Sains
Dosen dan Mahasiswa Ini Ditemukan Alat Penjernih Sungai Tercemar Limbah, Begini Cara Kerjanya
Temuan ilmiah berupa alat pembersih limbah berhasil diciptakan tim akademisi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
TRIBUNKALTENG.COM, PURWOKERTO - Temuan ilmiah berupa alat pembersih limbah berhasil diciptakan tim akademisi Fakultas Biologi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.
Uniknya, alat sederhana ini mampu membersihkan limbah baik tekstil ataupun batik dengan memanfaatkan sejumlah jenis jamur.
Salah satunya jenis jamur yang digunakan adalah jamur jenis Aspergilles sp.
Tim itu terdiri dari Dosen Biologi Ratna Stia Dewi, bersama dengan sejumlah mahasiswa yaitu Sakinan Mawaddah Siregar, Dwi Ayu Lutfiani Amalia, Maulana Nur Ardian, Asilah Resty Nurfadilah dan Ramadi Habib Fathurrohim.
Mereka melakukan uji coba di green house dan laboratorium dengan mengambil sampel limbah batik yang berwarna coklat kehitaman di sekitar wilayah Sokaraja Banyumas.
• Bawang Dayak Berkhasiat Sembuhkan Beragam Penyakit, Ini Hasil Penelitian Ilmiah
• Heboh Jejak Kaki Mungil Diduga Tuyul, Uang Jutaan Rupiah Milik Rusmini Raib
• Teror Ular Kobra Kembali Bikin Geger, Kali Ini Masuk Saluran Kamar Mandi Toko Sepatu
Alat pembersih itu berbentuk seperti kincir air, dimana ada 8 baling-baling yang menggerakkan.
"Jamur diletakan di baling-baling, dan diatur bagaimana putarannya. Saat hari ke-5 limbah sudah turun hingga 60 persen, saat hari ke-14 sudah menurun mencapai 93 persen dan limbah menjadi terlihat bening," katanya kepada Tribunjateng.com, Senin (16/12/2019).
Prosesnya menggunakan miselium jamur yang diimobilisasi menggunakan limbah organik.
"Kita menggunakan limbah organik yang ada di alam yang istilahnya termiseliumi atau di ikat dengan miselium."
"Artinya ada limbah organik, lalu di inakulasi dengan jamur supaya limbah organik terikat, kami menyebutnya sebagai membran yang terimobilisasi," katanya.
Alat itu bekerja seperti kincir air, dimana jamur di aplikasikan atau di tempel di setiap baling-baling.
"Lalu selama 14 hari atau 2 minggu jamur diganti dua kali sampai posisi limbah menjadi 93 persen," tambahnya.
Limbah yang digunakan saat uji coba adalah sebanyak 120 liter.
Sementara kebutuhan jamurnya sendiri sekitar 16 gram atau 2 gram di setiap baling-baling.
Akhir Oktober 2020 Diprediksi Awal Musim Hujan Indonesia, Ancaman Gelombang Tinggi Hingga 4 Meter |
![]() |
---|
Kenapa Musim Kemarau tapi Sering Turun Hujan? Inilah Penjelasan dari BMKG |
![]() |
---|
Ternyata Ini 2 Alasan Kenapa Kelelawar Tidur Terbalik |
![]() |
---|
Terbaru Fenomena Alam Langka, Dua Planet Raksasa Menari di Luar Angkasa |
![]() |
---|
Pertama Kalinya di Dunia, Astronom Melihat Kilatan Cahaya dari Tabrakan Dua Lubang Hitam |
![]() |
---|