Berita Viral

Link Nonton Streaming Conclave dan Sinopsis Film Pemilihan Paus di Vatikan, Kardinal Berjuang

Berikut cara nonton dan link streaming Film Conclave, lengkap sinopsis film dengan cerita pemilihan Paus di Vatikan.

Editor: Nia Kurniawan
Laman IMDB via TribunPadang
SINOPSIS FILM - Poster film Conclave (2024). Berikut cara nonton dan link streaming Film Conclave, lengkap sinopsis film dengan cerita pemilihan Paus di Vatikan. 

TRIBUNKALTENG.COM - Berikut cara nonton dan link streaming Film Conclave, lengkap sinopsis film dengan cerita pemilihan Paus di Vatikan.

Pada Sinopsis Film Conclave menceritakan soal pemilihan Paus di Vatikan.

Ya, Film Conclave kembali diperbincangkan setelah kematian Paus Fransiskus yang baru dimakamkan pada Sabtu (26/4/2025).

Padahal film Conclave ini dirilis pada Oktober 2024 lalu.

Conclave sendiri merujuk pada pertemuan tertutup para kardinal Gereja Katolik yang diadakan untuk memilih paus baru setelah paus sebelumnya meninggal atau mengundurkan diri. 

Film ini membawa penonton ke dalam ketegangan yang terjadi di balik pintu tertutup Vatikan, di mana para kardinal berjuang untuk menentukan siapa yang akan menjadi pemimpin baru Gereja Katolik.

Conclave juga kembali ditayangkan di bioskop Indonesia mulai Sabtu (26/4/2025).

Penayangan kembali Conclave diumumkan oleh beberapa jaringan bioskop di Indonesia, yakni Cinema XXI, Cinépolis Cinemas Indonesia, dan CGV.

Sinopsis singkat film "Conclave"

Conclave mengisahkan tentang proses pemilihan paus setelah paus yang sedang menjabat meninggal dunia. 

Dalam film ini, para kardinal berkumpul untuk memilih paus baru dalam sebuah konklaf yang penuh dengan ketegangan dan intrik.

Empat kandidat utama muncul dengan latar belakang yang sangat berbeda pertama adalah Bellini, seorang liberal yang sejalan dengan paus sebelumnya.

Lalu ada Adeyemi, seorang progresif ekonomi dengan pandangan konservatif sosial, yang ke-tiga Tremblay, seorang konservatif utama dan Tedesco, seorang reaksioner yang ingin mengubah kebijakan Gereja secara drastis.

Lawrence seorang Kepala Dewan Kardinal yang awalnya tidak ingin terlibat dalam pemilihan ini, mulai menjadi pusat perhatian setelah berbagai rahasia terungkap, termasuk skandal politik dan moral yang mengancam beberapa kandidat.

Dalam perjalanan pemilihan, Lawrence menemukan bukti praktik suap dan manipulasi suara yang melibatkan beberapa kandidat utama, termasuk Tremblay. 

Setelah berbagai pertempuran politik dan pengkhianatan, para kardinal akhirnya memilih Benitez, seorang uskup dari Kabul, sebagai paus baru.

Benitez, yang tidak pernah dianggap sebagai kandidat utama, mengejutkan semua orang dengan latar belakang pribadinya yang unik. 

Namun, sebelum pemilihan diumumkan secara resmi, Lawrence mengetahui sebuah rahasia besar tentang Benitez yang bisa mengguncang Gereja Katolik jika terungkap.

Meski begitu, Lawrence memutuskan untuk menjaga rahasia tersebut demi menghormati paus sebelumnya yang telah mempercayakan tugas ini padanya.

Film ini menampilkan ketegangan antara politik dan moral dalam Gereja Katolik, serta menggambarkan betapa rumitnya pemilihan paus yang melibatkan pengkhianatan, keputusan sulit, dan pergulatan kekuasaan di balik layar. 

Berikut link streaming film Conclave yang ditayangkan di Apple TV+ lengkap dengan subtitle Bahasa Indonesia.

LINK Nonton

250 Ribu Umat Mengiringi Paus Fransiskus

Lautan manusia memadati Vatikan selama tiga hari terakhir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Paus Fransiskus.

Lebih dari 250.000 pelayat dari umat biasa hingga pemimpin dunia, bergantian menundukkan kepala di hadapan peti jenazah sang pemimpin Gereja Katolik yang wafat pada usia 88 tahun.

Persemayaman publik di Basilika Santo Petrus ditutup pada Jumat (25/4/2025) waktu setempat, sehari menjelang pemakaman kenegaraan.

Diketahui pemakaman yang akan digelar di Lapangan Santo Petrus dan pemakaman privat di Basilika Santa Maria Maggiore, lokasi yang dipilih sendiri oleh Paus Fransiskus.

Pemimpin Dunia Hadir, Tapi yang Menggetarkan Justru yang Terpinggirkan

Sebanyak 164 delegasi dari berbagai negara telah dikonfirmasi hadir dalam upacara pemakaman, termasuk 54 kepala negara dan 12 bangsawan.

Nama-nama besar seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden Argentina Javier Milei, Presiden Prancis Emmanuel Macron, hingga Raja Felipe VI dan Ratu Letizia dari Spanyol tercatat dalam daftar tamu.

Namun, sesuai dengan semangat kerendahan hati yang ia wariskan, penghormatan paling menyentuh justru akan datang dari kelompok orang miskin dan terpinggirkan.

Mereka akan menyambut peti jenazah Paus Fransiskus di basilika tempat ia akan dimakamkan — sebagai bentuk penghormatan terakhir dari orang-orang yang paling ia cintai.

Antrean Panjang dan Doa yang Tak Habis

Antrean panjang para pelayat membentang selama tiga hari penuh.

Banyak yang rela menunggu berjam-jam, bahkan semalaman, hanya untuk menatap wajah terakhir sang Paus. 

Salah satunya adalah Suster Angele Bilegue yang mengaku sudah tiga kali datang — termasuk saat peti jenazah disemayamkan di kediaman pribadi Paus di Santa Marta.

“Dia sahabatku. Jadi aku datang satu kali lagi untuk mengucapkan selamat tinggal,” ucapnya sambil menahan tangis.

Sosok Paus Fransiskus terbaring dalam jubah merah, mengenakan mitra uskup dan menggenggam rosario.

Namun yang paling menyentuh hati banyak orang adalah sepasang sepatu hitam tuanya yang tampak lusuh — simbol kehidupan sederhana yang ia jalani hingga akhir hayat.

Kesaksian dan Penyesalan Seorang Umat

Duka mendalam juga datang dari warga Roma, seperti Aurelia Ballarini (72) yang merasa kehilangan figur “kakek spiritual”, dan Francesca Codato (78), pensiunan pramugari yang datang untuk memohon maaf.

“Saya dulu mengabaikannya karena terlalu mengagumi Paus Yohanes Paulus II,” kata Codato.

“Tapi sekarang saya sadar, dia adalah pribadi luar biasa yang dekat dengan orang kecil. Saya merasa bersalah. Saya datang untuk meminta maaf.”

Dimakamkan dalam Kesederhanaan, Diingat Dunia dengan Cinta

Peti jenazah Paus Fransiskus akan dimakamkan secara privat di belakang pembatas kayu dalam Basilika Santa Maria Maggiore.

Di tempat itu, ia ingin beristirahat dekat dengan ikon Maria yang selama ini menjadi sumber kekuatannya dalam doa.

Batu nisannya sederhana, sesuai wasiatnya, hanya satu kata terukir dalam bahasa Latin: Franciscus.

Sementara para kardinal belum akan memulai konklaf hingga setidaknya 5 Mei mendatang, Vatikan memastikan suasana internal gereja masih dalam tahap diskusi awal, belum pada pengambilan keputusan soal siapa yang akan menjadi penerus takhta Santo Petrus.

Keamanan Ketat, Doa Tak Bertepi

Italia mengerahkan 2.500 polisi dan 1.500 tentara untuk menjaga keamanan pemakaman.

Kapal angkatan laut bersenjata siaga di perairan, jet tempur disiapkan, dan sekitar 300.000 orang diperkirakan akan memadati rute sejauh 4 kilometer dari Vatikan menuju tempat pemakaman.

Meski telah tiada, warisan Paus Fransiskus akan terus hidup — dalam doa, dalam kenangan, dan dalam setiap senyum orang kecil yang dulu ia peluk dengan kasih.

(Tribunkalteng.com/Tribungorontalo)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved