Berita Palangkaraya

Pasar Wadai Ramadan di Masjid Agung Kubah Kecubung Darurrahman Minim Penjual dan Sepi Pembeli

Pasar Wadai Ramadan 2025 yang berada di samping Masjid Agung Kubah Kecubung Darurrahman Palangka Raya, Kalteng terpantau sepi pembeli, dan penjual

Penulis: Herman Antoni Saputra | Editor: Sri Mariati
Tribunkalteng.com/Herman Antoni Saputra
RAMADAN - Suasana Pasar Takjil Ramadan yang berada di samping Masjid Agung Kubah Kecubung Darurrahman Palangka Raya, Kalteng terpantau sepi pembeli, Minggu (9/3/2025), Pukul 16.00 WIB. (Tribunkalteng.com/Herman Antoni Saputra). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKA RAYA - Hari ke sepuluh puasa, Pasar Wadai Ramadan 2025 yang berada di samping Masjid Agung Kubah Kecubung Darurrahman Palangka Raya, Kalteng terpantau sepi pembeli, Minggu (9/3/2025), pukul 16.00 WIB. 

Dari pantauan di lapangan, terlihat Pasar Wadai Ramadan 2025 yang digelar oleh Pemkot Palangka Raya ini semakin hari, malah semakin berkurang penjual nya.

Dari puluhan stand yang disediakan oleh panitia, beberapa lapak diantaranya terpantau sudah tutup atau kosong.

Hal tersebut disinyalir imbas dari sepinya pembeli yang terus merosot hingga di hari ke sepuluh ini.

Selain sepi, pasca cuaca hujan yang melanda Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah ini juga diduga berdampak pada daya beli masyarakat. 

Peristiwa ini tentunya sangat merugikan para pedagang yang berada di stan penjualan aneka takjil.

Rahmah, satu diantara pedagang takjil mengatakan, berbeda dari hari pertama dan kedua, hari ketiga hingga hari ini daya beli masyarakat menurun. 

"Terus menurun (pembeli), cuma dihari pertama dan kedua kemaren yang rame omzet bisa sampai Rp 500 ribu, kalo sekarang cuma Rp 200 ribu aja," ujar Rahmah. 

Kata dia, bahkan tiga hari terakhir banyak aneka dagangannya yang tersisa, tak habis terjual. 

Sehingga ia harus merelakan dagangannya diberikan secara cuma-cuma kepada jemaat yang beribadah di Masjid Agung Kubah Kecubung Darurrahman yang ingin sholat. 

Sementara, pedagang lain yang bernama Nurhayati mengatakan bulan Ramadan kali ini, menjadi tahun paling sepi selama ia berjualan di Pasar Takjil Ramadan. 

"Sepi dari tahun kemarin, sepi sampai 40 persen (penurunan daya beli), saya jualan dari tahun 2019 dan ini yang paling sepi," kata Nurhayati. 

Nurhayati mengatakan, selain membuat sendiri kue yang dijual juga merupakan titipan pedagang lain.

"Jual punya orang juga. Jumlah kue lumayan banyak, kadang lumayan banyak yang pulang. (sepi) mungkin karena pendapatan orang berkurang, saat ini," bebernya. 

Lebih lanjut, ia mengatakan jika sepinya pembeli ini masih berlanjut, ia terpaksa untuk berhenti berjualan di lokasi yang berada tepat di dekat Bundaran Burung, Palangka Raya

"Kalo begini terus saya bisa gak jualan lagi, karena meminimalisir kerugian," tutup Nurhayati.

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved