Kekejaman KKB Papua
Aksi Sadis KKB Papua, Puskemas Dibakar, Nakes Ditelanjangi, Dokter & Suster Dibuang ke Jurang
Selain dianiaya, 9 tenaga kesehatan ditelanjangi, bahkan ada dokter dan suster yang dilempar ke jurang dengan kedalaman sekira 30 meter
TRIBUNKALTENG.COM - Aksi sadis KKB Papua, puskemas dibakar, tenaga kesehatan (nakaes) ditelanjangi, dokter dan suster dibuang ke jurang.
KKB atau Kelompok Kriminal Bersenjata Papua kembali berulah menyerang Puskemas Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Senin (13/9/2021)
Selain merusak dan membakar Puskesmas Kiwirok, anggota KKB Papua juga melakukan tindak kekerasan terhadap tenaga kesehatan (nakes).
Selain dianiaya, 9 tenaga kesehatan ditelanjangi, bahkan ada dokter dan suster yang dilempar ke jurang dengan kedalaman sekira 30 meter.
Baca juga: KKB Papua Serang Posramil Kisor, Praka Iqbal Diserang Saat Tidur dan Ditembaki Ketika Menyelam
Baca juga: Serangan KKB Papua ke Posramil Kisor Bermotif Sakit Hati, 4 Prajurit TNI Gugur Dibawa ke Sorong
Baca juga: 50 Pasukan KKB Papua Serang Posramil Kisor, 4 Prajurit TNI Gugur, 2 Anggota Luka-luka Parah
Kabarnya ada satu orang tenaga kesehatan yang meninggal karena kekejaman anggota KKB Papua.
Kisah menyedihkan bahkan mengerikan itu diungkapkan seorang tenaga kesehatan Puskesmas Kiwirok yang selamat dari kekejaman KKB Papua, Marselinus Ola Attanila,.
Ola mengungkapkan saat orang-orang KKB Papua datang, ia dan rekan-rekannya saat itu tidak bisa berbuat banyak.
"Saat kejadian, ada informasi akan ada penyerangan KKB terhadap Pos Pamtas," ujarnya di Jayapura, Jumat (17/9/2021).
"Namun puluhan anggota KKB justru menyerang Puskesmas. Mereka memecahkan kaca dan mulai menyiram bensin dan membakar puskesmas. Jadi Puskesmas yang dibakar pertama, kemudian bangunan lainnya," sambung Ola.
Setelah membakar Puskesmas, anggota KKB Papua bergerak ke barak dokter yang saat itu ada dokter, suster dan Mantri.
Barak dokter itu juga dibakar sehingga tenaga kesehatan yang bersembunyi di dalamnya terpaksa keluar.
"Karena (barak dokter) dibakar mereka berusaha menyelamatkan diri. Dokter sempat digiring ke pinggir jurang, lalu ditendang masuk ke jurang," kata Ola.
Sementara ia bersama tiga rekan suster bersembunyi di barak medis.
Nahas, KKB juga membakar tempat persembunyian itu sehingga mereka pun terpaksa keluar.
"Saat itu kami berempat bersembunyi di kamar mandi, namun karena mereka mulai membakar, kami pun keluar tapi mereka ternyata telah menunggu di depan barak dengan senjata lengkap dan panah, lalu kami ke belakang mereka juga ada di sana sementara api semakin membesar," ungkap Ola.

Karena merasa terjepit, akhirnya mereka sepakat menyelamatkan diri dengan lompat ke jurang.
"Saya yang lompat pertama lalu diikuti ketiga suster. Saya tersangkut di akar pohon, ada juga yang tersangkut di semak semak," ujar dia.
Tak disangka, KKB justru mengikuti mereka turun ke bawah.
"Kami pikir sampai di bawah jurang sudah aman ternyata mereka ikut turun ke bawah. Mereka menemukan ketiga suster, sementara saya tidak ditemukan karena bersembunyi di antara tebing dan akar pohon," beber Ola yang menjadi juru bicara para tenaga kesehatan.
Anggota KKB Papua yang ikut turun ke dalam jurang, melakukan aksi lebih kejam kepada tiga suster yang mereka temukan di tengah jurang.
Aksi tersebut disaksikan langsung oleh Ola yang bersembunyi di antara ranting pohon dan semak-semak.
"Saat menemukan ketiga suster, mereka langsung kumpulkan dan melakukan tindakan tidak manusiawi. Ketiganya ditelanjangi, disiksa, wajahnya dipukul bahkan ada yang ditikam. Membuat ketiga suster ini tidak berdaya dan pingsan," cerita Ola.
KKB Papua kemudian melempar mereka lagi ke jurang sehingga seorang suster meninggal.
Distrik Kiwirok hanya bisa dijangkau dengan penerbangan melalui Distrik Oksibil, jarak tempuhnya sekitar 30 menit.
Sementara bila berjalan kaki, biasanya masyarakat setempat bisa sampai Kiwirok dari Oksibil, dalam waktu dua malam.
Lamanya waktu tempuh jalan darat dikarenakan belum terbukanya akses jalan darat.
Sebab, kawasan tersebut dipenuhi perbukitan cukup tinggi.
Sempat diperingatkan
Para tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua sebenarnya sudah mendapat peringatan akan adanya serangan KKB Papua sekitar pukul 07.00 WIT.
Namun mereka tetap bertahan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, meski nyawa taruhannya.
Pikir mereka tenaga kesehatan tidak akan diganggu, karena pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan.
Mereka tetap tinggal apabila ada warga yang membutuhkan pertolongan medis.
“Kami mengambil langkah bijak untuk tetap di dalam barak medis dan juga puskesmas sehingga apabila penyerangan dan ada korban, kami sebagai tenaga kesehatan bisa melakukan pertolongan,” kata Ola.
Menyikapi kekejaman KKB Papua terhadap tenaga kesehatan, membuat Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Papua Dr Donald Aronggear bereaksi.
"Kami organisasi wilayah IDI di Tanah Papua meminta kepada pemerintah, dapat memberikan jaminan keamanan pada seluruh tenaga kesehatan kami yang bertugas," kata Donald dalam jumpa pers virtual, Jumat (17/9/2021).
Donald menjelaskan, kejadian kekerasan yang diterima oleh nakes membuat banyak program pelayanan kesehatan lain terdampak, lantaran nakes harus diliputi rasa takut dan tekanan saat bertugas.
"Pengabdian khusunya pada tenaga kesehatan wajib untuk dilindungi. Artinya jaminan keamanan harus maksimal oleh Pemda dan TNI/Polri.”ujar Donald
“Tidak mungkin tenaga medis bisa masuk ke daerah tersebut kalau tidak ada jaminan keamanan," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Kejamnya KKB Papua Telanjangi Para Nakes, Lempar Suster ke Jurang hingga Bakar Puskesmas Kiwirok