Berita Palangkaraya

Kalteng Memasuki Masa Pancaroba, Peralihan Musim Penghujan ke Kemarau Karhutla Jadi Ancaman

Provinsi Kalimantan Tengah saat ini memasuki masa pancaroba yakni peralihan musim dari musim penghujan ke musim kemarau.

Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Fathurahman
BPBD Katingan unutk tribunkalteng.com
Ketinggian banjir di Katingan Kalteng mencapai pinggang orang dewasa. Banjir di wilayah Kalteng diprediksi meningkat karena masih diguyur hujan tiga hari ke depan, Kamis (30/5/2024). 

TRIBUNKALTENG.COM,PALANGKARAYA - Provinsi Kalimantan Tengah saat ini memasuki masa pancaroba yakni peralihan musim dari musim penghujan ke musim kemarau.

Memasuki musim peralihan atau masa pancaroba dari musim penghujan yang menyebabkan banjir kepada musim kemarau yang bisa menyebabkan terjadinya kebakaran lahan dan hutan atau karhutla.

Berdasarkan data dari BPBD Kalteng sejak 1 Januari hingga 29 Mei 2024 setidaknya 444 hotspot atau titik panas yang tercatat.

Selain itu, BPBD Kalteng juga mencatat sebanyak 51 kejadian kebakaran hutan dengan luas mencapai 72,51 hekatare.

Kalaksa BPB-PK Kalteng, Ahmad Toyib membenarkan informasi tersebut.

"Data yang di update per 29 Mei 2024 pukul 20.00 WIB," ungkap Toyib, Kamis (30/5/2024).

Toyib mengungkapkan pada 29 Mei 2024 hanya satu titik panas yang masuk dalam pantauan BPBD Kalteng.

Tak hanya Karhutla, saat ini empat Kabupaten di Kalteng sedang terendam banjir. Ketinggian permukaan air juga terus meningkat.

Toyib mengungkapkan empat kabupaten tersebut di antaranya Kotawaringin Timur, Seruyan, Lamandau, dan Katingan.

"Ada 10 kecamatan serta 61 kelurahan dan desa yang terendam," sambung Toyib.

Banjir tersebut berdampak pada 7.858 jiwa serta merendam 1.151 unit rumah dan 46 fasilitas umum.

Hingga saat ini sejumlah wilayah Kalteng sudah dua kali menghadapi bencana banjir padahal baru memasuki pertengahan 2024.

Banjir juga masih berpotensi lebih parah dan meluas ke sejumlah wilayah lain di Kalteng mengingat saat ini sedang dalam masa peralihan musim.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG Palangkaraya memperkirakan fenomena El Nino bakal menuju netral pada periode Mei-Juli 2024.

Setelahnya, fenomena suhu lautan pasifik itu bakal berganti menuju fase La Nina pada triwulan berikutnya.

La Nina berpotensi membuat intensitas curah hujan meningkat. Hal itu juga berlaku hampir di seluruh wilayah Kalteng.

Prakirawan BMKG Palangkaraya, Alfandy menjelaskan daerah perlambatan kecepatan angin (konvergensi) terpantau dari Kalteng hingga Kaltara.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar daerah tersebut.

Lebih lanjut, Alfandy menerangkan kondisi kelembapan udara pada lapisan bawah
hingga atas relatif basah.

Baca juga: Banjir Katingan Kalteng Meluas Hingga Enam Kecamatan, Sebanyak 18.287 Jiwa Terdampak

"Dan, kondisi labilitas atmosfer yang cukup labil juga dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Kalteng," lanjutnya.

Selama tiga hari ke depan Kalteng diperkirakan akan diguyur hujan sedang hingga lebat yang dapat disertai petir/kilat dan angin kencang.
"Untuk potensi hujan tiga hari kedepan masih berpotensi di sebagian besar wilayah kalteng," jelas Alfandy

Alfandy mengatakan hujan tersebut berpotensi menambah tinggi permukaan air di wilayah Kalteng yang masih tergenang. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved