Tausiah Menteri Agama
Merawat Kemabruran Puasa dari Syari'ah ke Hakikat oleh Menteri Agama Prof Dr KH Nasaruddin Umar
Barangsiapa yang berfikih tanpa bertasawuf maka ia zindiq, dan barangsiapa yang menggabungkan keduanya maka ia mencapai puncak kebenaran).
Editor:
Haryanto
Namun kita juga harus hati-hati karena banyak aliran tertentu yang cenderung dipertanyakan keabsahan dan kemuktabarahannya menggunakan istilah tarekat.
Jika ingin bertarekat, kita dianjurkan untuk memilih tarekat yang betul-betul ajarannya bersumber dari Al-Qur'an dan hadis.
Tarekat seperti ini biasa disebut dengan tarekat mu'tabarah, suatu tarekat yang tidak diragukan ajarannya.
Tareka yang tidak populer (gair mu'tabarah) belum tentu salah atau sesat. Namun kita harus hati-hati.
Kita harus melihat secara kritis dan memastikan substansi ajarannya tidak bertentangan dengan ajaran Alquran dan Hadis.
Berita Terkait: #Tausiah Menteri Agama
| Merawat Kemabruran Puasa dari Religiousness dan Religious Mindedness oleh Menteri Agama |
|
|---|
| Merawat Kemabruran Puasa dari Meditasi ke Khalwat oleh Menteri Agama Prof Dr KH Nasaruddin Umar |
|
|---|
| Merawat Kemabruran Puasa dari Salam, Islam dan ke Istislam oleh Menteri Agama |
|
|---|
| Merawat Kemabruran Puasa dari Sufi Palsu ke Sufi Sejati oleh Menag Prof Dr KH Nasaruddin Umar |
|
|---|
| Merawat Kemabruran Puasa dari Wirid ke Warid oleh Menteri Agama Prof Dr KH Nasaruddin Umar |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.