jumat (22/8/2025).

Herman Antoni Saputra/Tribunkalteng.com
WAWANCARA - Kepala Dinas SDABMBKPRKP Kotim, Mentana Dhinar Tistama, menegaskan pihaknya telah turun lebih dulu melakukan pemeriksaan lapangan saat ditemui beberapa waktu yang lalu. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT – Persoalan genangan air di Kota Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), kembali mencuat. 


Sejumlah ruas jalan terendam setelah diguyur hujan deras, salah satunya di kawasan simpang empat Wengga Metropolitan–Jalan Tjilik Riwut yang hampir sepekan tidak kunjung surut.


Kondisi itu mendapat perhatian Ketua DPRD Kotim, Rimbun. 

Baca juga: Drainase Tersumbat, Genangan Air di Kota Sampit Jadi Sorotan Ketua DPRD Kotim


Ia meminta Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat, dan Kawasan Permukiman (SDABMBKPRKP) segera menindaklanjuti penyebab tersendatnya aliran air agar tidak terus berlarut.


Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas SDABMBKPRKP Kotim, Mentana Dhinar Tistama, menegaskan pihaknya telah turun lebih dulu melakukan pemeriksaan lapangan. 


“Sebelum Pak Rimbun kesana, kami sudah menurunkan tim. Memang drainase di kawasan itu butuh perbaikan permanen karena banyak yang tertutup dan tersumbat,” katanya, Jumat (22/8/2025).


Selain drainase, kata Mentana, kondisi badan jalan di kawasan tersebut juga sudah tidak sebanding dengan volume kendaraan. 


“Dari simpang Wengga sampai simpang Pramuka itu macet tiap pagi dan sore. Jalannya sempit, dua mobil berpapasan saja tidak aman. Jadi peningkatan jalan dan drainase harus dilakukan bersamaan,” jelasnya.


Namun, ia mengakui upaya tersebut memerlukan biaya cukup besar. 


Sementara ini dinas berfokus pada pemeliharaan di titik-titik rawan genangan. 


“Kita optimalkan yang bisa dikerjakan dulu. Tapi sekali lagi, peningkatan jalan dan drainase membutuhkan anggaran signifikan,” ucapnya.


Mentana juga mengingatkan perlunya kesadaran masyarakat menjaga saluran air. 


Banyak kasus drainase tidak berfungsi karena tertutup timbunan pembangunan atau dipenuhi sampah. 


“Kami temukan di beberapa lokasi, terutama di pasar, tumpukan sampahnya sangat parah. Itu juga mempercepat terjadinya genangan,” ungkapnya.


Pihaknya memastikan laporan masyarakat tetap ditindaklanjuti, meski harus dilakukan bertahap karena keterbatasan tenaga dan luasnya wilayah kerja. 


"Setiap laporan yang masuk kami catat dan jadwalkan. Jadi tidak bisa sekaligus, harus antre sesuai prioritas,” ujarnya.


Dinas juga menggunakan teknologi untuk memantau kondisi lapangan. 


“Kami bahkan patroli pakai drone saat hujan turun. Rumah saya sendiri pernah terendam, jadi saya tahu betul masalah ini. Harapannya genangan bisa cepat surut dan tidak mengganggu aktivitas warga,” tambahnya.


Selain simpang Wengga, beberapa titik lain juga masuk pemetaan penanganan, seperti Jalan Pelita, Telkom, hingga Anggur 3. 


“Tahun ini ada kegiatan yang cukup besar, baik pemeliharaan maupun pembangunan baru. Dari perubahan anggaran ada sekitar Rp40 miliar yang dialokasikan, tidak hanya di kota tetapi juga untuk wilayah Kotim lainnya,” bebernya.


Ia menegaskan bahwa masukan dari masyarakat maupun DPRD menjadi bahan pertimbangan dalam setiap rencana kerja. 


“Untuk kawasan simpang Wengga Metropolitan, sudah pasti kami tangani. Tinggal menunggu proses sesuai tahapan dan kemampuan anggaran,” tutup Mentana.

(Tribunkalteng.com)

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved