Berita Palangkaraya

Disdik Kota Palangkaraya Siapkan Sistem Belajar Secara Daring, Jika Kualitas Udara Makin Buruk

Disdik Kota Palangkaraya menyiapkan sistem belajar daring, jika Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU) berstatus Berbahaya.

Penulis: Lidia Wati | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com / lidia wati
Sekretaris Disdik Kota Palangkaraya Aprae Vico Ranan, di Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya, Kamis (31/8/2023). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Disdik Kota Palangkaraya menyiapkan sistem belajar daring, jika Indek Standar Pencemaran Udara (ISPU) berstatus Berbahaya.

Kebakaran lahan yang terjadi secara sporadis membuat udara Kota Palangkaraya tercemar kabut asap mendapat perhatian Disdik Kota Palangkaraya.

Beberapa kali Indeks Standar Pencemaran Udara atau ISPU mendeteksi udara tidak sehat bahkan sempat mencapai level sangat tidak sehat, ini menjadi pemantauan Disdik Kota Palangkaraya.

Kondisi udara tercemar kabut asap tersbebut, tentunya bisa mengganggu kesehatan makhluk hidup, sehingga mendapat perhatian pihak Disdik Kota Palangkaraya.

Baca juga: Germpa Terkini Kamis 31 Agustus 2023 Sore, Magnitudo 2,9 SR Baru Saja Guncang Pesisir Barat Lampung

Baca juga: Nekat Jual Barang Curian di Facebook, Pelaku Pencurian di Rumah Kosong Diringkus Polres Kubu Raya

Baca juga: LKPP Buka Lowongan Kerja Terbaru Untuk Lulusan S1,  Pendaftaran Dibuka Hingga 6 September 2023

Jika kondisi ini terus berlanjut dan kabut semakin pekat, Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya mengimbau pihak sekolah dan siswa menggunakan masker.

Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya Aprae Vico Ranan,mengatakan, kualitas udara di Kota Palangkaraya disetiap titiknya berbeda tergantung kejadi karhutla di wilayah masing-masing.

"Jadi secara lisan kita juga terus mengimbau peserta didik dan guru-guru yang memang benar-benar terdampak dari pada Karhutla ini untuk menggunakan masker," katanya, Kamis (31/8/2023).

Ia mengungkapkan, pihaknya saat ini sedang menunggu DLH Kota Palangaraya terkait data kondisi kualitas udara di Kota Palangkaraya.

Nanti hasil dari DLH Kota Palangkaraya itu kami akan mengkaji apabila itu sudah masuk ke dalam kualitas udara yang mengkhawatirkan, nanti kita akan mempertimbangkan sistem pembelajaran peserta didik," katanya.

Ia mengungkapkan, jika pun hasilnya nanti membuat peserta didik harus belajar dari rumah, pihaknya sudah siap karena guru-guru sudah terlatih dengan sistem pembelajaran daring.

"Jadi memang data ISPU ini fluktuatif dan berubah setiap harinya terkait Karhutla yang terjadi. Jadi kita memang ingatkan ke satuan pendidikan karena masing-masing sekolah itu pasti berbeda," ujarnya.

Ia menyebutkan misalnya kondisi kualitas udara di Jekan Raya itu bisa saja berbeda dengan kualitas udara yang ada di Sabangau.

"Sehingga kita tidak bisa mengambil kebijakan pukul rata karena di masing-masing wilayah itu berbeda-beda, jadi kita juga ingatkan kepada masing-masing kepala sekolah agar mereka lebih peduli melihat kondisi di lingkungan sekolahnya," tuturnya.

Sehingga nanti kebijakannya akan berbeda untuk setiap wilayah tergantung bagaimana kualitas udara dimasing-masing sekolah.

"Jika ada sekolah yang lingkungan dengan kualitas udara yang berbahaya maka itu bisa menjadi parameter kepala sekolah apakah mengambil sistem pembelajaran daring atau tetap tatap muka," ucapnya.

Ia menuturkan pihaknya akan melihat data dari DLH Kota Palangkaraya terlebih dahulu, sehingga pihaknya akan mengambil langkah terkait sistem pembelajaran. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved