Jelang Tabligh Akbar Habib Umar

Profil Ulama Habib Umar bin Hafidz, 23 Agustus Tabligh Akbar di Stadion Tuah Pahoe Palangkaraya

Tabligh Akbar Habib Umar bin Hafidz akan berlangsung di Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, Rabu (23/8/2023)

|
Editor: Dwi Sudarlan
ALA NU/Tribun Timur
Habib Umar bin Hafidz yang akan mengisi Tabligh Akbar di Palangkaraya, Kalteng, 23 Agustus 2023. 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Puluhan ribu bahkan sangat mungkin ratusan ribu warga Kalimantan Tengah (Kalteng) diperkirakan akan menghadiri Tabligh Akbar Habib Umar bin Hafidz.

Kabar Tabligh Akbar Habib Umar bin Hafidz yang akan berlangsung di Stadion Tuah Pahoe, Palangkaraya, Rabu (23/8/2023) ini Viral di Medsos.

Rencananya Tabligh Akbar dengan menghadirkan ulama besar Tarim, Hadramaut, Yaman itu bakal berlangsung sore hari seusai Sholat Asar.

Ini bukan kali pertama Habib Umar bin Hafidz datang ke Bumi Tambun Bungai.

Baca juga: Bulan Agustus 2023, Habib Umar Bin Hafidz Dijadwalkan Hadiri Tabligh Akbar di Palangkaraya Kalteng

Pada 2019, juga penahmengisi Tabligh Akbar di lapangan Lapangan Sanaman Mantikei, Palangkaraya.

Saat itu hadir setidaknya 50 ribu warga Kalteng.Sugianto Sabran.

Beberapa hari lalu, Gubernur Kalteng H Sugianto Sabran memastikan kehadiran ulama yang kerap berdakwah ke berbagai negara tersebut.

Dia mengungkapkan, pada Tabligh Akbar Habib Umar bin Hafidz tersebut juga akan dilakukan doa bersama untuk kelancaran dan kedamaian dalam rangkaian kegiatan Pemilu 2024.

Sementara Sekdaprov Kalteng, H. Nuryakin mengungkapkan, selain mengisi Tabligh Akbar, Habib Umar bin Hafidz direncanakan juga melakukan peletakan batu pertama pembangunan pondok pesantren di kawasan Jalan Tjilik Riwut.

Berikut Profil Habib Umar bin Hafidz

Habib Umar bin Hafidz adalah seorang ulama terkemuka, guru, dan pembaru Islam yang lahir di Tarim,  Hadramaut, Yaman pada 27 Mei 1963.

Ia berasal dari keluarga ulama berpengaruh dan diyakini masih keturunan Nabi Muhammad SAW dari Husain bin Ali.

Sang ayah yang bernama Muhammad bin Salim bin Hafiz adalah seorang mufti di Tarim.

Karena itu pula, sejak kecil Habib Umar telah dibimbing untuk menghafal Al Quran dan belajar banyak ilmu Islam oleh keluarganya.

Selain belajar dari sang ayah, Habib Umar berada di bawah bimbingan banyak habib terkemuka.

Pada usia 15 tahun, Habib Umar sudah dipercaya untuk mengajar, di samping terus belajar dari para gurunya.

Pada 1981, ketika usianya 17 tahun, Habib Umar bin Hafidz pindah ke Kota Al-Bayda.

Hal itu dilakukan di tengah kacaunya situasi di Tarim akibat persekusi yang dilakukan oleh rezim komunis kepada para ulama.

Di Al-Bayda, Habib Umar masih terus belajar kepada guru baru sambil melakukan dakwah.

Di kota ini, dakwah Habib Umar dapat dilakukan secara lebih leluasa.

Ia pun membuat forum kajian yang menarik perhatian para pemuda di Kota Al-Bayda, Al Hudaydah, dan Ta'izz.

Selama tinggal di Al-Bayda, Habib Umar secara rutin pergi ke Ta'izz dan Hijaz di Arab Saudi untuk belajar kepada para habib terkemuka.

Setelah jatuhnya rezim komunis pada 1990 yang membuat Yaman Utara dan Selatan bersatu, Habib Umar sempat kembali ke Tarim.

Namun, ia memilih tinggal di Salalah selama satu tahun, sebelum akhirnya pindah ke Ash Shihr.

Perjalanan Dakwah

Pada 1994, Habib Umar bin Hafidz kembali ke kampung halamannya di Tarim.

Ia kemudian mendirikan pondok pesantren Darul Mustafa, yang menarik minat para santri dari Tarim dan beberapa wilayah Yaman. 

Dalam perjalanannya, banyak santri dari Asia Tenggara yang juga memilih menuntut ilmu di Darul Mustafa, yang baru resmi dibuka pada 1997.

Dengan semakin banyaknya santri, akhirnya dibuka Darul Zahra pada 2001 bagi santri perempuan.

Selain itu, Darul Mustafa juga membuka cabang di beberapa kota di Yaman dan Asia Tenggara.

Seiring dengan berkembangnya pesantran Darul Mustafa, Habib Umar juga semakin aktif melakukan dakwahnya secara global.

Wilayah dakwahnya tidak hanya terbatas di negara-negara Arab dan Timur Tengah, tetapi juga sejumlah negara Eropa, Australia, dan Asia Tenggara.

Di Indonesia, Habib Umar bin Hafidz telah melakukan dakwah rutin sejak 1994.

Habib Umar bahkan merintis lahirnya Majelis Al-Muwasholah Bayna Ulama Al Muslimin atau Forum Silaturrahmi antarulama, yang membuat intensitas kedatangannya semakin sering.

Selain berdakwah di berbagai kota seperti Jakarta, Bandung, Cirebon, hingga Kalimantan, Habib Umar juga mengajar di pondok pesantren Nahdlatul Ulama (NU).  

 

 

( Kompas.com / Tribunkalteng.com )

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved