Kelangkaan Elpiji Kalsel
Kelangkaan Elpiji Kalsel, Warga Tanahbumbu Keluhkan Sulitnya Mencari Gas 3 Kilogram
Kelangkaan elpiji Kalsel, Warga Kabupaten Tanahbumbu (Tanbu) dari 10 kecamatan yang ada beberapa hari belakangan berteriak dengan kelangkaan tabung ga
Penulis: Man Hidayat | Editor: edi_nugroho
Editor: Edi Nugroho
TRIBUNKALTENG.COM, BATULICIN - Kelangkaan elpiji Kalsel, Warga Kabupaten Tanahbumbu (Tanbu) dari 10 kecamatan yang ada beberapa hari belakangan berteriak dengan kelangkaan tabung gas elpiji 3 kg.
Padahal saat ini, untuk kebutuhan memasak sehari-hari, rata-rata memggunakan tabung itu. Namun seakan tabung gas menjadi masalah besar bagi ibu-ibu.
Stok tabung gas mulai dari pangkalan hingga eceran sulit ditemukan. Bahkan bila ada pun harga gas 3 kg mulai dari Rp 45ribu hingga Rp 60ribu.
Misalnya saja warga di Pagatan ini, Syarif yang mengaku berkeliling mencari tabung gas 3 kg, namun tidak ada. Rata-rata di eceran mengaku sedang kosong.
" Dua hari saya keliling pagatan, habis semuanya. Sampai ke Simpang juga kosong, tapi dapatnya malah di Kersik Putih harga Rp 50ribu," sebutanya.
Baca juga: Ramalan Zodiak, Besok Rabu 17 Februari 2021 : Gemini dan Leo tak Beruntung
Baca juga: Polda Kalteng Siagakan 300 Personil Amankan Putusan MK Soal Sengketa Pilkada Kalteng
Dia heran dengan sulitnya tabung gas saat ini. Banyak warga yang mengeluh karena bukan hanya sulit dicari, harganya pun melambung tinggi.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan dan Industri (Disdagri) Kabupaten Tanbu, Deny Harianto, Selasa (16/2/2021) tak membantah kondisi kelangkaan tabung tersebut.
Dia menjelaskan, penyebabnya
Kelangkaan gas LPG 3 kg di Tanahbumbu, sejak Jumat 14 Januari 2021, Kalimantan Selatan di guyur hujan lebat yang mengakibatkan banjir dimana mana, keadaan ini juga terjadi pada akses jalan darat ( jembatan) yang menghubungkan Banjarmasin - Pleihari - Batulicin sempat terputus dan dibuatkan jembatan darurat.
Hanya saja, jembatan yang dibangun, kemampuan menahan bebannya tidak mampu dilewati oleh tangki dengan bobot 38 Ton yang biasa dipakai untuk mengangkut Bahan Baku Elpiji ke Batulicin.
Dengan adanya hambatan jalur distribusi tersebut, yang secara otomatis mengganggu ketersediaan petrolium sebagai bahan baku utama gas Elpiji pada tempat pengisian (SPBE) Kersik putih untuk melayani perm8ntaan Agen Elpiji.
" Melihat kondisi tersebut PT Pertamina mengalihkan permintaan Bahan baku Elpiji untuk SPBE Kersik putih ke lokasi pengambilan Pertamina Balikpapan dan pada sebagian kebutuhan elpiji, agen di haruskan mengambil ke SPBE Babulu Panajam Balik - papan," sebut Deny.
Sementara, jauhnya jarak tempuh untuk Agen dalam menerima pasokan pengisian tabung dari SPBE Panajam Kalimantan Timur, dan kesiapan Armada tambahan yang dimiliki oleh agen juga berpengaruh pada kesiapan Elpiji sampai di Tanahbumbu.
Hal ini yang menyebabkan Distribusi Elpiji dari agen ke pangkalan terganggu. Bila biasanya setiap hari ada distribusi, namun kondisi ini menjadikan distribusi Elpiji dilakukan berselang hari dan dalam jumlah yang dilakukan penyesuaian.
" Solusinya yang tepat adalah segera meningkatkan kelas jembatan pengganti sehingga bisa dilewati oleh angkutan dengan beban yang besar. Masyarakat kelas menengah agar menggunakan elpiji 5,5 kg atau yang 12 kg," tandasnya. (Tribunkalteng.com/man hidayat).
