Update Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar, Bomber dari Bandung, Pernah Ditahan di Nusakambangan

TRIBUNKLATENG.COM - Update aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jabar, identitas terduga pelaku atau sang bomber, terungkap.

Bomber yang melakukan aksinya di Polsek Astana Anyar, Bandung itu kabarnya pernah ditahan di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jateng.

Berikut biodata bomber yang meledakkan diri di Polsek Astana Anyar berdasar informasi yang diperoleh Tribunnews.com dari sumber di kepolisian.

Baca juga: 1 Polisi Tewas, Update Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar Bandung, Daftar Teror ke Kantor Polri

Baca juga: Polda Kalteng Rapat Peningkatan Penjagaan Keluar Masuk Mapolda, Usai Bom Bunuh Diri di Bandung

Baca juga: Lokasi Bom Bunuh Diri di Jalan Astana Anyar Kawasan Bisnis Bandung dan Tidak Jauh dari Polda Jabar

Nama: Agus Sujatno alias Abu Muslim Bin Wahid.

Tempat tanggal lahir: Bandung, 24-08-1988

Alamat: Kelurahan Cibangkong RT 04/RW 11, Kecamatan Batu Nunggal, Kota Bandung, Jawa Barat (Alamat KTP). 

Tempat ditahan: Lapas Kelas II A, Pasir Putih, Nusakambangan.

Nomor register : BI.36/Pid.Sus/2018

Tanggal ditahan: 14 Maret 2017

Lama ditahan: 4 Tahun

Nomor Putusan: 751/Pid.Sus/2017/PN.Jkt.Tim

Tanggal bebas: 14 Maret 2021

Informasi lain menyembutkan Agus Sujatno alias Abu Muslim Bin Wahid tercatat pernah merakit bom bersama Yayat Cahdiat alias Abu Salam.

Bahan material bom dibeli melalui situs online.

Keduanya mempelajari tutorial pembuatan bom dari jejaring internet.

Sementara sisa bahan material bom masih tersisa di sebuah indekos.

Sebelumnya, Mabes Polri menyatakan terduga pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar tewas di tempat.

Korban tewas lainnya adalah seorang polisi, 7 polisi luka-luka berat dan ringan serta 1 warga luka ringan.

Terduga pelaku awalnya memaksa masuk ke Polsek Astana Anyar sekira pukul 08.15 WIB yang saat itu sedang berlangsung apel pagi.  (*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Identitas Pelaku Bom Bunuh Diri di Mapolsek Astana Anyar, Baru 1 Tahun Bebas dari Nusakambangan