Liga 2 2021
Klasemen Liga 2: Pantas Kaesang Pangarep Ingin Beri Persis Solo Stadion, Kalteng Putra tak Aman
Posisi Persis Solo kokoh di Klasemen Liga 2 2021, banyak faktor Kaesang Pangarep ingin membeli Stadion Malahan, sementara Kalteng Putra tak aman.
Grup D
1. Sulut United (9 Poin)
2. Kalteng Putra (9 Poin)
3. Mitra Kukar (7 Poin)
4. Persiba Balikpapan (7 Poin)
5. PSBS Biak (5 Poin)
6. Persewar Waropen (4 Poin)
Beli Stadion untuk Persis Solo
Keinginan besar ingin segera diwujudkan Kaesang Pangarep, sang direktur utama Klub Liga 2 2021 yakni Perssi Solo, membeli Stadion Manahan, tetapi Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka memberi syarat ini.
Selama ini Stadion Manahan Solo Jawa Tengah menjadi markas Persis Solo mengarungi Liga 2 2021, karena itu pula Kaesang Pangarep ingin membeli stadion milik Pemko Solo tersebut.
Namun, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tidak langsung menyetujui rencana pembelian stadion tersebut meski yang berminat adalah adik kandungnya.
Kaesang Pangarep menyampaikan keinginannya membeli Stadion Manahan langsung kepada Gibran Rakabuming setelah menyaksikan laga Liga 2 2021, Persis Solo lawan PSCS Cilacap.
Gibran mengatakan bila Kaesang ingin membeli Stadion Manahan, tetap harus mengikuti prosedur yang ada.
"Ya, ikuti prosedur yang ada saja, yang jelas fasilitas-fasilitas kita perlu (diolah) orang ketiga, biar dikelola secara profesional," ujar Gibran, Selasa (26/10/2021).
Pernyataan Gibran langsung ditimpali Kaesang.
Dia sesumbar Persis Solo bakal seperti Bali United yang telah memiliki markas sekelas Stadion Kapten I Wayan Dipta Gianyar.
"Berarti udah kayak Bali United to ?" seloroh Kaesang.
Meski demikian, Gibran tetap mengingatkan Kaesang Pangarep tidak melupakan pembibitan pemain usia muda.
"Yang penting ada pembibitan anak muda yang penting itu sama venue terawat," ujar Gibran Rakabuming Raka.
Tak hanya itu, Gibran juga mengungungkapkan besarnya biaya perawatan operasional Stadion Manahan.
"Harus ada yang mengatur, kalau dibebankan APBD semua memang berat, tapi tetap dilihat prestasinya (Persis Solo) bagaimana dulu," tutup Gibran.
(*)
