Iduladha 2109
Jelang Iduladha 2019, Kenali Ciri Hewan Stres dan Bikin Daging Kurban Tak Enak, Ini Penjelasannya
Namun sebelum melakukan penyembelihan, ada baiknya panitia kurban melakukan beberapa cara untuk menghindari hewan kurban tidak sampai stres sebelum di
TRIBUNKALTENG.COM - Tak terasa, Iduladha 2019 sebentar lagi tiba. Artinya, di berbagai tempat akan dilakukan penyembelihan hewan kurban sebagai ibadah yang disyariatkan dalam agama Islam.
Namun sebelum melakukan penyembelihan, ada baiknya panitia kurban melakukan beberapa cara untuk menghindari hewan kurban tidak sampai stres sebelum dipotong.
Hal ini bertujuan untuk menghasilkan kualitas daging hewan kurban tetap enak dan tidak cepat membusuk.
“Usahakan suasana jangan dibuat ramai, jika stres hewan bisa kalap dan ngamuk,” kata peneliti produk halal dari Fakultas Peternakan UGM, Hanung Danar Dono saat mengisi pelatihan penyembelihan hewan dan penanganan daging kurban yang higienis, di Fakultas Peternakan UGM, Selasa (30/7/2019).
Acara yang digelar UGM jelang Hari Raya Idul Adha ini diikuti pengurus takmir dan panitia kurban masjid musala se-DIY dan Jawa Tengah.
• Syarat Hewan Kurban Idul Adha dan Cara Memotong Hewan Kurban yang Benar, Menurut MUI HSS
• Emosi dengan Putusan Sela, Terdakwa yang Oknum Notaris Ini Acungkan Jari Tengah ke Hakim
• VIDEO: Bocah Afrika Fasih Berbahasa Indonesia, Garuda Kebanggaanku
Dipisahkan sebelum dipotong
Selain untuk mendapatkan daging yang enak dan empuk, hewan sebaiknya dipisahkan dari rekannya sebelum dipotong dan ia tidak mencium bau amis darah.
“Hewan tidak boleh melihat rekannya dikuliti, tidak boleh melihat genanganan darah. Bau amis darah buat hewan jadi tambah stres,” ujar Hanung seperti dilansir dari laman resmi UGM.
Ia menyampaikan ciri jika hewan mulai stres yaitu mulai menggerakkan ekornya yang menandakan hewan tersebut mulai gelisah. Selain itu, ia juga menyarankan sebelum dipotong hewan tersebut dipuasakan selama kurang lebih 12 jam sehingga proses penyembelihan menjadi lebih mudah.
“Pemuasaan sangat efektif agar hewan kurban tidak agresif,” katanya.
Cara pemotongan hewan
Selain itu ia menambahkan saat penyembelihan berlangsung sebaiknya si penyembelih hewan mengusahakan agar bisa memotong tiga saluran pada leher bagian depan atau tepatnya di bawah jakun, yakni saluran nafas, saluran makanan dan pembuluh darah arteri karotis dan vena jugularis.
Ia menyarankan proses penyembelihan tersebut tidak memutus saluran sumsum tulang belakang.
“Tidak boleh putus karena kepentingan pemompaan darah agar cepat keluar, apabila terputus, darah akan banyak menumpuk sehingga daging lebih mudah membusuk,” katanya.
Sementara peneliti ilmu dan teknologi daging higienis dari Fakultas Peternakan UGM, Rusman mengatakan proses dan prosedur pemotongan hewan yang benar bisa menghasilkan daging ASUH atau Aman, Sehat, Utuh, dan Higienis.
Menurutnya, hewan yang stres saat sebelum penyembelihan akan menghasilkan daging yag kurang enak, bahkan kondisi tersebut bisa dilihat dari warna daging setelah dipotong-potong. “Warna daging agak gelap dan pucat,” katanya.
Artikel ini telah tayang di bangkapos.com