Liga Champions
Nasib Kontrak Simone Inzaghi Jelang Liverpool vs Inter Milan di UCL, Jurgen Klopp Tersenyum
Jelang Liverpool vs Inter Milan Liga Champion . Berikut kondisi Jurgen Klopp dan Simone Inzaghi jelang duel leg kedua babak 16 besar Liga Champions.
TRIBUNKALTENG.COM - Jurgen Klopp boleh saja full senyum, namun Simone Inzaghi juga tengah bersyukur bahagia jelang Liverpool vs Inter Milan Liga Champion .
Ya, Juergen Klopp bahagia karena tim dalam kondisi baik di laga Liverpool vs Inter Milan leg kedua babak 16 besar Liga Champions .
Sang juru taktik, Jurgen Klopp adalah orang pertama yang memberi kabar baik ini. Tapi Simone Inzaghi juga terima kabar bagus jelang Liverpool vs Inter Milan.
Kabar baik yang didapat Simone Inzaghi ini adalah soal nasib kontraknya, jadi tak masalah bila Jurgen Klopp full senyum.
Baca juga: Bahagianya Thomas Muller, Efek Psikologis Neuer Comeback di Bayern Munchen vs Salzburg Laga UCL
Baca juga: Ini Daftar Bek Incaran Jose Mourinho, Bos AS Roma Dibujuk Investasi Lebih Besar di Liga Italia
Dilansir Liverpool Echo, tak ada satupun pemain Liverpool yang akan absen dalam laga yang akan digelar di Anfield tersebut.
Nama-nama yang sebelumnya menepi, Roberto Firmino, Joel Matip, dan Thiago Alcantara dipastikan dalam kondisi fit di laga besok dini hari.
Bermain di Anfield dengan kondisi tim yang siap 100 persen membuat Liverpool berpotensi besar untuk kembali mempermalukan Inter Milan.
Bermodal kemenangan dua gol tanpa balas di leg pertama, dengan kepala tegak, The Reds berjalan menuju Anfield.
"Semua pemain berlatih kemarin, sepenuhnya," kata Klopp dilansir Sky Sports, dikutip Tribunkalteng.com melalui Tribunnews.com.
"Thiago hanya absen seminggu jadi seharusnya baik-baik saja, Joel (Matip) hanya tiga atau empat hari jadi tidak apa-apa," lanjutnya.
Baca juga: Tak Cuma di Laga Barito Putera, Hukuman Komdis PSSI ini Jadi Nasib Buruk Arema Jelang Lawan Persib
“Firmino sedikit lebih lama, hari minggu adalah sesi altihan pertamanya, kita lihat nanti," ujar juru taktik asal Jerman itu.
Sisi lain, ternyata Inter Milan memberi perpanjangan kontrak kepada Simone Inzaghi.
Ya, justru Manajemen Nerazzurri puas dengan capaian allenatore 45 tahun itu.
Menurut Football Italia, Inzaghi yang sudah diikat hingga 2023 akan diberi perpanjangan kontrak setahun hingga 2024, dengan opsi perpanjangan setahun.
Gajinya pun juga akan dinaikkan. Diketahui, saat ini, Inzaghi menerima 4,5 juta Euro per musim.
Baca juga: Jadwal Bulutangkis Live MNC TV All England 2022, Streaming RCTI Gratis Aksi Greysia Polii/Apriyani
Baca juga: Kans Joan Mir Kembali Top Speed, ini Daftar Agenda Bersama Jokowi di MotoGP 2022 Mandalika
Nantinya, Simone Inzaghi akan memperoleh 5 juta Euro per musim plus bonus.
Nah, pada Januari lalu, Inter berhasil memenangi Piala Super Italia, trofi pertama Inzaghi di Inter.
Lalu Nicolo Barella dkk juga sukses menembus 16 besar Liga Champions, satu hal yang tak bisa dilakukan Antonio Conte.
Saat ini, Inter juga masih ada di peringkat kedua klasemen sementara Liga Italia dengan 58 poin, terpaut dua angka dari AC Milan di puncak.
Penampilan The Reds Melejit
Mereka masih bersaing untuk meraih gelar Liga Inggris bersama Manchester City.
Juga di Liga Champions, tim raksasa Italia, Inter Milan dibuatnya tak berkutik saat bermain dikandang, Liverpool sukses mengalahkan Nerazzurri dengan skor dua gol tanpa balas.
Praktis, di tengah inkonsistensi tim-tim elite Liga Inggris dan Eropa, The Reds adalah tim dengan performa paling stabil.
Kekalahan hanya mereka rasakan ketika bermain melawan West Ham United di Liga Inggris, selebihnya hasil sempurna hampir selalu Klopp antarkan untuk Liverpool.
Tangan dingin Jurgen Klopp benar-benar menjadikan Liverpool sebagai tim superior yang sulit untuk dikalahkan.
Sejak datang ke Anfield pada tahun 2015 lalu, juru taktik asal Jerman itu sukses membuat revolusi di Liverpool.
Baca juga: Syarat Baru Pratama Arhan di Tokyo Verdy, Dusan Ungkap Fasilitasnya di Liga Jepang J2 League
Mulai mentalitas hingga gaya permainan yang diusung mampu membuat The Reds menjadi tim yang lebih diperhitungkan di eropa.
Perlu diingat, Klopp bukanlah tipe pelatih yang menuntut belanja besar-besaran untuk tim yang ia pegang, ia berbeda dengan Guardiola yang membutuhkan dana melimpah untuk membentuk satu tim hebat.
Selama enam tahun menjabat sebagai juru taktik The Reds, pengeluaran paling banyak hanyalah untuk mendatangkan Virgil van Dijk dari Southampton dengan biaya 70 juta euro.
Moneyball yang diterapkan oleh mantan Direktur Olahraga Liverpool, Michael Edward, menjadi kunci dari kesuksesan bursa transfer The Reds dari musim ke musim yang memanjakan Klopp untuk meracik strategi.
Pemain-pemain yang kini menjadi bintang, seperti Mo Salah, Sadio Mane, Roberto Firmino, Diogo Jota, Jordan Henderson, hingga Robertson adalah pemain yang diboyong dengan harga dibawah 50 juta euro.
Klopp adalah pelatih yang percaya dengan sebuah proses. Ia membuat sistem permainan berdasarkan kapasitas pemain yang ia miliki.
Klopp jeli dalam menggodok pemain yang biasa-biasa saja sebelumnya menjadi sosok penting dalam taktik yang dia usung.
Nama-nama yang disebutkan di atas adalah contohnya, mereka diboyong dengan banderol di bawah 50 juta euro, namun apa yang mereka tunjukkan di lapangan begitu luar biasa.
Mohamed Salah yang menjadi bintang, diakui sebagai salah satu pemain terbaik di dunia dengan beberapa kali masuk dalam nominasi pemenangan Ballon d'Or.
Awal kehebatan Klopp terlihat saat Liverpool berhasil dibawanya mencapai babak final Piala Liga dan Liga Eropa pada musim 2015/2016.
Lalu di musim selanjutnya (2016/2017), pelatih berusia 52 tahun tersebut mampu membawa The Reds tampil di ajang Liga Champions setelah tiga musim absen.
Grafik menanjak kembali mampu Klopp tunjukan di musim 2017/2018, Jordan Henderson dan kolega dibawanya mencapai babak final Liga Champions dan bersua tim raksasa Spanyol, Real Madrid.
Sayangnya, blunder konyol yang dilakukan Karius di partai tersebut membuat Liverpool harus menyerahkan trofi Si Kuping Besar ke tangan Los Blancos.
Namun, bukan Klopp namanya jika ia tak belajar dari kekalahan. Di musim selanjutnya, The Reds sukses dibawanya tampil superior di Liga Champions hingga kembali melangkah ke babak final.
Tottenham Hotspur yang menjadi lawan dibuat tak berdaya, tim asuhan Pochettino berhasil Klopp kalahkan dengan skor meyakinkan 2-0 lewat sumbangan gol Mo Salah dan Divock Origi.
Raihan manis terakhir yang sukses Klopp berikan untuk Liverpool terjadi pada musim 2019/2020.
Liverpool menjalani musim paling luar biasa di liga dengan mengalami jumlah kekalahan yang dapat dihitung jari.
Mereka juga meninggalkan City di urutan kedua dengan selisih poin dua digit yang begitu jauh dan mustahil dikejar bahkan saat kompetisi masih menyisakan tujuh laga sisa.
Gelar Liga Primer Inggris pun berhasil mereka bawa pulang setelah 30 tahun lamanya tak masuk lemari prestasi di Anfield.
"Dia (Jurgen Klopp) akan dikenang selamanya oleh fans di Anfield, Klopp adalah orang yang harus dihormati berkat jasa-jasanya untuk Liverpool," Kata Gerrard, legenda hidup Liverpool dilansir ESPN.
Berhasil mencatatkan hasil istimewa untuk The Reds tak membuat eks pelatih Brussia Dortmund itu jumawa.
Dalam sebuah konferensi Pers, Klopp menyebut dirinya adalah The Normal One, dia tak merasa menjadi orang yang spesial walaupun telah memberi gelar bergengsi untuk Liverpool.
Permainan high pressing, gegenpressing, dan direct pass dipertontonkan oleh skuat juru taktik asal Jerman itu.
Ya, 'Rock and Roll football' yang diusung Jurgen Klopp dengan 3 skema tersebut mampu membuat Liverpool tampil mempesona musim ini juga musim-musim sebelumnya.
Salah satu yang paling mencolok adalah bagaimana Klopp menerapkan permainan gegenpressing untuk Liverpool.
"Gegenpressing adalah soal ketepatan dan kecepatan, kami memberi waktu 5 detik untuk pemain dapat merebut bola kembali setelah kehilangannya," kata Klopp, dilansir HaytersTV.
"Kami memanfaatkan kegagalan lawan melakukan transisi menyerang untuk menciptakan peluang dan mencetak gol, itu yang kami lakukan," lanjutnya.
Walaupun menguras stamina dan membuat pemain Liverpool rentan cedera, permainan yang diusung Klopp terbukti efisien untuk meraih 3 poin dan mengalahkan lawan-lawannya yang di atas kertas secara skuat lebih mewah dari tim yang bermarkas di Anfield Stadium tersebut.
Musim ini, mereka tak hanya tampil gempiang di Liga inggris, namun juga di ajang kontinental, Liga Champions.
Dari seluruh pertandingan penyisihan grup liga paling bergengsi di eropa itu, Liverpool sukses menyapu bersih semua laga dengan kemenangan.