Di HUT HIPMI, Jokowi Buka Kriteria Sosok Capres yang Diinginkannya, Tegur Yel-yel 'Lanjutkan'
Di acara HUT HIPMI, Presiden Jokowi mengungkapkan kriteria Capres 2024 yang diinginkan dan tentu bakal didukungnya
TRIBUNKALTENG,COM, JAKARTA - Sosok calon presiden (capres) yang diinginkan Presiden Jokowi makin terlihat.
Di acara HUT HIPMI, Presiden Jokowi mengungkapkan kriteria Capres 2024 yang diinginkan dan kemungkinan besar bakal didukungnya.
Namun, meski sudah membuka kriteria Capres 2024 yang diinginkan, Presiden Jokowi tidak memberi bocoran atau clue nama sosok tersebut.
Saat memberi sambutan pada HUT ke-50 HIPMI di JCC, Jakarta, Presiden Jokowi juga mengingkan bahwa tahun ini hingga 2024 mendatang adalah tahun politik.
Karena itu, dia meminta semua pihak berhati-hati ngomong soal politik.
Baca juga: Ganjar Pranowo Meroket Tinggalkan Anies & Prabowo, 24 Persen Pemilih Belum Tentukan Capres 2024
Baca juga: Survei Litbang Kompas: 4 Kader PDIP Masuk Bursa Capres 2024, Elektabilitas Puan Paling Rendah
Baca juga: Hasil Polling Capres Versi Iwan Fals Mengejutkan, Susi Pudjiastuti Sampai Sebut Paling Gila
Kriteria Capres 2024
Ditegaskan Presiden Jokowi, dirinya menginginkan presiden mendatang adalah yang mau melanjutkan program-programnya
Hokowi tak ingin, setelah dirinya lengser programnya tidak dilanjutkan.
Pernyataan Jokowi itu awalnya menanggapi yel-yel dari peserta HUT yang menyuarakan 'lanjutkan....lanjutkan'.
"Saya menangkap yang dimaksudkan itu adalah programnya. Pemimpinnya siapa pun terserah. Tapi yang dilanjutkan adalah program-programnya," ujar Jokowi.
"Supaya ada kontinuitas. Supaya ada keberlanjutan. Jangan sampai pemimpin satu sudah mengerjakan tidak dilanjutkan oleh pemimpin berikutnya. Ini yang bahaya," tegasnya.
Jokowi kemudian mengibaratkan kondisi peralihan kepemimpinan seperti layaknya jenjang pendidikan apabila tak dilakukan secara berkelanjutan.
Menurut Jokowi, ketika sudah sampai belajar di tingkat SMP atau SMP, bisa jadi kembali ke bangku TK lagi karena tak ada keberlanjutan belajar.
Jika terus dilanjutkan, kondisi itu bisa menyebabkan tak kunjung lulus pendidikan tinggi.