Berita Kaltara
Kisah Para Relawan Banjir di Nunukan, Pinjam Perahu Warga hingga Urunan Beli BBM Antar Logistik
Suka duka kisah dirasakan para relawan banjir kampung siaga bencana, Desa Atap, Kecamatan Sembakung, Nunukan, terpaksa urunan beli BBM antar logistik
TRIBUNKALTENG.COM, NUNUKAN – Suka duka kisah dirasakan para relawan banjir di kampung siaga bencana, Desa Atap, Kecamatan Sembakung, Nunukan untuk membantu para warga yang terdampak banjir.
Relawan mengalami kesulitan untuk menjangkau 10 desa sekaligus yang terdampak banjir ini.
Selama ini dalam penanganan bencana banjir, relawan hanya bisa meminjam perahu milik warga setempat.
Ketua Kampung Siaga Bencana, Desa Atap, Abdullah mengatakan, selama ini pihaknya dalam mendistribusi logistik ke 10 desa sekaligus pendataan korban banjir, terpaksa menggunakan perahu warga.
Sementara itu, di saat bersamaan terkadang warga juga membutuhkan perahunya untuk evakuasi.
Baca juga: Sidang Disiplin 10 Oknum Polisi Pelaku Penganiayaan di Nunukan Tunggu Bidkum Polda Kaltara
Belum lagi yang membuat Abdullah dan rekan relawan lainnya merasa tidak enak saat situasi darurat, mereka harus mengetok pintu rumah warga tengah malam hanya untuk meminjam perahu.
"Kalau soal bantu warga, kami siap lahir batin. Tapi kalau perahu saja kami tidak punya, bagaimana kami salurkan bantuan, evakuasi korban, dan lakukan pendataan," kata Abdullah kepada TribunKaltara.com (Tribun Network), Senin (10/1/2022), pukul 09.00 WITA.
Tak hanya itu, Abdullah mengaku kendala mereka di lapangan juga soal dana operasional penanganan bencana banjir.
Setiap kali mendistribusikan logistik dari satu desa ke desa lainnya, mereka mau tidak mau urunan beli bensin untuk Bahan Bakar Minyak (BBM) perahu.
Baca juga: Polres Nunukan Musnahkan Sabu 7,3 Kg, Kebanyakan Masuknya Barang Haram Melalui Jalur ‘Tikus’
Belum lagi setiap desa memiliki medan yang berbeda-beda bahkan untuk menjangkaunya perlu waktu berjam-jam.
"Kalau sudah masalah dana operasional kami sudah tidak sanggup. Tiap tahun hadapi bencana ini, kami urunan buat beli bensin.
Apalagi jarak desa satu ke desa lainnya ada yang jauh-jauh, sejam atau dua jam baru sampai," ucapnya.
"Kemarin langsung direspons bu Menteri, kata beliau satu atau dua hari, dua unit perahu akan datang. Perahu mesin 15. Kami tunggu bantuannya bu," ujarnya.
Baca juga: Korban Penganiayaan oleh Oknum Polisi di Nunukan: Kepala Saya Ditodong Pistol, Dipukul & Disekap
Minta Radio Komunikasi RIG ke Mensos RI Risma
Selain masalah perahu, Abdullah sampaikan tidak semua desa memiliki jaringan telepon apalagi internet.