Kajian Islam
Keutamaan Puasa Tarwiyah dan Arafah Jelang Idul Adha 2019, Ini Niat dan Hadist Anjurannya
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah sementara puasa Arafah ditunaikan tanggal 9 Dzulhijjah.
TRIBUNKALTENG.COM - Dua hari menjelang Idul Adha 2019, umat muslim sangat dianjurkan melaksanakan Tarwiyah dan Puasa Arafah.
Bagi Anda yang ingin berpuasa nantinya, pastikan sudah tahu niat puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.
Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah dilaksanakan berurutan sebelum Idul Adha 2019 mendatang.
Puasa Tarwiyah dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah sementara puasa Arafah ditunaikan tanggal 9 Dzulhijjah.
Sedangkan di tanggal 10 Dzulhijjah, umat muslim sudah merayakan Idul Adha.
• Doa Puasa Tarwiyah, Simak Bacaan Doa Buka Puasa Tarwiyah dan Niat Puasa Arafah Jelang Idul Adha 2019
• Lafadz Niat Puasa Arafah Arab Latin dan Terjemahan, Niat Puasa Arafah atau 9 Dzulhijjah, 10 Agustus
• Zodiak Hari Ini Pisces, Ramalan Zodiak Besok Jumat 8 Agustus 2019, Cancer Jangan Terlempar, Aries?
• Download Lagu Kupeluk Hatimu Noah, Download Lagu MP3 Noah Kupeluk Hatimu & Lirik Lagu Kupeluk Hatimu
• Keutamaan Awal Dzulhijjah, Jadwal Puasa Sunnah Bulan Dzulhijjah 2019, Puasa Tarwiyah & Puasa Arafah
• Butuh Rp 466 Triliun untuk Pemindahan Ibu Kota, Presiden Jokowi akan Jual Aset Negara Rp 150 Triliun
• Penerimaan CPNS dan PPPK 2019 Segera Dibuka, Prioritas Guru dan Dosen
Nah, tahun 2019 ini, Idul Adha jatuh pada 11 Agustus.
Artinya, tanggal 9 dan 10 Agustus adalah jadwal pelaksanaaan puasa Tarwiyah dan puasa Arafah.
Lantas apa istimewanya melaksanakan puasa ini?
Mengutip artikel dari zakat.or.id (tayang 23 Juli 2019) yang ditulis Zainal Abidin, sunahnya puasa tarwiyah terangkum dalam hadits yang mengatakan bahwa sepersepuluh bulan Dzulhijjah adalah hari-hari yang istimewa.
Ibnu Abbas r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,
ما من أيام العمل الصالح فيها أحب إلى الله من هذه الأيام يعني أيام العشر قالوا: يا رسول الله! ولا الجهاد في سبيل الله؟ قال: ولا الجهاد في سبيل الله إلا رجل خرج بنفسه وماله فلم يرجع من ذلك شيء
Artinya : “Tidak ada perbuatan yang lebih disukai oleh Allah SWT, dari pada perbuatan baik yang dilakukan pada sepuluh hari pertama di bulan Dzulhijjah. Para sahabat bertanya ; Ya Rasulullah! Walaupun jihad di jalan Allah ? Rasulullah menjawab: Walau jihad pada jalan Allah kecuali seorang yang keluar dengan dirinya dan harta bendanya, kemudian tidak kembali selama-lamanya (menjadi syahid).” (HR. Bukhari).
Berdasarkan anjuran tersebut, di bulan dzulhijjah ini, sudah selayaknya kita turut mengamalkan puasa ini. Adapun niatnya sebagai berikut,
نويت صوم التروية سنة لله تعالى
Nawaitu shauma al tarwiyata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: “Saya niat berpuasa sunnah tarwiyah karena Allah ta’ala.”
Dalam hadis lain, disebutkan keutamaan puasa tarwiyah bahwa mampu menghapuskan dosa satu tahun.
Namun, ternyata dikatakan bahwa hadis tersebut merupakan hadis dlaoif (kurang kuat riwayatnya).
Para ulama menyikapi ini bahwa tetap boleh mengamalkan puasa tarwiyah dengan hadis yang lain tadi.
Sedangkan menyikapi hadis dlaif, selama tidak berkaitan dengan aqidah dan hukum maka boleh melakukan sebagai fadhail amal.
2. Keistimewaan puasa Arafah
Puasa arafah merupakan puasa sunnah yang dilakukan pada hari arafah, tepatnya pada tanggal 9 Dzulhijjah.
Puasa yang paling dianjurkan di bulan Dzulhijjah adalah puasa arafah.
Apalagi bagi umat muslim yang tidak sedang melakukan ibadah haji.
Dalam kitab Sahih Muslim keutamaan puasa arafah diriwayatkan oleh Abu Qatadah dari Rasulullah SAW.
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
Artinya: “Puasa di hari arafah dapat menghapusakan dosa dua tahun yang telah lewat dan akan datang, dan puasa asyura (10 Muharram) mampu menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim)
Hari arafah dikatakan sebagai hari yang paling utama (afdhal al ayyam), sebagaimana hadits yang diriwayatkan Imam Muslim sebagai berikut:
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ مِنْ النَّارِ مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ
Artinya; ‘Tidak ada hari yang lebih banyak Allah membebaskan dari api neraka dibanding hari Arafah.
Namun, puasa sunnah Arafah hanya diperuntukkan untuk muslim selain jamaah haji, sedangkan bagi yang sedang menunaikan ibadah haji tidak disunnahkan, walaupun kuat melaksanakannya.
Hal ini disebabkan ittiba’ kepada sunnah Nabi. Pendapat Imam an Nawawi dalam hal ini adalah makruh.
Namun, berbeda kasusnya jika para jamaah haji sudah tiba di Arafah pada malam hari, maka tidak dimakruhkan.
Adapun niat puasa Arafah sebagaui berikut,
نويتُ صومَ عرفة سُنّةً لله تعالى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillahi ta’ala
Artinya: Saya niat puasa Arafah, karena Allah ta’ala.
Banjarmasinpost.co.id/noor masrida
