Selebrita

Panji Petualang Tak Tinggal Diam, si Sahabat King Kobra Garaga Bantu Dokter Tangkap Ular

Aksi seorang dokter nekat menangkap Ular Kobra yang masuk ke kliniknya memicu perhatian Panji Petualang. Aksinya terekam di Youtube.

Editor: Nia Kurniawan
(Youtube PANJI PETUALANG)
Panji Petualang dan King Kobra Garaga 

TRIBUNKALTENG.COM - Panji Petualang sang pemilik King Kobra Garaga tak tinggal diam,  Ular Kobra berbahaya yang meresahkan warga sekitar rumahnya diamankan.

Berawal dari aksi seorang dokter nekat menangkap Ular Kobra yang masuk ke kliniknya memicu perhatian Panji Petualang.

Ini diungkap pemilik King Kobra Garaga itu dalam kanal YouTubenya.

"Ini ada pak dr. Gustian sama keluarga, tetanggaku nganterin 2 ekor anak kobra nih temen-temen. Jadi dari kemarin emang banyak banget sih dok yang laporan soal kobra, " kata Panji Petualang dikutip Tribun Kalteng melalui Banjarmasinpost.co.id dari YouTube PANJI PETUALANG, Kamis (23/12/2021).

Baca juga: Cintanya Bersama Ayya Renita Kandas, Anwar Sanjaya Move On di Tahun 2022: Kalau Aku Dikasih Jodoh

Dokter dan keluarganya lantas menyerahkan ular hasil tangkapan tersebut kepada Panji Petualang sebab mereka tak punya kemampuan untuk merescue reptil berbahaya itu.

"Masuk (klinik) di ruang TV, " terang dr Gustian.

Panji Petualang mendapatkan informasi bahwa ada seorang dokter nekat menangkap ular kobra yang masuk klinik dengan menggunakan alat pengaman seadanya.

"Aku (nangkap) pakai sapu langsung masukin ke corong (galon air minum) sini saja, yang satunya masukin lagi, ada 2 deh, gak tau ada berapa lagi di klinik, " sambung dokter.

Pada akhirnya reptil melata terebut kemudian diserahkan ke Panji Petualang untuk kemudian di rescue dan dilepasliarkan lagi ke habitat aslinya.

Aksi dokter menangkap anak ular kobra tersebut walau memakai alat pengaman seadanya pun dibenarkan oleh Panji Petualang sang pemilik King Kobra Garaga itu.

Panji kobra dok
Panji Petualang dan dr Gustian tetangganya menangkap ular kobra yang masuk ke klinik

Lantas seperti apa sebenarnya cara menangkap ular yang benar?

Melansir dari Kompas.com, Ageng dari Yayasan Sioux Ular Indonesia mengatakan bahwa cara menangkap ular, baik yang berbisa maupun tidak, umumnya sama. Penanganan dini dapat dilakukan dengan cara menangkapnya.

Namun, Ageng mengingatkan agar masyarakat tidak gegabah saat melakukannya.
Berkait hal itu, berikut cara tepat dan benar bagi warga yang ingin menangkap ular sebagai antisipasi dini:

1. Jangan panik

"Pertama tidak panik dalam kondisi apapun. Minimal kalau tidak berani, foto ular untuk mengidentifikasi ular untuk menghindari asumsi ular itu tidak berbisa," kata Ageng saat dihubungi, Jumat (28/5/2021).

2. Minta bantu orang lain jika ukuran ular lebih dari 2 meter

"Disarankan untuk menangkap ular jenis piton itu juga tidak sendiri. Untuk ukuran sepanjang 2 meter itu harus bantuan orang lain," kata Ageng.

3. Gunakan tongkat

Tongkat kayu, sapu dan sejenisnya sangat berguna dalam proses evakuasi ular. Menurut Ageng, tongkat digunakan untuk menghindari atau mengalihkan perhatian ular saat penangkapan berlangsung.

4. Lakukan perlahan guna mengurangi agresivitas ular

Sebab, ular akan agresif terhadap pergerakan objek yang tiba-tiba mendekatinya.

5. Tangkap ular pada bagian ekor

"Selanjutnya lakukan penangkapan pada bagian ekor, bukan kepala. Karena yang sudah pro pun melakukan atau menangkap dari ekor. Berbeda kalau untuk aksi, umumnya menangkap dari bagian kepala," papar Ageng.

6. Masukkan ke karung atau tempat lain yang aman

Adapun langkah selanjutnya dengan menutup mulut ular guna menghindari gigitan sampai datang seseorang yang ahli dalam menangani ular.

Namun, sedikit orang yang melakukan cara itu. Biasanya ular yang sudah ditangkap langsung dimasukan ke dalam karung atau tempat lain.

7. Serahkan ular kepada seseorang yang ahli atau komunitas reptil dan sebagainya

Ageng sendiri mengapresisasi masyarakat saat ini yang tidak lagi membunuh ular dengan alasan menghindari sesuatu yang tidak dinginkan.

"Karena di balik bahaya, memang ada soal populasi. Kebedaraan dia ini bisa menyerang hama, tikus dan sebagainya. Kalau misal nangkap mungkin bisa lepas saja di lokasi yang jauh dari permukiman," ucapnya.

(Banjarmasinpost.co.id/Kristin Juli Saputri)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved