Sejarah Singkat Terjadinya Peristiwa Isra Miraj, Lengkap Ucapan Memperingati 27 Rajab 1445 Hijriah

TRIBUNKALTENG.COM - Mari mengulas sejarah singkat mengenai terjadinya peristiwa Isra Miraj Nabi Muhammad Saw.

Selain sejarahnya, Tribunkalteng.com juga menyajikan ucapan memperingati 27 Rajab 1445 Hijriah.

Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa penting yang diperingati setiap 27 Rajab.

Baca juga: Gratis 10 Link Twibbon dan Ucapan Memperingati Isra Miraj 2024, Lengkap Cara Pasang di WA - IG

Baca juga: Kumpulan Ucapan dan Link Twibbon Isra Miraj 2024, Berikut Tutorial Pasang di Media Sosial

Adapun 27 Rajab 1445 H jatuh pada hari ini, Kamis 8 Februari 2024.

Lantas mengapa setiap 27 Rajab menjadi peringatan Isra Miraj?

Melansir melalui buku Dr. Syofyan Hadi berjudul Kisah Isra dan Miraj Nabi Muhammad Saw, berikut sejarah singkat terjadinya peristiwa Isra Miraj yang diperingati setiap 27 Rajab.

Hal yang memicu terjadinya peristiwa Isra dan Miraj yaitu sebagai bentuk tasliyah (hiburan) yang Allah SWT berikan kepada kekasihnya (Nabi Muhammad SAW).

Itu karena Nabi Muhammad Saw ditinggal oleh dua orang yang dicintainya yaitu Khadijah sang istri dan Abu Thalib sang paman.

Peristiwa ini tepatnya terjadi pada tahun ke-11 dari kenabian (Nabi Muhammad SAW saat itu berumur 51 tahun) atau biasa disebut dengan ‘amul huzn (tahun kesedihan).

Baca juga: Kalender 2024, Rincian Tanggal Merah di Februari Ada Isra Miraj, Imlek hingga Pemilu

Dalam sebuah malam selepas sholat isya Rasulullah SAW beristirahat sejenak sambil berbaring di Masjidil Haram.

Kemudian beliau didatangi malaikat Jibril dan dada beliau di belah.

“Lalu hatiku dikeluarkan dan dicuci dengan air ZAM ZAM, kemudian dikembalikan ke tempatnya den memenuhinya dengan iman dan hikmah”. (HR Bukhari)

Setelah itu, di datangkanlah buraq yang menjadi kendaraan beliau sewaktu isra.

Buraq satu akar kata dengan barq yang artinya kilat.

“Didatangkan kepadaku Buraq-yakni seekor tunggangan berwarna putih, tinggi, lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari bighal, ia meletakkan langkahnya sejauh pandangannya”. (HR Muslim)