Berita Palangkaraya

Orang Tua Murid di Palangkaraya Senang Proses Belajar Mengajar Kembali di Sekolah

Pelaksanaan Proses belajar mengajar kembali dilakukan secara Tatap Muka di Sekolah yang ada di Kota Palangkaraya.

Penulis: Pangkan B | Editor: Fathurahman
Tribunkalteng.com/Pangkan Bangel
Aktivitas di SDN 4 Menteng, usai libur sekolah dan pembagian rapot yang dihadiri oleh orang tua murid, Senin (3/1/2022). 

TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA -Pelaksanaan Proses belajar mengajar kembali dilakukan secara Tatap Muka di Sekolah yang ada di Kota Palangkaraya.

Kebijakan tersebut disambut baik kalangan orang tua murid yang ada di SDN 4 Menteng Kota Palangkaraya, Senin (3/1/2022).

Salah satu orang tua Murid SDN 4 Menteng  mengungkapkannya kepada TribunKalteng.com saat berkesempatan mewawancarai di Jalan M H Thamrin, Menteng, Jekan Raya, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Salah satu orang tua murid Sekolah Dasar Negeri 4 Menteng, Juniah Rahma, merasa senang kebijakan PTM tersebut, karena selama belajar daring dia banyak keluar uang untuk mengisi kuota yang harus ia beli tiap bulannya.

Baca juga: Tim Gabungan Polresta Tangkap Pencuri Motor di Barak Jalan Bromo Kota Palangkaraya

Baca juga: Seorang Pedagang Korban Kebakaran Pasar Pundu Meninggal Dunia Diduga Kena Serangan Jantung

Baca juga: Bangunan Terbakar Kawasan Pasar Pundu Cempaga Hulu Kotim Diperkirakan Capai 50 Unit    

“Anak saya ada 2, akibat adanya pandemi saya harus membayar kuota sebesar Rp 200 Ribu hingga Rp 400 Ribu,” ucapnya.

Hal ini disebabkan penggunaan gawai yang berlebihan, terutama saat pandemi.

“Karena sekolah daring, jadi setelah selesai google school anak-anak tidak langsung istirahat, namun langsung buka aplikasi lain sehingga kuota lekas habis,” ujar Juniah.

Selain itu, secara psikologi anak  juga menjadi terganggu.“Tidak adanya sekolah tatap muka, anak saya yang kelas 2 Sekolah Dasar lebih banyak menghabiskan waktunya menonton youtube,” ujar Juniah.

Ia menambahkan pengaruh youtube membuat sikap anaknya mengalami perubahan.

“Anak saya jadi menggunakan bahasa gaul seperti gua-elu, akibat terlalu banyak menonton youtube. Jika disekolah saya bisa mengambil gawainya dan dia bisa bermain bersama temannya,” ungkap Juniah.

Juniah juga mengatakan, dia lebih senang anaknya  sekolah tatap muka, karena  bisa berkomunikasi dengan teman sebaya daripada dengan youtube.

“Bahasa Dayak dan Bahasa Banjar lebih baik daripada dia berkomunikasi dengan orang menggunakan gua-elu,” keluh Juniah.

Selain itu akibat terlalu lama melakukan pembelajaran daring, sopan santun anak juga menjadi berkurang.

“Biasa anak saya lewat membungkukkan badan sedikit saat lewat didepan orang, sekarang lewat hanya lewat saja. Bahkan tidak bilang permisi,” ungkap Juniah.

Sememtara itu, Kepala Sekolah Dasar Negeri 4 Menteng, Noorliana mengatakan, ada perubahan sikap anak saat masuk sekolah."Ada yang tidak lagi  menyapa guru yang berada di gerbang masuk," ujarnya.

Akhirnya dia menyuruh para guru untuk menyapa terlebih dahulu agar anak menyapa balik.

Dia mengatakan, setelah pembelajaran mulai efektif, pihak sekolah akan menekankan pembelajaran tentang sopan santun atau pembinaan atitude pada anak.

“Selain pembinaan atitude, anak ketika berada di sekolah lebih ceria karena bisa bertemu teman-temannya,” ungkap Noorliana. (*)

 

 

 

 

Sumber: Tribun Kalteng
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved