Mahasiswa itu bernama Faldy Ekal Tappe. Dia lulus dari bangku program Sarjana (S1) UKI Toraja. Dia merupakan mahasiswa angkat 2018 program studi (Prodi) Teologi, Fakultas Teologi UKI Toraja.
Sebelum lulus S1 dari UKI Toraja, Faldy Ekal mengangkat skripsi dengan judul "Eklesiologi Trinitaris One Piece: Telaah terhadap Relasi Kelompok Bajak Laut Topi Jerami dalam Anime One Piece berdasarkan Pemikiran John D. Zizioulas dalam "The One" dan "The Many".
Skripsi ini telah dipresentasikan di hadapan penguji dan dianggap telah memenuhi syarat kelulusan untuk memperoleh gelar S1. Berdasarkan pemikirian John D. Zizioulas, gereja tidak pernah ada dengan sendirinya, tetapi selalu berada di dalam relasi dan persekutuan dengan yang lain.
Hal inilah yang kemudian menjadi daya tarik bagi Faldy untuk meneliti anime One Piece, karya Eiichiro Oda, sebagai bagian dari tugas akhir akademiknya. Di mana relasi antar manusia tercermin baik dalam serial anime One Piece.
Dalam skripsinya, Faldy menjabarkan mengenai karakter anggota dalam kelompok Topi Jerami dengan keunikannya masing-masing yang kemudian bersama-sama mengarungi laut untuk mencapai mimpi mereka.
Kemudian, dia mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari dalam persekutuan gereja sebagai tubuh Kristus.
"Di mana setiap anggotanya memiliki kepribadian masing-masing yang kemudian saling menyokong dan menjalin relasi antaranggota yang kemudian bersatu dalam mewujudkan tujuan sebagai anggota tubuh Kristus," ungkap dia dalam keterangannya dari laman UKI Toraja, Selasa (18/10/2022).
Faldy menambahkan, masih banyak serial anime lain yang bisa dikaji dalam bidang teologi. "Salah satunya karya Masashi Kishimoto “Naruto” yang bisa menyadarkan musuhnya lewat ceramah," ujar dia.
Wakil Dekan Fakultas Teologi UKI Toraja, Dr. Johana Tangirerung, semua riset di Fakultas Teologi UKI Toraja memang diarahkan dengan baik, termasuk bahan One Piece yang dijadikan bahan skripsi Faldy EKal Tappe.
Hal itu dilakukan, agar mahasiswa bisa mengkaji teologi modern seperti saat ini.
"Apalagi teologi modern sangat berhubungan dengan pop-culture (budaya populer)," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunLombok.com
(TRIBUN KALTENG)