Sains
Tak Semua Bajakah Obat Kanker, Ternyata Ada Ratusan Jenis dengan Khasiat Berbeda
Namun apakah bajakah itu memang memiliki antioksidan yang dapat mencegah kanker pada manusia, sejauh ini belum ada penelitian lanjutan karena uji coba
Penulis: Mustain Khaitami | Editor: Mustain Khaitami
TRIBUNKALTENG.COM, PALANGKARAYA - Viralnya kayu bajakah setelah diangkat siswa SMAN 2 Palangkaraya dalam penelitian sebagai obat kanker payudara, seakan membuat mata dunia tertuju ke Kalimantan, khususnya Kalteng.
Betapa tidak. Bajakah kini banyak diburu oleh orang dari luar daerah yang ingin mendapatkan jenis tumbuhan tersebut.
Tak hanya melalui pemesan, ada yang di antaranya sampai nekat datang ke Palangkaraya untuk mendapat informasi langsung terkait kayu bajakah tersebut.
Namun apakah bajakah itu memang memiliki antioksidan yang dapat mencegah kanker pada manusia?
• Cocoknya Cancer dan Pisces, Ramalan Zodiak Cinta Besok Jumat 16 Agustus 2019 Gemini Terhubung Aries
• Nenek Yazid Divonis Kanker Stadium 4, Ini Pengakuan Keluarga yang Pertama Buktikan Khasiat Bajakah
• Calon Anggota Paskibra Hilang, Keluarga Pajang Poster Wajahnya di Tiang Listrik
• Terekam Kamera Penampakan Mirip Jari Tangan Berkuku Panjang di Mobil Masuk Jurang, Ini Videonya
Mengutip akun Facebook David Su, Tribunkalteng.com mendapat informasi bahwa bajakah sendiri sebenarnya merupakan spesies tumbuhan pembelit-pemanjat yang tumbuh di hutan Kalimantan.
Secara bahasa, bajakah dalam bahasa Dayak Ngaju artinya "akar akaran". Sedangkan dalam bahasa Dayak Maanyan disebut "wakai". Nama "bajakah" bukan spesies tapi nama sekelompok akar akaran.
"Pemanfaatan bajakah untuk obat kanker sudah dilakukan oleh masyarakat Dayak Ngaju sejak ratusan tahun silam dari indigenous knowledge mereka."
"Jadi adik adik SMA kemarin bukan "Penemu" hanya memperkenalkan ke dunia tumbuhan bajakah ini, sehingga dianggap sebagai orang yang "menemukan" namun upaya mereka mempresentasikan tumbuhan ini sangat layak diapresiasi," tulis akun David Su dalam postingannya yang diunggah Rabu (14/8/2019).
Dalam postingan itu, David Su lebih lanjut menjelaskan:
Jenis ini sendiri hanya dikenal oleh penduduk asli atau indigenous people. Jadi hati hati tiap bajakah punya kegunaan masing masing, bajakah untuk kanker TIDAK BOLEH dikonsumsi oleh orang tanpa penyakit, karena bisa jadi kandungan bahan aktif yang kuat di dalammnya akan berbahaya.
Ada jenis bajakah merah belakang rumah kami itu gak ada khasiatnya, buat kami minum air langsung dari tebasan batangnya aja hehe...ada bajakah yang bersifat racun yang digunakan sebagai tuwe atau tuba untuk membuat ikan lemas, ada bajakah yang dipukul dan berbusa digunakan sebagai samphoo untuk mencegah kerontokan rambut, ada bajakah yang digunakan untuk mengusir makhluk halus, ada bajakah untuk mengikat sesuatu, ada bajakah anti bisa ular, ada bajakah untuk sabun mandi, ada bajakah obat penyakit kulit, ada bajakah sebagai obat KB, ada bajakah sebagai obat kuat, ada bajakah untuk menyembuhkan keputihan, ada bajakah untuk memperbesar penis, ada bajakah sangat beracun yang getahnya buat mata sumpit, ada bajakah tempat ayun-ayun dan main di hutan dan ratusan lainnya. jangan asal konsumsi bajakah ya? modar nanti kalau tidak sesuai jenis.
Untuk bajakah buat kanker ini kami punya di kebun mertua saya, tidak digunakan sih..kan tidak punya kanker...Amit amit sih makai.
Sejauh ini, berdasarkan pengalaman dan kesaksian, bajakah kuning nan viral itu efektif hanya untuk kanker payudara, belum ada cerita yang dari kanker bagian lain.
Selain ratusan bajakah ini, masih ada ribuan jenis medicinal plants yang dimanfaatkan masyarakat Dayak di Kalimantan.
Untuk jenis bajakah sesuai keperluan anda, pastikan anda diantar oleh penduduk lokal yang sudah mengenal itu tumbuhan turun temurun.
Terbuka lebar untuk riset selanjutnya.
David Su.
Indigenous People of Central Kalimantan
Pantauan Tribunkalteng.com, Kamis (15/8/2019) sore sampai pukul 15.30 WIB, postingan David Su ini telah dibagikan 2,8 ribu kali dan dikomentari 200 lebih.
David Su atau David Suwito sendiri adalah seorang warga asal Barito Timur, Kalteng. Dia saat ini merupakan widiyaswara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan prodi S3 Ilmu Lingkungan di Universitas Gajah Mada (UGM).
Batangnya Mengeluarkan Air
Jurnalis Kompas TV, Aiman Witjaksono, secara eksklusif, mengunjungi langsung lokasi di mana tanaman Bajakah ini tumbuh.
Dalam video tayangan AIMAN di YouTube berjudul "Berburu Tanaman Penyembuh Kanker di Hutan Kalimantan", ia ditemani oleh 2 siswi yang meraih medali emas tersebut, Anggina Rafitri dan Aysa Aurealya Maharani, dan guru biologi pembimbing kedua siswa tersebut, Herlina.
Mengutip dari Kompas.com, lokasi tanaman bajakah ini tumbuh disebutkan tak jauh dari Kota Palangkaraya.
Tempat spesifiknya sengaja tidak diungkap demi menghindari eksploitasi yang tidak diinginkan.
Tumbuhan bajakah, papar Aiman, merupakan tumbuhan yang secara turun temurun dan menjadi tradisi di suku Dayak, dapat menyembuhkan penyakit kanker.
Tumbuhan ini tumbuh di tanah gambut. Batang pohonnya seperti tumbuhan sulur yang membelit atau berpegangan pada tumbuhan lain.
Diameter pohon yang ditunjukan nampak tidak terlalu besar, hanya segegam tangan orang dewasa.
Warna batang pohonnya kecokelatan. Daunya berada di ketinggian, sulit untuk dijangkau.
Untuk menemukan tumbuhan ini sulit lantaran rupanya yang mirip dengan kebanyakan tumbuhan lain di hutan tersebut.
"Memang sulit membedakan yang mana tumbuhan bajakah, yang mana tumbuhan lain," kata Aiman, seperti dikutip Kompas.com, dari channel YouTube Kompas TV, Kamis (15/8/2019).
Tak hanya menunjukan wujud pohon tersebut, Aiman turut mencicipi rasa dari air yang berasal dari batang pohon tersebut.
Batang pohon bajakah yang digenggam Aiman terus meneteskan air berwarna bening.
"Dan ini tidak beracun ya," tanya Aiman ke Herlina.
Herlina membenarkan air dari batang bajakah tersebut tidak beracun dan bermanfaat untuk kesehatan.
Setelah mencicipi beberapa tetes, rasa air dari tumbuhan bajakah, kata Aiman, seperti air putih biasa.
Airnya terasa dingin. "Ini adalah tanaman yang secara ilmiah bisa menghilangkan sel kanker," lanjut Aiman, berbincang dengan Herlina.
Seperti diketahui, tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya ini, menjadi juara dunia setelah memilih khasiat bajakah sebagai topik karya ilmiah yang dilombakan di ajang World Invention Creativity Olympic (WICO) di Seoul, Korea Selatan, di bidang sains. (*)
https://youtu.be/nsPeQ1sqiuw
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kalteng/foto/bank/originals/tribunkaltengcom-tanaman-bajakah.jpg)