Berita Kalteng

BP-BPK Mecatat Tahun 2023 Karhutla di Kalteng 3230 Kali, Lahan Terbakar Capai 9136,81 Hektare

Ancaman kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla di Kalteng masih menghantui warga Bumi Tambun Bungai, karena masih berpotensi meluas.

Penulis: Devita Maulina | Editor: Fathurahman
ISTIMEWA
Masyarakat diimbau tetap waspada dengan dampak Karhutla di Kalteng yang berpotensi masih terus bisa meluas.Karena belum ada tanda-tanda turun hujan sehingga lahan dan hutan masih rawan terbakar. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Ancaman kebakaran hutan dan lahan atau Karhutla di Kalteng masih menghantui warga Bumi Tambun Bungai.

Masyarakat diimbau tetap waspada dengan dampak Karhutla di Kalteng yang berpotensi masih terus meluas.

Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran atau BP-BPK Kalteng mencatat sejak 1 Januari hingga 2 Oktober 2023 sudah 9136,81 hektare lahan maupun hutan yang terbakar dalam 3230 kejadian.

“Memang kondisi Karhutla di Kalteng secara umum masih mengalami eskalasi (penambahan) kejadian. Kondisi ini juga dipengaruhi struktur lahan di beberapa daerah yang didominasi lahan gambut, sehingga penanganannya tidak bisa hanya 1 kali, terkadang di satu lokasi saja kami perlu waktu berhari-hari untuk menanganinya,” kata Kepala Pelaksana BP-BPK Kalteng, Ahmad Toyib, Selasa (03/10/2023).

Baca juga: Viral, Dipukuli Secara Brutal Hingga Minta Ampun, Bocah Kuningan Jawa Barat Jadi Korban Perundungan

Baca juga: Berkas Acara Pemeriksaan Lengkap, Tersangka Penggelapan Motor Dilimpahkan Ke Kejari Palangkaraya

Baca juga: Gempa Terkini Selasa 3 Oktober 2023, Magnitudo 4,0 SR Guncang Halmahera Timur Maluku Utara

Ia menyampaikan, peningkatan kasus Karhutla di Kalteng tersebut mulai terlihat sejak bulan Juli 2023 dengan total luas lahan yang terbakar 1411,24 hektare, kemudian terus meningkat di bulan Agustus 2845,69 hektare, September 3264,44 hektare.

Ada beberapa daerah yang menjadi perhatian khusus pihaknya dalam penanggulangan karhutla, yakni Kabupaten Kotawaringin Timur, Pulang Pisau, Kapuas, Barito Selatan, dan Kota Palangkaraya. 

Sebab, di daerah-daerah tersebut berdasarkan pantauan dan evaluasi Satgas Karhutla Provinsi Kalteng dalam beberapa hari terakhir terjadi kenaikan jumlah kejadian setiap harinya dan karena daerah-daerah tersebut terdapat banyak lahan gambut. 

Sedangkan, karakteristik tanah gambut yang terdiri dari timbunan material organik akan sangat mudah terbakar dalam kondisi kering, namun sangat sulit untuk dipadamkan.

Sering kali, walau bagian permukaan tampak sudah padam, tapi di bagian dalam tanah masih menyimpan sisa api yang sewaktu-waktu bisa membara kembali. Sehingga, perlu penanganan ekstra.

“Kami sulit untuk mendeteksi pergerakan api di dalam tanah, sehingga bisa jadi setelah kami melakukan penanganan dari siang hingga malam, tapi besok pagi api bisa menyala kembali. Untuk itu, teman-teman di lapangan yang merupakan gabungan dari elemen terkait terus berupaya maksimal, setelah satu hari pemadaman besoknya akan dilakukan patroli kembali di lokasi yang sama,” tuturnya.

Selain kendala lahan gambut, pihaknya juga dihadapkan dengan berbagai kendala lain dalam upaya penanggulangan karhutla. Antara lain, kesulitan sumber air untuk pemadaman, kurangnya personel seiring dengan meluasnya lahan yang terbakar, serta semakin kurangnya jarak pandang atau visibilitas yang membuat Satgas udara tidak bisa melakukan Water Bombing.

Belajar dari pengalaman musibah karhutla di tahun 2015 dan 2019, solusi paling efektif untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan turunnya hujan.

Namun, saat ini upaya yang bisa dilakukan hanyalah memaksimalkan penanggulangan melalui jalur darat maupun udara. 

Ia menambahkan, dalam upaya penanggulangan karhutla tim Satgas tingkat Provinsi Kalteng telah mengaktifkan posko darurat karhutla sejak Mei 2023 lalu, tepatnya sejak siaga darurat karhutla ditetapkan.

Namun, memang posko ini sifatnya untuk back-up Satgas di tingkat Kabupaten/Kota.

Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran atau BP-BPK Kalteng mencatat sejak 1 Januari hingga 2 Oktober 2023 sudah 9136,81 hektare lahan maupun hutan yang terbakar dalam 3230 kejadian.
Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran atau BP-BPK Kalteng mencatat sejak 1 Januari hingga 2 Oktober 2023 sudah 9136,81 hektare lahan maupun hutan yang terbakar dalam 3230 kejadian. (ISTIMEWA)

Karena posko tersebut berada di Kota Palangkaraya, maka Satgas Provinsi Kalteng fokus pada kejadiandi wilayah Kota Palangkaraya.

Tapi, jika kabupaten juga membutuhkan maka pihaknya siap mengerahkan personel, contohnya dalam 2 minggu terakhir Posko Satgas Provinsi Kalteng dikerahkan untuk membantu penanganan Karhutla di Tumbang Nusa, Kabupaten Pulang Pisau.

Adapun, untuk rincian data karhutla di wilayah Kalteng dari 1 Januari hingga 2 Oktober 2023 dimulai dari urutan luas lahan yang paling banyak terbakar antara lain sebagai berikut;

Kabupaten Kotawaringin Barat 1232,815 hektar dari 126 kejadian.
Kabupaten Seruyan 1717, 552 hektar dari 281 kejadian.
Kabupaten Kapuas 1166,81 hektar dari 376 kejadian.
Kabupaten Barito Selatan 1136,685 hektar dari 346 kejadian.
Kabupaten Pulang Pisau 844,5751 hektar dari 419 kejadian.
Kabupaten Kotawaringin Timur 831,056 hektar dari 489 kejadian.
Kota Palangkaraya 771,685 hektar dari 544 kejadian.
Kabupaten Katingan 443,9537 hektar dari 227 kejadian.
Kabupaten Gunung Mas 352,26 hektar dari 21 kejadian.
Kabupaten Sukamara 327,1515 hektar dari 98 kejadian.
Kabupaten Barito Utara 188,755 hektar dari 224 kejadian.
Kabupaten Barito Timur 89,48 hektar dari 43 kejadian.
Kabupaten Lamandau 18,1959 hektar dari 21 kejadian.
Kabupaten Murung Raya 15,83 hektar dari 15 kejadian.
Caption. IST BP-BPK Kalteng
Upaya pemadaman Karhutla di Kalteng yang dilakukan oleh personel BP-BPK Kalteng di Kecamatan Sebangau, Kota Palangkaraya, 2 Oktober 2023. (*)

 

 

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved