Berita Palangkaraya
Pertamax Naik Picu Antrean Panjang Kendaraan di SPBU Palangkaraya, Pengendara Serbu Pertalite
Terjadi antrean panjang pembelian BBM terutama jenis pertalite di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Palangkaraya, Kamis (2/6/2022)
Penulis: Pangkan B | Editor: Fathurahman
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA -Terjadi antrean panjang pembelian bahan bakar minyak (BBM) terutama jenis pertalite di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Palangkaraya, Kamis (2/6/2022).
Antrean panjang terutama untuk pembelian BBM jenis Pertalite di SPBU ini lantaran adanya kebijakan pemerintah pusat yang menaikkan harga Pertamax.
Selisih harga cukup jauh sehingga akhirnya pengendara di Palangkaraya memilih Pertalite sebagai pengganti bahan bakar Pertamax yang biasa mereka pakai sebagai penggerak kendaraan.
Antrean kendaraan terlihat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Palangkaraya.
Salah satunya SPBU G Obos, Menteng, Jekan Raya, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Baca juga: Kasus Pembunuhan di Tapin Berawal Taruhan Tanding Panco, Tiga Pelaku Utama Ditetapkan Tersangka
Baca juga: Seorang Oknum PNS Tugas di Satu Sekolah Melawi Ditangkap di Sintang, Miliki Sabu Seberat 5,26 Gram
Baca juga: Warga Apresiasi Program Dishub Palangkaraya, Terbantu Layanan Gratis Pengawalan Pemakaman
Terlihat kendaraan roda dua dan empat mengantre untuk melakukan pengisian bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite.
Bahkan antrian kendaraan roda empat di SPBU tersebut, hingga ke badan Jalan G Obos Induk.
Para pengendara roda dua pun harus mengantri menjadi dua baris untuk melakukan pengisian BBM.
Itu dilakukan agar antrean kendaraan roda dua tidak mengular hingga ke jalan raya.
Pengendara, S Hadi mengatakan akibat kenaikan harga Pertamax banyak yang beralih ke Pertalite.
“Kita harus sabar dan mawas diri, banyak orang yang mengisi pertalite karena selisihnya dengan pertamax hampir Rp 4 Ribu,” ujarnya saat dibincangi Tribunkalteng.com, Kamis (2/6/2022) siang.
Ia menambahkan, jika mengisi pertalite 3 liter hanya Rp 22 Ribu, sedangkan jika isi pertamax harus mengeluarkan uang lebih.
“Makanya banyak pengguna pertamax yang berpindah ke pertalite,” ujarnya.
Hadi sendiri mengatakan, hal tersebut yang membuat banyak pengguna pertamax berpindah ke pertalite.
Pada tempat yang sama, Pengedara motor gede, Made mengatakan dirinya pindah dari pertamax ke pertalite.
“Sebagai anak kuliah dengan uang bulanan yang terbatas, mau tidak mau ikut arus saja,” ujarnya.
Ia menambahkan, berpindah ke pertalite karena harga pertamax yang naik dari Rp 9 Ribu menjadi Rp 12 Ribu.
“Harga naiknya lumayan, jadi mau tidak mau mengisi pertalite dulu. Tapi kalau nanti harga pertalite sama dengan harga pertamax, pasti tidak akan ada antrean lagi,” katanya.
Made pun berharap, harga pertamax dapat turun kembali seperti sebelum April 2022.
“Harapannya harga pertamax turun, jadinya tidak mengantre lagi untuk membeli pertamax. Kalau selisihnya hanya seribu tidak ada masalah, bagi saya selisih Rp 4 Ribu itu sangat besar,” ungkap Made.
Antrean panjang yang terjadi pada BBM jenis pertalite terjadi karena kenaikan harga BBM.
Terutama pada BBM jenis pertamax, yang dirasa terlalu mahal bagi para pengedara roda dua.

Akibatnya masyarakat lebih memilih pertalite dengan harga yang lebih ekonomis.(*)