Kota Cantik

Bersihkan dari Hal Buruk dan Pengaruh Jahat, Pemko Palangkaraya Gelar Ritual Mamapas Lewu 2022

Pemerintah Kota Palangkaraya menggelar ritual Mamapas Lewu 2022, di Huma Betang Jalan RTA Milono, bersihkan daerah dari roh jahat dan hal baruk lain

Editor: Sri Mariati
Prokompky untuk Tribunkalteng.com
Pemerintah Kota Palangkaraya menggelar ritual Mamapas Lewu 2022, di Huma Betang Hapakat Jalan RTA Milono Kota Palangkaraya, Selasa (13/12/2022). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Tanpa meninggalkan adat istiadat daerah yang menjadi ciri khas masyarakat Dayak, Pemerintah Kota Palangkaraya menggelar ritual Mamapas Lewu 2022.

Kegiatan itu digelar di Huma Betang Hapakat Jalan RTA Milono Kota Palangkaraya, Selasa (13/12/2022) oleh Dinas Pariwisata, Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga Palangkaraya.

Ritual Mamapas Lewu 2022 merupakan ritual suku Dayak bertujuan untuk membersihkan daerah dari pengaruh jahat atau hal-hal buruk, baik yang disebabkan oleh manusia maupun oleh roh-roh jahat dalam kehidupan.

Sementara itu Ma’arak Sahur merupakan ungkapan rasa syukur kepada yang Maha Kuasa.

Sedangkan Manggantung Sahur Lewu sebagai wujud permohonan kepada yang Maha Kuasa agar Kota Palangkaraya selalu dijaga dan dilindungi dari hal buruk akibat perbuatan manusia maupun roh jahat.

Kegiatan ini dibuka secara resmi oleh Wali Kota Palangkaraya Fairid Naparin melalui Plt Asisten Administrasi Umum Setda Kota Palangkaraya Harry Maihadi.

Dalam sambutan Wali Kota Palangkaraya, Harry Maihadi menyebutkan, bahwa ritual Mamapas Lewu 2022, ma’arak sahur dan menggantung sahur lewu, merupakan agenda tahunan bekerjasama dengan majelis daerah Agama Hindu Kaharingan Kota Palangkaraya dan dilaksanakan setiap menjelang akhir tahun.

acara Pembukaan Ritual Mamapas Lewu Kota Palangkaraya 2021 lalu yang diawali menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya terlebh dahulu.
acara Pembukaan Ritual Mamapas Lewu Kota Palangkaraya 2021 lalu yang diawali menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya terlebh dahulu. (Tribunkalteng.com/Pangkan Bangel)

“Kegiatan ini rutin dilaksanakan tiap tahun agar Kota Palangkaraya selalu dijaga dan dilindungi dari hal-hal buruk,” kata Harry.

Ritual inipun upaya melestarikan dan mengembangkan budaya leluhur serta kearifan lokal masyarakat Dayak Kalimantan Tengah, agar tidak punah dan tergusur oleh perubahan zaman.

“Untuk memelihara, melestarikan dan mengembangkan budaya Dayak agar tetap lestari serta sebagai bentuk ucapan syukur kepada yang Maha Kuasa atas penyertaannya dalam kehidupan manusia,” ungkapnya.

Dia menuturkan bahwa kegiatan ini juga merupakan wujud kebersamaan seluruh masyarakat Kalimantan Tengah.

Khususnya Kota Palangkaraya dengan senantiasa menjunjung tinggi filosofi Huma Betang, dengan mengedepankan belom bahadat (hidup beradat) dalam bingkai NKRI.

“Besar harapan saya juga agar melalui ritual adat budaya ini diharapkan menjadi daya tarik wisata bagi wisatawan yang ingin menyaksikan keragaman budaya, adat dan kearifan masyarakat Palangka Raya,” tutupnya.

Adapun Ritual Mamapas Lewu, Ma’arak Sahur dan Manggantung Sahur Lewu Palangka Raya digelar selama tiga hari dari 13-15 Desember 2022. (MC. Isen Mulang)

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved