Imlek 2023

Tidak Hujan Saat Imlek Pertanda Bencana? Mitos atau Fakta, Ini Kata Pengamat Budaya Tionghoa

Pada 22 Januari 2023 mendatang, sebagian masyarakat Indonesia akan merayakan Tahun Baru Imlek 2023.

Editor: Dwi Sudarlan
Tribunkalteng.com/Devita Maulina
Pemasangan pernak pernik lampion di Vihara Avalokitesvara Palangkaraya menyambut Imlek 2023, Minggu (15/1/2023). 

TRIBUNKALTENG.COM - Pada 22 Januari 2023 mendatang, sebagian masyarakat Indonesia akan merayakan Tahun Baru Imlek 2023.

Berdasarkan kelender China, Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili yang merupakan tahun Kelinci Air tersebut jatuh pada Minggu 22 Januari 2023.

Selama ini ada anggapan Tahun Baru China yang tahun ini bertepatan Imlek 2023, Minggu 22 Januari 2022, identik dengan hujan, bagaimana bila tidak turun? 

Tentunya, pada momen tahun baru ada harapan baik yang selalu diharapkan, demikian pula pada Imlek 2023 atau Imlek 2574.

Ada anggapan Tahun Baru Cina atau Imlek identik dengan hujan.

Baca juga: NEWS VIDEO, Bakal Ada Pertunjukan Barongsai Meriahkan Perayaan Imlek 2023 di Palangkaraya

Baca juga: Daftar Resep Kuliner Sambut Tahun Baru Imlek 2023, Ada Mi Hokkian dan Kue Bulan

Baca juga: Sepekan Jelang Hari Raya Imlek 2023, Vihara Avalokitesvara Palangkaraya Dipercantik

Bahkan, beredar pula anggapan lain, bila tidak hujan saat Imlek merupakan pertanda buruk, benarkah?

Biasanya Imlek memang identik dengan hujan di mana menjadi salah satu pertanda baik dan keberuntungan.

Di mana banyak orang yang percaya bahwa hujan yang turun saat Imlek pertanda keberkahan yang diberikan oleh Dewa.

Bahkan banyak yang menyebut jika tahun baru tak turun hujan jadi simbol bencana. Benarkah begitu?

Dilansir dari Tribunnews.com, menurut seorang Pengamat Budaya Tionghoa, Andrian Cangianto, tak hanya masyarakat Tionghoa saja yang menganggap hujan merupakan berkah.

Soal hujan yang tidak turun saat Imlek juga bukan berarti akan adanya bencana yang terjadi.

"Semua agama dan semua warga dunia, saya rasa menganggap bahwa gerimis adalah berkah. Air adalah berkah yang diberikan oleh Tuhan untuk kehidupan manusia. Apalagi Indonesia adalah negara agraris. Air sangat diperlukan untuk persawahan," kata Andrian Cangianto.

Dia menegaskan apabila hujan tidak turun di bulan Januari hingga Maret, hal inilah yang menjadi bencana.

Sebab, di negara Indonesia musim hujan seharusnya terjadi di bulan Oktober hingga Maret.

Jika tidak hujan di bulan-bulan tersebut maka sudah pasti kekeringan.

"Karena Imlek jatuh pada bulan sekitar Januari dan Februari, maka Imlek identik dengan hujan," tuturnya.

Bagi Andi, tidak semua air yang turun adalah keberkahan.

Sebab, air yang diturunkan terlalu banyak tentu menjadi sebuah bencana.

Nyatanya, hujan memang diharapkan selalu turun menjelang dan tepat di Tahun Baru Imlek. Bahkan, semakin deras hujannya, maka semakin bagus.

Sementara mengutip Sonora.id, Ketua Yayasan Kelenteng Kebun Jeruk TITD Low Lie Bio Semarang, Indra Satya Hadinata mempercayai, hujan sebagaimana unsur air, selalu mendatangkan rezeki.

"Air merupakan satu sumber kehidupan. Maka waktu Tahun Baru Imlek sering bersamaan dengan turunnya hujan karena dipercaya membawa rezeki bagi orang Tionghoa," katanya. (*)

Sumber: Tribun Kalteng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved