Suku Dayak

Makna Ritual Mangkang Kahang Badak, Upacara Sembilan Bulanan Jadi Tradisi Masyarakat Dayak Kalteng

Makna ritual Mangkang Kahang Badak, upacara sembilan bulanan jdi tradisi khas Dayak Kalteng

Penulis: Nor Aina | Editor: amirul yusuf
YouTube Aida Chanel
Makna ritual Mangkang Kahang Badak, upacara sembilan bulanan jdi tradisi khas Dayak Kalteng. (YouTube Aida Chanel 

TRIBUNKALTENG.COM - Simak makna ritual Mangkang Kahang Badak yang menjadi tradisi bagi masyarakat Dayak Kalimantan Tengah (Kalteng) berikut ini.

Mangkang Kahang Badak merupakan upacara sembilan bulanan bagi suku Dayak Kalteng.

Upacara yang menjadi tradisi masyarakat Dayak Kalteng ini telah menjadi tradisi yang dilakukan sang ibu kepada calon bayinya.

Ritual Mangkang Kahang Badak dilaksanakan ketika kehamilan mendekati kelahiran.

Bagi masyarakat Dayak Ngaju Kaharingan upacara ini bermakna agar proses kelahiran sang ibu dapat berjalan lancar dan selamat.

Baca juga: Kuliner Khas Dayak Kalteng dari Tanaman Umbut Rotan, Khasiat Meremajakan Kulit - Mengatasi Jerawat

Baca juga: Tujuan Ritual Palas Bidan, Cara Membersihkan Tali Pusar Bayi Bagi Masyarakat Dayak Kalimantan Tengah

Upacara ini dinamakan Kahang Badak karena diketahui badak merupakan salah satu hewan yang berpinggul lebar sehingga mudah untuk melahirkan.

Kahang badak khas Dayak Kalteng ini dibuat dari daun pandan berduri (daun rais) yang sudah kering.

Daun pandan tersebut digulung sedemikian rupa dan dijepit.

Dalam upacara ini bidan yang akan menolong kelahiran menyentuhkan daun beberapa kali ke pusar si ibu hamil.

Sembari menyentuhkan, bidan sambil mengucapkan mantra-mantra untuk mempermudah si ibu dalam melahirkan.

Saat ini tidak semua masyarakat Ngaju yang beragama Hindu Kaharingan melaksanakannya secara utuh.

Seiring berkembangnya zaman, sekarang ini upacara Mangkang Kahang Badak jarang dilaksanakan oleh masyarakat.

Kalaupun upacara ini harus dilaksanakan secara lengkap, biasanya hanya pada anak pertama.

Untuk anak kedua dan selanjutnya, upacara ini tidak wajib untuk dilaksanakan.

Di satu sisi tradisi melahirkan dengan ditolong oleh bidan sudah menjadi bagian dari proses kelahiran seorang anak bagi masyarakat Dayak Ngaju.

Oleh karenanya, tidak semua orang dapat menolong proses kelahiran pada masyarakat Dayak Ngaju, terlebih mereka yang masih kuat menganut agama Kaharingan. (*)

(Tribunkalteng.com/Nor Aina)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved