Berita Kaltim

Usai Sholat Subuh, Hidup Guru Ngaji Ini Berakhir di Tangan 2 Santrinya, Pelaku Pakai Topeng Monyet

Tragis, usai Sholat Subuh, hidup guru ngaji ini berakhir di tangan 2 santrinya sendiri yang menganiaya hingga tewas

Editor: Dwi Sudarlan
Ilustrasi penganiayaan, di Samarinda, Kaltim, seorang guju ngaji dianiaya dua santrinya hingga tewas. 

TRIBUNKALTENG.COM, SAMARINDA - Tragis, usai Sholat Subuh, hidup guru ngaji ini berakhir di tangan 2 santrinya sendiri yang menganiaya hingga tewas.

Aksi kejam dua santri menganiaya guru ngajinya hingga tewas terjadi di Pondok Pesantren Darus As'sadah Samarinda.

Tragisnya, dua santri itu masih remaja yakni AB (15) dan HR (15), sementara sang guru ngaji yang dianiaya mereka adalah Eko Hadi Prasetyo (43).

Kedua santri itu nekat menganiaya guru ngajinya hanya karena sakit hati ponsel disita saat jam pelajaran, sehari sebelum kejadian.

Baca juga: Kisah Malin Kundang Kekinian, Gegara Tidak Diberi Uang Rp 20 Ribu, Anak Aniaya dan Usir Ibu Kandung

Baca juga: Bucin Yogya Kambuh, Kompor Hadiah Bupati Dijual, Demi Pacar Berani Aniaya Ibu Kandung

Baca juga: Terungkap Suami di Kukar, Tega Aniaya Istrinya Hingga Meninggal, Kesal Karena Banyak Utang

Saat melakukan penganiayaan, mereka berdua sempat melakukan penyamaran.

AB menggunakan topeng monyet, sementara rekannya HR menggunakan jaket bertutup kepala.

Kapolresta Samarinda Kombes Pol Ary Fadli mengatakan berdsar hasil pemeriksaan kedua remaja ini awalnya hanya ingin membuat gurunya pingsan agar bisa mengambil kembali ponsel milik HR.

Mereka memukuli sang guru dengan balok kayu sisa bangunan yang ada di lokasi.

Pukulan bertubi-tubi tersebut menyebabkan luka robek di bagian kepala, pelipis serta leher dan punggung belakang.

Dari barang bukti yang diamankan, terlihat jelas di salah satu kayu terdapat paku yang diduga menyebabkan luka korban begitu berat.

"Kebetulan di lokasi tersebut terdapat balok-balok kayu sisa bangunan.  Jadi masing-masing dari mereka mengambil satu untuk memukul korban," kata Kapolres Samarinda.

Tergeletak di samping pondok

Korban Eko Hadi Prasetyo ditemukan warga di jalan samping Pondok Pesantren Kampus Putra yang berada di Jalan Assadag, Gang 4 RT 18 kelurahan Mugirejo, kecamatan Samarinda Utara.

Saat ditemukan, dia dalam kondisi tengkurap dengam luka berat di bagian kepala.

Satu balok kayu berada di bawah tangan kanan, dan satu balok di bawah kedua kaki korban.

Sementara sandal jepit korban berjarak 1 meter dari tubuh korban.

Tak jauh dari korban, terdapat motor jenis matic milik Eko yang sudah rebah dengan kondisi jok terbuka.

Korban sempat dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.

Namun setelah satu jam, korban menghembuskan napas terakhirnya.

Eki (33), salah satu saksi mengatakan saat ditemukan, Eko baru pulang dari sholat.

"Pak Eko (korban) ini sepertinya habis sholat. Soalnya masih pakai baju koko dan sarung," tuturnya.

Samsudin, warga sekitar lokasi bercerita peristiwa penganiayaan Sang Guru terjadi sekitar pukul 05.30 Wita saat warga baru selesai menjalankan ibadah Sholat Subuh. 

Saat ia berdizikir, ia mendengar suara yang yang sedang menggebuki sesuatu.

Ia kira suara tersebut adalah orang yang menggebuki ular.

Suara tersebut diiringi dengan teriakan keras yang membuat warga di samping pondok pesantren berlari keluar rumah.

Alangkah terkejutny ia saat melihat dua orang yang diperkirakan masih remaja tengah memukuli seorang pria menggunakan balok kayu.

"Saya keluar mereka (para pelaku) langsung lari ke atas (arah bukit). Korban ini sudah bersimbah darah," bebernya.

Begitupun Bilqis (29), penghuni rumah tepat di depan lokasi kejadian bercerita saat sedang berdizkir, ia mendengar suara gebukan keras disertai teriakan kesakitan suara laki-laki.

Bertepatan dengan dirinya membuka pintu, ia bersama Samsudin mendapati tubuh guru Pondok Pesantren tersebut sudah terkulai lemah.

"Banyak banget darahnya. Sepertimya kepalanya bocor," ungkap ibu satu anak ini.

Ia mengatakan korban masih mengenakan baju koko serta sarung dan sepertinya baru selesai menunaikan ibadah Sholat Subuh.

"Pas kita dekati masih bernapas. Ada 1 kayu di kakinya," terang Ibu anak satu ini.

"Namanya Pak Eko (43). Ustadz dan guru di pesantren ini (IT Madina)," tambah dia.

Ia mengakui mereka tidak berani menyentuh korban ataupun barang bukti hinggga beberapa saksi di lokasi kejadian langsung menghubungi pondok pesantren tempat korban mengajar.

Akhirnya, dibantu para saksi, pihak Ponpes IT Madinah langsung menghubungi ambulance yang kemudian membawa tubuh malang korban ke RSUD AW Syahranie, Kota Samarinda. (*)

 

 

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Kronologi 2 Santri Pukuli Guru Ngaji di Ponpes Hingga Tewas, Terungkap Penyebabnya Karena HP, .

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved