Capres 2024
Eks Waketum Partai Gerindra Sebut Ganjar dan Anies Tidak Bakal Jadi Capres 2024, Ini Alasannya
Arief Poyuono menyakini pamor Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal terus turun
TRIBUNKALTENG.COM, JAKARTA - Berbeda dengan hasil survei, mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono menyebut Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan tidak bakal menjadi Capres 2024.
Pernyataan Arief Poyuono, politisi Partai Gerindra ini mengejutkan karena berdasar survei beberapa lembaga, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan selalu berada di posisi tiga besar Capres 2024.
Satu lagi kandidat yang selalu masuk daftar 3 besar Capres 2024 adalah Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Arief Poyuono menyakini pamor Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bakal terus turun hingga akhirnya tidak maju dalam Pilpres 2024.
Baca juga: Ini Makna Salam Adu Banteng Ala Ganjar Pranowo, Hasto Yakin Tidak Terbujuk Tawaran Capres Golkar
Baca juga: Relawan Pasangkan Anies Baswedan dengan The Next Jusuf Kalla: Syahrul Yasin Limpo & Amran Sulaiman
Baca juga: Usai Mega, Puan dan Prabowo Ketemu, Muncul Spekulasi Capres 2024 dan Nasib Ganjar Prabowo
Apalagi, pada 2022 mendatang masa jabatan Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan sebagai gubernur akan berakhir.
Arief menilai Anies dan Ganjar saat ini mengikuti langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menarik simpati masyarakat lewat pencitraan di media massa saat menjadi Gubernur DKI Jakarta hingga menjadi capres pada Pilpres 2014 lalu.
Ia memprediksi faktor jabatan publik dan sorotan media massa masih menjadi salah satu faktor penentu kandidat Pilpres 2024.
Namun, masa jabatan Anies dan Ganjar sebagai gubernur berakhir sebelum 2024 sehingga akan kehilangan popularitas.
Oleh karena itu, ia memprediksi Anies dan Ganjar tidak akan menjadi calon presiden pada Pilpres 2024.
"Dua tokoh ini akan habis baterainya tahun 2022, Ganjar dan Anies. Mau atau tidak mau, percaya atau tidak percaya, Jokowi itu hasil 'The Power of Media'. Kemampuan dari media ini bagaimana mengangkat seorang Jokowi waktu itu menjadi seorang tokoh. Nah, dua tokoh ini baterainya habis, enggak ada lagi tempat untuk pencitraan," ujarnya dalam acara Total Politik di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (5/12/2021).
Lebih lanjut, Arief mengaku belum menemukan sosok tokoh yang akan merangkul masyakat Indonesia.
Sehingga ia menyebut apa yang dilakukan Ganjar dan Anies lebih banyak bernilai pencitraan.
Sebagai contoh, ia menjabarkan aksi yang dilakukan Ganjar kala makan bersama pengemis.
Bukannya salut, ia justru merasa iba lantaran hal ini menandakan warga dalam satu wilayah yang dipimpin tak sejahtera dan mendapatkan kehidupan yang layak.
"Kayak Ganjar kan, makan sama pengemis. Repot kita, kalau saya seorang gubernur ada pengemis di kota yang saya pimpin, nangis saya. Bukan saya ajak makan, artinya saya seorang gubernur tidak berhasil mensejahterakan masyarakat," jelasnya.
Arief pun masih percaya bahwa pemimpin Indonesia itu tidaak lepas dari kearifan budaya warisan.
Selain itu, Ganjar dan Anies juga dinilai belum memiliki partai politik yang akan mencalonkan keduanya di Pilpres 2024.

Survei Terbaru
Sementara itu, Indikator Politik Indonesia kembali mengeluarkan hasil survei atau temuannya bertajuk 'Kinerja Presiden, Pemulihan Ekonomi Pasca Pandemi dan Peta Elektoral Terkini', pada Minggu (5/12/2021).
Dalam temuannya itu, Indikator Politik Indonesia mendapati hasil nama Prabowo Subianto menjadi yang teratas dalam penerapan tiga simulasi di kontestasi Pemilihan Presiden (Pilpres) mendatang.
Pada simulasi 10 nama pejabat politik, Prabowo Subianto unggul dengan angka 26,9 persen di atas Ganjar Pranowo (23,2 persen) yang dominan responden pemilihnya merupakan pemilih Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
Sedangkan Anies Baswedan berada di urutan ketiga dengan perolehan 16,7 persen responden yang memilih dan sisanya Ridwan Kamil serta Sandiaga Uno berada di urutan selanjutnya dengan perolehan di bawah 7 persen.
"Pada simulasi 10 nama tertutup, Prabowo Subianto paling tinggi dukungannya, 26.9 persen, kemudian Ganjar Pranowo 23.2 persen, dan Anies Baswedan 16.7 persen, nama lain lebih sedikit, dibawah 10 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin saat pemaparan hasil survei secara daring, Minggu (2/12/2021).
Tak hanya pada simulasi 10 nama, Prabowo Subianto juga kembali unggul dalam simulasi 8 nama pejabat politik.
Jumlah responden yang memilih Prabowo Subianto pada simulasi ini mencapai 27,6 persen responden, lalu disusul Ganjar Pranowo kembali dengan 23,7 persen dan Anies Baswedan dengan peroleh 17,2 persen.
Sedangkan Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno berada diurutan selanjutnya dengan masing-masing mendapatkan 8,4 persen dan 5,9 persen.
"Pada simulasi 8 nama tertutup, Prabowo Subianto paling tinggi dukungannya 27.6 persen, kemudian Ganjar Pranowo 23.7 persen, dan Anies Baswedan 17.2 persen, nama lain lebih sedikit, dibawah 10 persen," ucap Burhanuddin.
Menteri Pertahanan itu juga kembali mendatangi nilai tertinggi dalam penerapan simulasi 3 nama pejabat politik setelah dikerucutkan.
Sebanyak 35,5 persen responden atau masyarakat menyatakan dukungan untuk Prabowo Subianto maju sebagai capres, sedangkan Ganjar Pranowo memperoleh 30,0 persen dan Anies Baswedan hanya 23,7 persen.
Burhanuddin mengatakan, dari keseluruhan survei dengan simulasi tertutup yang dilakukan pihaknya, nama Prabowo Subianto menjadi paling atas untuk menjadi presiden.
"Pada simulasi 3 nama tertutup, Prabowo Subianto paling tinggi dukungannya, 35.5 persen, kemudian Ganjar Pranowo 30 persen, dan Anies Baswedan 23.7 persen," tegas Burhanuddin. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Anies dan Ganjar Diprediksi Gagal Jadi Calon Presiden pada Pilpres 2024, Ini Alasannya