TRIBUNKALTENG.COM - Kecelakaan di Perairan Karang Jamuang, Gresik Jawa Timur nyaris merenggut nyawa tujuh orang.
Ada warga NTB dan Jawa Barat, tujuh orang berada di Kapal Layar Motor (KLM) Hasil Karya Bahari di perjalanan menuju Sampit Kalimantan Tengah.
Ya, KLM Hasil Karya Bahari yang ditumpangi tujuh orang menuju Sampit guna keperluan mengirim pupuk.
Baca juga: Update Harga Sembako, Daging Ayam dan Bawang Merah di Pasar Sampit Kotim Alami Kenaikan
Berikut kronologis berdasar dari keterangan pihak kepolisian, dikutip Tribunkalteng.com dari Kompas, Sabtu (9/82025).
Kapal berangkat dari Pelabuhan Gresik pada Kamis (7/8/2025) sekitar pukul 02.00 WIB.
Kapal dinakhodai oleh Arifin Yada (52), warga Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kemudian, sekitar pukul 11.00 WIB, saat melintasi Perairan Karang Jamuang peristiwa nahas itu terjadi.
Tepatnya, pada posisi 06°43’698" LS - 112°42’300" BT Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) Perairan Gresik, kapal tersebut diterjang ombak besar.
Akibatnya, dinding kapal tersebut diduga mengalami kebocoran.
Nakhoda sudah berusaha memutar haluan untuk kembali ke Pelabuhan Gresik, tetapi kapal mulai miring dan kemudian tenggelam sekitar pukul 12.00 WIB, di jarak 2 mil timur laut pengeboran lepas pantai milik PGN Saka Migas.
Kondisi tersebut membuat nakhoda maupun awak kapal berusaha menyelamatkan diri dengan mengapung menggunakan peralatan yang ada.
"Kemudian mereka ditolong oleh nelayan yang melintas di sekitar lokasi kejadian, dan selanjutnya diantar ke pengeboran Saka," ujar Kasat Polairud Polres Gresik Iptu Arifin, Jumat (8/8/2025).
Setelah itu, ketujuh penumpang kapal tersebut dievakuasi oleh Crewboat S Grace ke Pelabuhan Maspion.
Selanjutnya, anggota Satpolairud Polres Gresik dan KPLP Gresik membawa mereka ke Kantor Syahbandar Gresik untuk dimintai keterangan lebih lanjut.
"Tidak ada korban jiwa, dan seluruh kru dalam kondisi sehat,” ucap Arifin.
Selain Arifin Yada selaku nakhoda, kapal tersebut juga ditumpangi oleh Ismail (37), Muhamad Sultan Al Fauzi (35), Andi Arisandi (36), dan Rosid (40), yang keempatnya merupakan warga NTB.
Ada juga Sahbudi (34) asal Jawa Barat dan Mohamaad Tang (58) dari Bugis.
Cuaca Ekstrem
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan potensi hujan deras disertai angin kencang di sejumlah wilayah dalam sepekan ke depan, terutama di kawasan Indonesia bagian tengah hingga timur.
Dalam tiga hari terakhir, intensitas curah hujan menunjukkan angka yang mengkhawatirkan. Dikutip Tribunkalteng.com dari Tribunnews, Sabtu (09/08/2025)
Beberapa wilayah seperti Maluku tercatat mengalami hujan hingga 205,3 mm/hari, Kalimantan Barat 89,5 mm/hari, Jawa Tengah 83 mm/hari, dan Jabodetabek mencapai 121,8 mm/hari.
Kondisi ini menunjukkan bahwa fenomena cuaca ekstrem bisa tetap terjadi meskipun bukan di musim penghujan.
BMKG menjelaskan bahwa kondisi cuaca yang tidak stabil ini dipicu oleh dinamika atmosfer berskala luas hingga lokal.
Mengutip dari laman bmkg.go.id, salah satu faktor dominan adalah keberadaan Bibit Siklon Tropis 90S di Samudra Hindia barat daya Bengkulu.
Bibit ini memicu terbentuknya zona perlambatan angin (konvergensi) di sepanjang Pulau Jawa dan pesisir barat Sumatra bagian selatan, yang mendukung pertumbuhan awan hujan signifikan.
Selain itu, fenomena atmosfer seperti gelombang Madden-Julian Oscillation (MJO), Rossby Ekuator, serta gelombang Low-Frequency dan Mixed Rossby-Gravity turut memperparah kondisi.
Suhu muka laut yang hangat di beberapa perairan juga memperkaya kandungan uap air di atmosfer, memperbesar peluang terjadinya hujan deras dan badai lokal.
Bibit Siklon Tropis 90S diperkirakan belum akan berkembang menjadi siklon besar dalam waktu dekat, namun tetap memberikan pengaruh tidak langsung terhadap cuaca di Indonesia.
BMKG mencatat, sistem ini memiliki kecepatan angin maksimum 25–30 knot dengan tekanan udara minimum 1005 hPa dan bergerak ke arah selatan–barat daya.
Akibat dari sistem ini, wilayah barat daya Sumatra hingga selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) diperkirakan mengalami hujan sedang hingga lebat.
Selain itu, gelombang laut setinggi 2,5–4 meter diperkirakan muncul di Samudra Hindia barat Bengkulu hingga Lampung, serta perairan selatan Banten hingga NTT.
BMKG mengingatkan masyarakat untuk tidak hanya mewaspadai banjir akibat hujan deras, tetapi juga memperhatikan potensi kebakaran hutan dan lahan akibat musim kemarau yang belum sepenuhnya berakhir.
Kombinasi antara curah hujan tinggi dan cuaca panas kering dapat memperparah dampak di berbagai sektor, termasuk pertanian, transportasi, dan kesehatan.
Prakiraan Cuaca Sepekan ke Depan
Periode 5–7 Agustus 2025
Wilayah-wilayah yang berpotensi diguyur hujan sedang hingga lebat meliputi:
Sumatra: Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kep. Bangka Belitung, Bengkulu, dan Lampung
Jawa: Banten, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta
Kalimantan: Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara
Sulawesi dan Papua: Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan
Peringatan Siaga Hujan Lebat:
Maluku Utara
Maluku
Peringatan Angin Kencang
Jawa Timur
NTT
Periode 8–11 Agustus 2025
Cuaca cenderung lebih cerah, namun hujan sedang masih diprediksi di sejumlah daerah:
Sumatra hingga Kalimantan dan Papua: Termasuk wilayah Kep. Riau, Bengkulu, dan Papua Tengah
Peringatan Hujan Lebat
Kep. Bangka Belitung
Sulawesi Selatan
Papua Pegunungan
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan tidak menganggap enteng perubahan cuaca mendadak.
(Tribunnews/Tribunkalteng.com/kompas)