Berita Palangkaraya

357,28 Hektare Lahan Gambut Terbakar di Kalteng, Peneliti UPR dan Walhi Ungkap Penyebab dan Solusi

Penyebab kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Kalimantan Tengah diungkap peneliti UPR dan Walhi, simak solusi agar tak terjadi Karhutla

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Nur Aina
ISTIMEWA
Kebakaran yang terjadi di Kelurahan Bukit Batu Palangkaraya, Kalteng, beberapa waktu yang lalu. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Kalimantan Tengah (Kalteng) sedang menghadapi bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Hampir setiap tahun lahan gambut di Kalteng terbakar ketika memasuki musim kemarau.

Tahun lalu, ribuan hektare lahan terbakar, sedangkan kini hingga 28 Juli 2024 luas Karhutla di Kalteng mencapai 357,28 hektare.

Peneliti dari Laboratorium Alam Hutan dan Gambut (LAHG) Universitas Palangkaraya (UPR), Kitso Kusin menjelaskan, karakteristik lahan gambut adalah selalu basah dan lembab sepanjang tahun.

Kondisi lahan gambut yang lebih cepat mengering seperti yang terjadi sekarang membuatnya lebih mudah terbakar.

Kitso menerangkan, penyebabnya perubahan fungsi lahan gambut menjadi perkebunan, pertanian, infrastruktur dan pemanfaatan lain akan membuat kanal atau parit yang dapat menurunkan muka air tanah gambut.

"Akibatnya gambut akan kering dan mudah terbakar," kata Kitso, Selasa (30/7/2024).

Baca juga: Prakiraan Cuaca Kalteng, BMKG Sebut Hujan Deras di Palangkaraya Bisa Minimalisir Karhutla

Masyarakat sering diingatkan untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar.

Banyak spanduk dan baliho tentang peringatan sanksi jika membakar lahan yang terpasang di Palangkaraya.

Lebih lanjut, Kitso mengungkapkan bahwa masyarakat lokal di Kalteng tidak pernah memanfaatkan lahan gambut untuk pertanian.

"Mereka mengerti tanah yang subur dan tidak subur, masyarakat lokal hanya membakar lahan di tanah mineral untuk menanam padi ladang," ujarnya.

Kitso menyebut, untuk mencegah kebakaran di lahan gambut diperlukan pembasahan sesuai dengan karakteristiknya yang selalu basah dan lembab.

"Sesuai dengan karakteristiknya gambut akan selalu basah dan lembab, jadi caranya agar tidak terbakar adalah pembasahan gambut," jelasnya.

Kiston kemudian memberikan solusi agar lahan gambut tetap basah.

Menurutnya, lahan gambut di Kalteng diperlukan penutupan kanal, penanaman kembali, serta merestorasi daerah-daerah yang rawan kebakaran.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved