Berita Kapuas

Rusaknya Jalan dan Ketiadaan Listrik, Warga Tumbang Tukun Kapuas Harap Perhatian Pemerintah

Akses jalan dan listrik masih menjadi persoalan utama yang dihadapi warga Desa Tumbang Tukun, Kecamatan Pasak Talawang, Kabupaten Kapuas.

Penulis: Muhammad Iqbal Zulkarnain | Editor: Haryanto
TRIBUNKALTENG.COM/MUHAMMAD IQBAL ZULKARNAIN
WAWANCARA - Bendahara Desa Tumbang Tukun, Harnoko Fran dan Dewi Kurnia, perawat yang bertugas di Desa Tumbang Tukun, Kecamatan Pasak Talawang, Kabupaten Kapuas, Senin (25/8/2025). 

TRIBUNKALTENG.COM, KAPUAS – Akses jalan dan listrik masih menjadi persoalan utama yang dihadapi warga Desa Tumbang Tukun, Kecamatan Pasak Talawang, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.

Hingga kini, desa tersebut bersama beberapa desa lainnya belum menikmati aliran listrik PLN dan hanya mengandalkan jalur tambang sebagai akses utama.

Bendahara Desa Tumbang Tukun, Harnoko Fran mengungkapkan, satu-satunya jalur mobil menuju desanya adalah jalan tambang batu bara milik PT TGM.

Dari jalur tersebut, jarak ke desa sekitar 16–17 kilometer. 

Baca juga: Potret SDN 1 Tumbang Tukun Kapuas Kalteng, Belajar di Tengah Bangunan Rusak dan Fasilitas Terbatas

Jalur itu juga menjadi satu-satunya akses bagi tiga desa lainnya, yaitu Desa Tumbang Tukun, Sungai Ringin, dan Hurung Kampin.

Menurutnya, kondisi jalan sangat memprihatinkan.

“Kondisi jalan penuh batu besar dan sering merusak kendaraan, mulai dari ban bocor hingga kerusakan mesin,” ucapnya kepada TribunKalteng.com, Senin (25/8/2025) lalu.

Selain persoalan jalan, listrik juga menjadi kebutuhan mendesak yang belum terpenuhi. 

Hingga kini, beberapa desa masih gelap tanpa listrik PLN, yakni Desa Tumbang Tukun, Sungai Ringin, Hurung Kampin, Batu Sambung, serta Dusun Tumbang Onah.

Warga hanya mengandalkan genset pribadi dengan biaya cukup tinggi, sekitar Rp50 ribu per malam.

Alternatif lain ialah penggunaan solar cell, namun biasanya dipakai hanya setelah genset dimatikan.

Jika listrik PLN masuk, beban biaya diyakini akan jauh lebih ringan.

Harnoko menegaskan, keberadaan jalan utama antar-desa, misalnya dari Supang sampai Jangkang, seharusnya menjadi prioritas pemerintah.

Selain mempermudah mobilitas warga, keberadaan jalan juga akan membuka akses listrik masuk ke desa.

Dengan begitu, perekonomian masyarakat bisa lebih berkembang dan harga kebutuhan pokok tidak semahal saat ini.

“Selama ini kami sering mendengar janji dari calon pemimpin yang datang berkunjung. Katanya jalan akan diperbaiki, tapi sampai sekarang belum ada realisasi. Harapan kami, meski terlambat, pembangunan jalan tetap diprioritaskan,” ujarnya.

Harnoko juga menitipkan, harapan kepada Gubernur Kalteng, Agustiar Sabran, Bupati Kapuas, Wiyatno, dan Wakil Bupati, Dodo.

Ketiganya merupakan putra daerah Kalteng yang diharapkan dapat memperhatikan nasib desa-desa di wilayah Pasak Talawang.

“Kami warga juga membayar pajak. Jadi sudah sewajarnya menikmati hasil pembangunan, terutama jalan dan listrik. Jangan biarkan desa kami terus tertinggal,” tambahnya.

Sementara itu, Dewi Kurnia, perawat yang bertugas di Desa Tumbang Tukun mengungkapkan, akses jalan buruk juga berdampak langsung pada pelayanan kesehatan.

“Kalau jalan lebih baik, pasien gawat darurat bisa segera ditangani. Sekarang, dengan kondisi jalan rusak, penanganan sering terkendala. Padahal, pelayanan kesehatan di desa sangat bergantung pada akses yang lancar,” terangnya.

Ia menuturkan, pernah terjadi kasus seorang ibu yang mengalami kesulitan melahirkan dan harus dirujuk ke Kuala Kurun, Kabupaten Gunung Mas.

Namun, karena kondisi jalan yang sangat sulit, pasien tersebut tidak sempat tiba di rumah sakit dan akhirnya melahirkan di tengah jalan tambang batu bara.

“Anaknya kemudian diberi nama ‘Bara,’ sebagai kenangan karena lahir di jalan batu bara,” tutupnya.

 

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved