Kerusuhan Arema vs Persebaya

Kesaksian Lihat Suporter Terinjak-injak di Arema vs Persebaya, Kapolda: Gas Air Mata Sesuai Prosedur

Berikut kesaksian suporter dalam kerusuhan usai laga Arema vs Persebaya dan penegasan Kapolda terkait tembakan gas air mata

Editor: Dwi Sudarlan
Suryamalang.com/Purwanto
Aksi suporter Arema yang tidak puas karena timnya kalah dari Persebaya dalam laga Liga 1 2022, Sabtu (2/10/2022) malam. Aksi ini berujung kerusuhan yang mengakibatkan jatuhnya korban jiwa hingga ratusan orang. 

TRIBUNKALTENG.COM - Berikut kesaksian seorang suporter yang melihat secara langsung banyaknya suporter lain yang terinjak-injak dan sesak napas saat polisi berulang kali menembakan gas air mata.

Hingga Minggu (2/10/2022) pagi, jumlah korban meninggal akibat kerusahan usai laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, menurut Kapolda Jatim Irjen Pol Nanang Avianto sebanyak 127 orang.

Tetapi ada kemungkinan jumlahnya bertambah karena banyaknya korban luka-luka dan dirawat di rumah sakit.

Seorang saksi mata, Dwi, menceritakan detik-detik terjadinya tragedi hitam dunia sepak bola itu.

Baca juga: Daftar Tragedi Hitam Sepak Bola di Dunia, Kerusuhan di Kanjuruhan Markas Arema Terbanyak Meninggal

Baca juga: Mengenal Stadion Kanjuruhan Markas Arema, Tragedi 1 Oktober 2022 Lebih Parah dari 15 April 2018

Baca juga: Ada Suporter Meninggal di Kerusuhan Arema vs Persebaya, Laga Persib vs Persija, PSIS Ditunda

Seperti diwartakan Kompas.com, Dwi mengaku melihat banyak orang terinjak-injak usai gas air mata ditembakkan polisi ke arah tribun penonton.

Ia menduga korban berjatuhan akibat tembakan gas air mata, sehingga banyak suporter mengalami sesak napas.

"Selain itu saya lihat ada banyak orang terinjak-injak, saat suporter berlarian akibat tembakan gas air mata," ujarnya.

Banyak kalangan yang menilai tembakan gas air mata ke arah tribun penonton menjadi salah satu penyebab banyaknya korban jiwa.

Pasalnya, para suporter berlarian menyelamatkan diri dan karena situasi chaos, mereka saling dorong dan saling injak dalam kondisi mata pedih dan sesak napas.

Menanggapi ini, Kapolda Jatim Irjan Pol Nanang Avianto menegaskan tindakan polisi menembakkkan gas air mata sudah sesui prosedur. 

Tujuan tembakan gas air mata itu untuk menghalau suporter yang turun ke lapangan yang kemungkinan akan memperparah kerusuhan. 

"Sehingga terpaksa jajaran keamanan menembakkan gas air mata," ucapnya dalam konferensi pers di Mpolres  Malang, Minggu (2/10/2022) pagi.

Irjen Pol Nico Avianto menegaskan, dari 42.288 suporter yang memenuhi tribun Stadion Kanjuruhan, tidak semuanya turun ke lapangan.

 "Hanya sebagian yang turun ke lapangan. Sekitar 3.000 suporter," ungkapnya.

Salah satu mobil polisi yang menjadi korban rusuh massa usai laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jatim, Sabtu (1/10/2022) malam.
Salah satu mobil polisi yang menjadi korban rusuh massa usai laga Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jatim, Sabtu (1/10/2022) malam. (Kompas.com/Imron Hakiki)

Dia juga menyesalkan sikap suporter yang melakukan tindak anarki setelah tim dukungannya, Arema kalah dari Persebaya dengan skor 2-3 dalam laga tersebut.

"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," ucapnya. (*)

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved