Misteri Elang Berjambul di Banjir Lahat Sumsel, Terbang Kelilingi Rumah Warga Sebelum Air Bah Datang

Dalam kondisi inilah, muncul kisah dari mulut ke mulut tentang misteri burung elang berjambul yang datang sebelum banjir bandang

Editor: Dwi Sudarlan
Sripoku.com
Seorang perempuan yang menggendong anak harus hati-hati menyeberangi sungai di jembatan gantung darurat di kawasan Desa Keban, Lahat, Sumsel yang beberapa hari lalu diterjang banjir bandang. 

TRIBUNKALTENG.COM, LAHAT - Banjir Lahat, Sumatera Selatan (Sumsel) menyisakan ratusan rumah rusak dan hanyut, seorang korban jiwa.

Pasca Banjir Lahat, ribuan warga masih berada di posko pengungsian, hidup mengandalkan bantuan dari pemerintah dan donatur.

Dalam kondisi inilah, muncul kisah dari mulut ke mulut tentang misteri burung elang berjambul yang datang sebelum banjir bandang itu terjadi beberapa hari lalu di Kabupaten Lahat.

Salah satunya di Desa Keban Agung, Kecamatan Mulak Sebingkai.

Baca juga: Pencarian Bocah 8 Tahun Hilang Terseret Arus Banjir di Samarinda Menggunakan Ritual Adat

Baca juga: Palangkaraya Diguyur Hujan Lebat, Warga Diminta Waspadai Pohon Tumbang, Angin Kencang dan Banjir

Baca juga: Rumah Kayu Terendam Banjir di Kalsel Bisa Ditinggikan, Diperlukan 20 Orang dan 100 Alat Dongkrak

Kabarnya, satu jam sebelum banjir bandang menerjang desa, muncul burung elang barjambul.

Burung elang berjambul tersebut sempat beberapa menit terbang mengelilingi rumah-rumah warga.

Munculnya burung elang berjambul yang berkeliling sekitar lokasi kejadian seakan menjadi pertanda bahwa akan terjadi musibah besar.

Apalagi kemunculan elang berjambul tersebut tidak pernah terjadi sebelumnya.

Warga semula tidak mengaitkan kemunculan elang berjambul itu dengan musibah yang bakal dialami.

"Sempat muncul elang berjambul sekitar satu jam sebelum banjir bandang terjadi. Kemunculan elang tersebut seoalah menjadi tanda," ujar Budi, korban banjir bandang di Desa Keban Agung, Jumat (10/3/2023).

Apalagi awalnya air sempat menyurut seolah tidak akan terjadi apa-apa.

Namun beberapa saat setelah kemunculan elang berjambul itu, wilayah tersebut dilanda banjir bandang dari luapan Sungai Mulak.

Air datang bak tsunami, bergulung-gulung.
 
Puluhan rumah warga porak poranda diterjang air Sungai Mulak yang datang dari hulu dengan membawa ribuan kayu balok.

Dalam hitungan menit rumah warga hampir bersih disapu air.

Dinding beton dan dinding papan seakan bukan halangan bagi air yang mencul bak gulungan tsunami tersebut.

Dengan sekali hantam, air yang membawa ribuan balok dari hulu sungai mampu menghabiskan beberapa rumah warga.

Sementara warga pun hanya bisa pasrah melihat rumah mereka dihantam air yang bak tsunami.

Mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa mengelus dada menyaksikan keganasan air Sungai Mulak.

Kini, rumah warga yang menjadi korban banjir bandang hanya menyisakan puing-puing reruntuhan.

Tidak banyak yang bisa diselamatkan dari peristiwa tersebut, kulkas, TV dan barang berharga lainya habis terbawa arus.

Namun mereka masih berusaha mencari dengan mengaisi reruntuhan rumah, dengan harapan masih dapat menemukan sisa barang berharga milik mereka.

Jembatan gantung darurat

Tak hanya rumah warga, banyak juga infrastruktur yang hancur ditejang banjir, seperti jembatan.

Kini, untuk membantu dibangun jembatan gantung darurat Desa Keban, untuk menjadi akses sementara setelah jembatan beton ambrol dalam musibah itu.

Jembatan gantung yang sebenarnya juga berbahaya ini menjadi satu-satunya akses warga untuk berlalu lalang keluar desa.

Seperti yang dilakukan seorang perempuan dengan menggendong anaknya harus super hati-hati sembari memegang erat tali untuk bisa menyeberangi sungai. (*)

 

( Sripoku.com

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved