Kotim Habaring Hurung

Kepala DPKP Harapkan Bantuan Alat Pertanian Mampu Wujudkan Kotawaringin Timur Swasembada Pangan

Penulis: Pangkan B
Editor: Haryanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penyerahan bantuan alat pertanian kepada kelompok tani di Kotawaringin Timur, Kamis (19/9/2024).

TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kotawaringin Timur (DPKP Kotim) menyerahkan bantuan kepada kelompok tani (Poktan), pada Kamis (19/9/2024).

Kepala DPKP Kotim, Sepnita menjelaskan, penyerahan dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan hasil pangan.

“Kita memberikan bantuan berupa hand traktor 34 unit, kultuvator 15 unit, perpompaan irigasi 10 unit, pompanisasi 110 unit, perpipaan irigasi 1 unit, hands fryer 84, konsiler, serta peralatan pertanian lainny,” jelasnya.

Sepnita mengatakan tak hanya peralatan pertanian, pihaknya pun memberikan bantuan benih dan bibit kepada para kelompok tani.

“Saat ini Kotim menjadi salah satu wilayah penyangga pangan IKN, Pemerintah menargetkan pada 2024-2025 dapat terwujud 1 juta hektar cetak sawah, yang mana 85.000 hektar di wilayah Kotawaringin Timur,” jelasnya.

Baca juga: Serahkan Bantuan Alat Pertanian, Bupati Harapkan Kotim Jadi Penyangga Pangan Ibu Kota Nusantara

Ia mengatakan saat ini sudah lakukan identifikasi lapangan dan sebagian data ke pusat, serta minggu depan akan ada pejabat pusat yang melakukan verifikasi data yang sudah diserahkan.

“Pada 2024 kita telah melakukan optimasi lahan yang luasannya 3.528 hektar bersama Kodim 1015/Sampit, yang akan berakhir pada 30 September 2024,” ujar Kepala DPKP.

Ia berharap dengan optomasi lahan petani bisa melaksanakan pertanaman pada 2024 dan peningkatan indeks pertanaman pada 2025.

“Karena biasanya petani hanya menanam satu kali dalam setahun, dengan optimasi lahan dan bantuan alat, bisa meningkat menjadi dua kali atau tiga kali dalam setahun,” harap Sepnita.

Lebih lanjut, dirinya mengatakan pangan sedang dikembangkan, karena secara nasional sedang mengalami penurunan produktivitasnya.

“Bahkan beberapa negara yang mengekspor berasnya, menghentikan ekspor dan Indonesia tidak bisa mengimpir beras ke luar negeri,” jelasnya.

Sepnita mengatakan saat ini sudah dianggap darurat pangan dan telah diambil kebijakan untuk memaksimalkan profukticitas pada dalam negeri.

“Terutama pada wilayah Papua dan Kalimantan Tengah, karena difokuskan sebagai lumbung pangan nasional,” terangnya.

Ia menegaskan  mendukung kebijakan pemerintah pusat dengan menyediakan 1 juta hektar untuk pengembangan pangan terutama padi.

Lahan yang sudah produktif sekitar 20 ribu hektar dan dengan cetak sawah seluas 58.000 hektar.

“Saya berharap Kotim bisa swasembada pangan, memang saat ini memang masih belum swasembada pangan, namun kita terus berproses agar Kotim mencapai hal tersebut,” tutup Sepnita.

Berita Terkini