Selebrita

Raffi Ahmad si Bos RANS Cilegon Temui Rhoma Irama, Suami Nagita Teringat Dosa

Raffi Ahmad dan Nagita Slavina semakin bijaksana. Bertemu Rhoma Irama, si Bos RANS Cilegon FC beri pengakuan.Nagita Slavina malah selalu menangis.

Editor: Nia Kurniawan
Instagram.com
Nagita Slavina dan Raffi Ahmad 

TRIBUNKALTENG.COM - Raffi Ahmad dan Nagita Slavina semakin bijaksana. Bertemu Rhoma Irama, si Bos RANS Cilegon FC beri pengakuan.

Seiring waktu Raffi Ahmad mulai banyak berubah. Menceritakan sosok Nagita Slavina yang kerap beri peringatan.

Bahkan kala mendapatkan rejeki besar, Raffi Ahmad malah terpikir soal dosa dan tanggung jawab.

Raffi Ahmad malah cemas akan cobaan yang akan didapat.

Baca juga: Larangan Dokter di Sinetron Ikatan Cinta Arya Saloka Disorot, Efek Kehamilan Andin

Raffi Ahmad pun mengungkap reaksi istrinya, Nagita Slavina setiap mendapatkan rezeki yang banyak.

Rupanya, Nagita Slavina malah selalu menangis.

Seperti yang terjadi belum lama ini, saat Raffi dan Nagita mendapat rezeki melimpah.

Jumlahnya bahkan lebih dari yang bisa mereka bayangkan.

Hal ini terungkap saat Raffi Ahmad menjadi bintang tamu di kanal YouTube Rhoma Irama beberapa waktu lalu.

"Saya sama istri saya malah berpandang-pandangan, istri saya dia lebih menangis saat dapat rezeki besar," kata Raffi Ahmad pada Raja Dangdut itu.

Raffi Ahmad mengatakan jika Nagita Slavina cemas dengan cobaan yang akan datang.

"Dia bilang gini 'Aduh ini rezekinya besar banget, cobaan apalagi yang dikasih sama Allah buat kita,' dia sampai ngomong gitu," imbuh Raffi mengulang ucapan Nagita.

Diakui Raffi, dulu saat masih muda, mendapatkan rezeki merupakan hal yang membahagiakan.

Terlebih saat masih muda yang diinginkannya hanya menjadi orang hebat dan kaya tanpa memikirkan hal lainnya.

"Dulu mungkin masih muda, kerja, senang dapat uang," kata Raffi.

Namun kini pemikiran Raffi Ahmad telah berubah.

"Saat dikasih sama Allah lebih yang kita tidak bayangkan, saya sama istri bingung, aduh ini kok besar sekali, maksudnya berarti cobaan apa yang mau kita dapat," tutur Raffi kemudian.

Sekarang dengan limpahan rezeki yang mereka dapatkan, Raffi dan Nagita justru berpikir bagaimana mempertanggungjawabkannya.

"Jadi saya sama Nagita, Alhamdulillah kita untungnya dikasih (rasa) itu sama Allah, bukannya kita dapat uang 'wah asik nih,'" kata Raffi.

"Justru kita bagaimana mempertanggungjawabkan titipan ini supaya bisa jadi bermanfaat," imbuhnya.

Raffi Ahmad tak menampik jika pemikiran itu muncul setelah proses panjang yang terjadi dalam hidupnya.

Ayah dua anak ini mulai menyadari bahwa kekayaan seseorang tak bisa menjadi penolong di akhirat kelak.

Bahkan, kekayaan juga tak bisa menghapus dosa-dosanya di masa lalu.

"Saya suka flashback, dosa-dosa saya, orang tua. Sekaya-kaya kita, tidak bisa membeli waktu untuk mengembalikan orang tua kita atau membeli untuk mengampuni dosa kita. Kembali ke diri kita sendiri," kata Raffi Ahmad.

Dengan bijak, Raffi Ahmad mengaku tak mau mengorbankan banyak hal hanya untuk dunia semata.

Dia pun lebih berpikir soal akhirat.

"Alhamdulillah, jadi enggak mungkin mau mengorbankan dunia kita untuk akhirat kita," sambung Raffi Ahmad dikutip Tribunkalteng.com dari Banjarmasinpost.co.id

Kenali Perbedaan Nikmat dan Istidraj

Apa perbedaan nikmat dan istidraj? Jika ditinjau dari segi bahasa, istidraj diambil dari kata ‘daraja’ yang dalam bahasa Arab berarti naik dari satu tingkatan ke tingkatan berikutnya. Sedangkan secara istilah, istidraj memiliki makna azab berwujud kenikmatan.

Untuk Anda yang penasaran dengan perbedaan nikmat dan istidraj, simak artikel ini sampai habis. Sebenarnya, ada beberapa ayat Alquran yang berkaitan dengan tanda istidraj, di antaranya adalah sebagai berikut:

Surat Al An’am ayat 44: "Fa lammaa nasuu maa zukkiruu bihii fatahnaa ‘alaihim abwaaba kulli syaii’, hattaaa izaa farihuu bimaaa uutuuu akhoznaahum baghtatang fa izaa hum mublisuun".

Artinya: “Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) bagi mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa".

Surat Ali Imran ayat 178: "Wa laa yahsabannallaziina kafaruuu annamaa numlii lahum khoirul li’ angfusihim, innamaa numlii lahum liyazdaaduuu ismaa, wa lahum azaabum muhiin".

Artinya: “Dan jangan sekali-kali orang-orang kafir itu mengira bahwa tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka lebih baik baginya. Sesungguhnya tenggang waktu yang Kami berikan kepada mereka hanyalah agar dosa semakin bertambah, dan mereka akan mendapat azab yang menghinakan".

Melansir tayangan di kanal YouTube Sumber Kajian yang diunggah pada 8 November 2021, Ustadz Abdul Somad menjelaskan tentang perbedaan nikmat dan istidraj.

"Ketika Allah sayang kepadamu, maka diujilah imanmu. Ketika datang sakit, kehilangan, Allah ingin membersihkan dosa-dosamu", ungkap Ustadz Abdul Somad.

"Ada yang paling mengerikan dalam hidup ini namanya istidraj. Apa itu? Sholat tak pernah, tapi rezeki lancar. Ngaji tak mau tapi karir melejit. Puasa tidak pernah, sedekah tidak, zakat tidak, tapi umur tetap panjang dan sehat wal afiyat. Hati-hati, itu namanya istidraj", Ustadz Abdul Somad menambahkan.

Dengan demikian pengertian istidraj adalah ketika seorang muslim banyak melakukan maksiat dan jarang beribadah, namun hidupnya terus dilimpahi kenikmatan. Ia terjebak dalam kenikmatan hidup, padahal dirinya semakin lalai dalam menunaikan ibadah serta kewajiban lainnya.

Ciri-ciri Istidraj

Ada beberapa ciri-ciri istidraj, dan yang paling sering dijumpai adalah perilaku malas beribadah, namun terasa begitu nikmat menjalani hidup. Misalnya, seorang muslim jarang atau bahkan tidak pernah menunaikan sholat wajib, namun pekerjaannya berjalan lancar.

Ia juga berkecukupan dari segi materi, serta menjalani hidup yang layak. Sesungguhnya, kelancaran rezeki yang diterima adalah ujian dari Allah SWT, apakah dirinya akan terus terjebak atau mulai berpikir dari mana datangnya semua nikmat dalam hidup.

Tanda lain tertimpa istidraj adalah dilimpahi oleh ketenangan hidup, sementara diri sendiri tak lepas dari kegiatan maksiat. Orang-orang yang terjebak dalam istidraj justru menyombongkan kenikmatan hidup yang berhasil diperoleh dan merasa tenang berbuat maksiat karena tidak sedikit pun kenikmatan hidupnya terasa berkurang.

Ternyata, sakit termasuk bentuk nikmat dari Allah SWT. Jadi, orang-orang yang jarang terkena penyakit bisa jadi termasuk golongan yang tertimpa istidraj. Merasa tubuh dan jiwanya selalu sehat, orang-orang biasanya akan lalai dan terlena pada urusan duniawi semata.

Seperti itulah perbedaan nikmat dan istidraj yang mungkin dapat disalahartikan oleh banyak orang. Untuk itu, kita perlu terus meningkatkan level keimanan sebagai umat Muslim.

( Tribunkalteng.com )

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved