Tahun Baru Islam 2022
Jelang Tahun Baru Islam 2022, Fakta Mitos Malam Gaib 1 Suro Penanggalan Jawa pada 1 Muharram,
Berdasar kalender 1 Muharram 1444 H jatuh pada 30 Juli 2022, sesuai penanggalan Jawa 1 Muharram disebut 1 Suro
TRIBUNKALTENG.COM - Tahun Baru Islam 2022 tinggal hitungan hari, berdasar kalender 1 Muharram 1444 H pada 30 Juli 2022, sesuai penanggalan Jawa 1 Muharram disebut 1 Suro.
Ada mitos sakras dan mistis pada 1 Suro berdasar penanggalan Jawa pada Tahun Baru Islam 1 Muharram.
Bulan Muharram di penanggalan Hijriah, bagi sebagian masyarakat Jawa disebut Bulan Suro.
Suro adalah bulan pertama dalam penanggalan Jawa.
Bagi sebagian masyarakat Jawa, Suro adalah bulan keramat.
Baca juga: Begini Kata Ulama Tentang Tradisi Minum Susu Putih Usai Sholat Subuh Sambut Tahun Baru Islam
Baca juga: Amalan Tahun Baru Islam 2022 atau 1 Muharram 1444 H, Simak Tata Cara Puasa Asyura dan Tasua
Bahkan ada yang meyakini Suro adalah bulan tidak baik.
Malam 1 Suro pun memiliki mitos sebagai malam yang sakral dan penuh aura mistis.
Ada yang menyebut malam 1 Suro konon merupakan Lebarannya makhluk gaib.
Ada sebuah mitos yang menyatakan, malam 1 Suro menjadi malam buruk dalam satu tahun.
Bahkan kerap dikaitkan dengan penampakan dan gangguan makhluk halus.
Di sisi lain, malam 1 Suro juga dikenal waktu yang tepat untuk menggelar tradisi ruwatan untuk membuang sial.
Padahal sebenarnya malam 1 Suro adalah malam penuh kemuliaan bagi umat Islam.
Dirangkum dari Tribunnews.com, berikut beberapa fakta tentang malam 1 Muharram dalam Islam :
1. Bulan Muharram termasuk bulan haram
Dalam agama Islam, bulan Muharram (dikenal orang Jawa sebagai bulan Suro) adalah satu di antara empat bulan yang dinamakan bulan haram.
Dalam firman Allah Ta’ala berikut (yang artinya), "Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram (suci). Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu." (QS. At Taubah: 36)
Menurut Abu Bakroh, Nabi Muhammad S.A.W bersabda, "Setahun berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Artinya dalam satu tahun ada 12 bulan, di antara ada empat bulan haram (suci). Bulan tersebut adalah Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi adalah) Rajab Mudhor yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban." (HR. Bukhari)
Lalu kenapa bulan tersebut disebut bulan haram?
Menurut Al Qodhi Abu Ya’la ahimahullah, ada dua makna bulan haram.
Pertama bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan.
Kedua adanya larangan berbuat buruk ditekankan karena bulan ini lebih baik dari bulan lainnya.
2. Bulan Muharram adalah Syahrullah (Bulan Allah)
Nabi Muhammad S.A.W bersabda, "Puasa yang paling utama setelah (puasa) Ramadan adalah puasa pada syahrullah (bulan Allah) yaitu Muharram. Sementara salat yang paling utama setelah shalat wajib adalah salat malam." (HR. Muslim)
3. Mitos sakral malam 1 Suro menurut Islam
Dalam ajaran Islam, mencela waktu termasuk bulan, hukumnya adalah haram.
Mencela termasuk kebiasaan orang-orang kafir jahiliyah. Mereka menganggap, yang membinasakan dan mencelakakan mereka adalah waktu.
Allah pun mencela perbuatan mereka ini, sebegaimana pernah dijelaskan dalam firman-Nya,
وَقَالُوا مَا هِيَ إِلَّا حَيَاتُنَا الدُّنْيَا نَمُوتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَا إِلَّا الدَّهْرُ وَمَا لَهُمْ بِذَلِكَ مِنْ عِلْمٍ إِنْ هُمْ إِلَّا يَظُنُّونَ
“Dan mereka berkata: ‘Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang akan membinasakan kita selain masa (waktu)’, dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al Jatsiyah [45] : 24).
Doa Awal Tahun
Jelang Tahun Baru Islam 1 Muharram 1442 H, umat Islam dianjurkan untuk memanjatkan doa akhir tahun dan awal tahun.
Doa awal tahun memasuki bulan Muharram 2019 dibaca dengan harapan di tahun baru mendatang seseorang bisa menjadi lebih baik lagi.
Doa awal tahun dibaca pada detik-detik memasuki hari pertama awal Tahun Baru Islam 1441 H.
Doa awal tahun biasanya dibaca sebanyak tiga kali setelah Maghrib.
Doa awal tahun berisi tentang harapan harapan yang akan atau ingin dicapai selama satu tahun ke depannya.
Juga permohonan perlindungan dari Allah Subhanallahu wa ta’ala.
Berikut Bacaan Doa Awal Tahun
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ اْلاَ بَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرَمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ اَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ
اَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلاَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Lafal latin: Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa ‘alaa fadhlikal-’azhimi wujuudikal-mu’awwali, wa haadza ‘aamun jadidun qad aqbala ilaina nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam
Artinya: Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam (belas kasihan dan kesejahteraan) kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat Beliau. Ya Allah! Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan-Mu yang agung dan kedermawanan-Mu yang selalu berlebih, ini adalah tahun baru telah tiba: kami mohon kepada-Mu pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya), dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan, serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada-Mu dengan sedekat-dekatnya. Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih!
