Berita Palangkaraya
Kasus Penyakit Mulut dan Kuku Pada Hewan Ternak di Kota Palangkaraya Masih Nihil
Kasus penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak di Kota Palangkaraya masih nihil alias zero kasus, namun Pemko Palangkaraya terus menekan penyebaran
Penulis: Pangkan B | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA – Kasus Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Kota Palangkaraya masih nihil alias zero kasus. Walaupun hampir seluruh wilayah di Indonesia PMK ini mewabah.
Namun tersebut pun tak membuat para peternak dan Pemerintah Kota Palangkaraya akan antisipasi dan penularan penyakit mulut dan kuku ini.
Hal itu disampaikan Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Verteriner (Kesmavet) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Palangkaraya, Sumardi.
Meski telah menghentikan suplai dari Jawa Timur, hal tersebut pun bukan alasan untuk tidak waspada.
Bahkan pada wilayah zona hijau pun, masih harus dikarantina sebelum suplai masuk ke Kota Palangkaraya.
Ini guna menjamin bahwa hewan ternak dalam keadaan sehat sebelum didistribusikan.
Baca juga: Jelang Idul Adha 1443 H, Stok Hewan Kurban Sapi di Palangkaraya Hanya 600 Ekor, Berkurang Akibat PMK
“Ketatnya pengawasan dari pihak Kesmavet, hewan ternak harus melewati proses karantina yang cukup panjang untuk memantau masa inkubasi,” jelasnya, Rabu (1/6/2022).
Ia mengatakan, hal tersebut merupakan pencegahan mewabahnya penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak di Kota Palangkaraya.
“Hingga saat ini, belum ada kasus yang terdeteksi dan kita berharapnya penyakit mulut dan kuku tidak mewabah di Kota Palangkaraya,” jelasnya kepada Tribunkalteng.com.
Ia menegaskan, pengawasan akan terus dilakukan terkait wabah penyakit mulut dan kuku, dengan deteksi dini membuat pihak terkait dapat dengan cepat melakukan penanggulangan dan pencegahan kedepannya.
Baca juga: Peternak Bisa Merugi Jika Ternak Diserang PMK, Distan Kapuas Edukasi Peternak Sapi
Termasuk ketersediaan hewan ternak jelang Hari Raya Idul Adha 1443 H. “Untuk Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan akan berusaha semaksimal mungkin memenuhi kebutuhan masyarakat,” tutupnya.
Sebelumnya mengatakan, adanya penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak mempengaruhi jumlah stok hewan kurban terutama sapi jelang Hari Raya Idul Adha 1443 H.
Untuk Kota Palangkaraya biasanya mendapat suplai sebanyak 1.000 ekor sapi jelang Idul Adha, kini harus berkurang cukup drastis.
Namun Hari raya kurban tahun ini hanya diperkirakan ada 600 ekor sapi yang tersedia di Kota Palangkaraya. Sedangkan kambing atau domba hanya akan tersedia sebanyak 150 ekor saja.
“Ketersediaan hewan kurban mengalami penurunan sekitar 20-30 persen, artinya hanya ada 600 ekor sapi dan 150 ekor kambing yang akan didistribusikan pada tahun 2022,” ujarnya.
Baca juga: Suspek PMK Ditemukan di Kobar Kalteng, Pedagang Daging Sapi Pasar Kahayan Akui Penjualan Turun