Lebaran 2023

Ada 2 Jenis Takbir, Simak Bacaan, Tata Cara dan Keutamaan Kumandangkan Takbir Idul Fitri

Mengumandangkan takbir di malam Idul Fitri merupakan sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW

Editor: Dwi Sudarlan
Tribunkalteng.com/Ghorby Sugianto
Peserta takbir keliling di Kota Palangkaraya saat memulai start di gerbang IAIN, Sabtu (9/7/2022) lalu. 

TRIBUNKALTENG.COM - Hari suci umat Islam, Lebaran 2023 sudah di depan mata, lantunan takbir Idul Fitri menyambut Hari Kemenangan itu segera berkumandang.

Mengumandangkan takbir di malam Idul Fitri merupakan sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW.

Ternyata ada dua jenis takbir yang dapat dikumandangkan, simak juga bacaan, tata cara dan keutamaannya.

Disarikan dari beberapa sumber, takbir ada dua jenis yakni Takbir Mursal dan Takbir Muqayyad.

Baca juga: Kumpulan Ucapan Selamat Idul Fitri 1444 H Bahasa Arab Penuh Makna Selain Minal Aidin Wal Faidzin

Baca juga: Tata Cara Sholat Idul Fitri di Lapangan dan Masjid, Niat Sholat Id dan Bacaan di Antara Takbir

Baca juga: Link Streaming Hasil Sidang Isbat Lebaran 2023 Malam Ini, Potensi Idul Fitri Tidak Serentak Terbuka

Takbir Mursal adalah pembacaan takbir yang tidak terikat waktu sehingga dianjurkan sepanjang malam.

Seperti takbir di malam Idul Fitri dan Idul Adha.

Waktu melaksanakan Takbir Mursal dimulai dari terbenamnya matahari malam hingga imam melakukan takbiratul ihram Sholat Idul Fitri atau Sholat Idul Adha.

Sementara Takbir Muqayyad merupakan takbir yang terbatas pada waktu, seperti pembacaan takbir setiap selesai sholat lima waktu selama hari raya Idul Adha dan Hari Tasyrik, 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.

Waktu pembacaannya adalah setelah Sholat Subuh hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga ashar akhir hari Tasyriq (13 Dzulhijjah).

Anjuran pembacaan takbir ini berlandaskan pada surat Al Baqarah ayat 185. 

"Syahru ramadaanallazii unzila fiihil-qur'aanu hudal lin-naasi wa bayyinaatim minal-hudaa wal-furqaan, fa man syahida mingkumusy-syahra falyasumh, wa mang kaana mariidan au 'alaa safarin fa 'iddatum min ayyaamin ukhar, yuriidullaahu bikumul-yusra wa laa yuriidu bikumul'usra wa litukmilul'iddata wa litukabbirullaaha 'alaa maa hadaakum wa la'allakum tasykurun."

Artinya:

"Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Ayat tersebut menjelaskan bahwasanya ketika orang sudah selesai menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan, maka disyariatkan untuk mengagungkan Allah dengan bertakbir.

Waktu Takbir

Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved