Dampak OTT ke Wakil Ketua DPRD, Kantor Gubernur Jatim Khofifah dan Emil Dardak Digeledah KPK
Rabu (21/12/2022), Tim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Gubernur Jawa Timur di Surabaya
Penangkapan terhadap keduanya diduga terjadi di sebuah perumahan kawasan, Sukolilo, Surabaya.
Diduga, kedua orang tersebut diamankan KPK atas dugaan korupsi dana hibah tahun anggaran 2020.
Profil Sahat Tua Simanjuntak
Wakil Ketua DPRD Jawa Timur Sahat Tua Simanjuntak telah memulai berproses di partai berlambang pohon beringin ini sejak 30 tahun lalu sebelum mencapai puncak karier politiknya saat ini.
”Kali pertama saya tertarik di politik ketika saya kuliah di Fakultas Hukum Ubaya (Universitas Surabaya) di tahun 1988,” kata Sahat kepada Surya.co.id ketika ditemui di ruangan kerjanya beberapa waktu lalu.
Ketertarikan pria 50 tahun ini di politik, tak lepas dari peran dua dosennya, Martono dan Anton Prijatno.
Martono pernah menjadi Ketua DPD Partai Golkar Jatim, sedangkan Anton pernah menjadi Anggota DPR RI juga dari Partai Golkar.
”Saya terus terang tertarik dengan kedua figur ini. Mulai dari keilmuannya, penyampaian di depan mahasiswa, hingga pemikiran beliau,” kata Sahat.

Anggota DPRD Jatim tiga periode ini bahkan menceritakan bahwa ia lebih banyak berbincang dengan para seniornya tersebut dibanding sekadar nongkrong dengan teman sebayanya.
Mulai dari bertukar pikiran hingga mencari solusi atas berbagai masalah organisasi yang ia ikuti, di antaranya di Senat Mahasiswa.
Hasilnya, Sahat Tua Simanjuntak pun dipercaya sebagai Ketua Senat Mahasiswa Perguruan Tinggi (SMPT) Ubaya pada 1990.
”Saat itu, saya menjabat di periode pertama. Kalau sekarang istilahnya Presiden BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa),” katanya.
Tak hanya aktif kegiatan kampus, Sahat Tua Simanjuntak juga mengaku telah bergabung dengan Golkar sejak 1990.
Saat itu, ia masuk di DPD II Partai Golkar Surabaya menduduki Biro Hukum.
Tak hanya di Golkar, Sahat Tua Simanjuntak juga aktif di Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI) yang juga Trikarya Golkar, hingga di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI).