Berita Palangkaraya

Kisah Penangkal Api Sucipto Sering Kena Prank, Awal Karir Jadi Pegawai Honorer Digaji Rp 150 Ribu

Kisah penangkal api atau komandan rescue DPKP Palangkaraya Sucipto suka duka sering kena frank hingga cuma digaji Rp 150 ribu perbulan awalnya

|
Penulis: Lidia Wati | Editor: Sri Mariati
Screenshoot Fb Tribunkalteng.com
Ketua komandan regu rescue atau Kasi Penyelamatan Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan DPKP Palangkaraya Sucipto, jadi narsum Ruang Tamu Tribun Kalteng, Jumat (11/8/2023). 

Ia mengatakan sangat senang ketika bertemu mereka yang masih muda dengan semangat mereka memakai baju APD, tetap berpesan kepada mereka untuk selalu menjaga keselamatan.

“Saya selalu ingatkan keselamatan diri dan orang lain, itu kuncinya,”ucapnya.

Bahkan dari insiden dalam pekerjaanyapun tak bisa terelakan, baru-baru inipun dirinya mengalami insiden yang mengharuskannya tak maksimal melakukan tugas di lapangan.

Sebab kakinya patah tertimpa kayu saat mengevaluasi pohon yang hampir tumbang. Walaupun sudah memakai alat pelindung diri atau APD yang standard an aman.

"Jadi kaki saya ini karena pohon yang berbentuk huruf S dahan ini sudah di bawah, waktu saya merobohkan pohon kepala sawit itu seharusnya tidak kena karena ada sepatu safety tetapi ia malah mengenai bagian atas sepatu yang lembek," ungkap Sucipto.

Atas insiden tersebut, dirinya hanya bisa menerima dengan lapang dada walaupun kemana-mana harus memakai tongkat, dan menganggap hal itu ujian dari Tuhan.

Baca juga: Kebakaran di Palangkaraya, Ditinggal Pergi Pemilik, Rumah Jalan Bangas Permai Hangus Terbakar

Riwayat singkat perjalanan karir dari Sucipto adalah merupakan SMAN 2 Palangka Raya, setelah lulus ia juga mengikuti mengikuti tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), namun gagal berkali-kali.

Dirinya memiliki keingingna besar mengenakan pakaian dinas seperti pakaian TNI, Polri maupun pakaian anggota pemadam kebakaran (damkar).

Karena itulah pada tahun 1993-1998, dia mengabdikan dirinya untuk menjadi tenaga relawan damkar tanpa digaji.

Setelah bergelut menjadi tenaga relawan, akhirnya pada 1998 dia dimasukkan menjadi tenaga honorer dan mendapat gaji pertama sebesar Rp 150 ribu. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved