Kisah Inspiratif

Sang Ibu Meninggal, Bocah 8 Tahun Ini Rawat Sendiri Ayahnya yang Derita Stroke

Saat anak lain seusianya sibuk bermain, bocah bernama Nisda ini justru harus memikul tanggung jawab yang cukup berat di pundaknya.

Editor: Mustain Khaitami
SURYA.co.id/HANIF MANSHURI
Sang Ibu Meninggal, Bocah 8 Tahun Ini Rawat Sendiri Ayahnya yang Derita Stroke 

TRIBUNKALTENG.COM, LAMONGAN - Usianya 8 tahun dan saat ini duduk di kelas 2 SD. Saat anak  lain seusianya sibuk bermain, bocah bernama Nisda ini justru harus memikul tanggung jawab yang cukup berat di pundaknya.

Sejak sang ibu meninggal dunia, kehidupan bocah ini berubah drastis. Nisda harus merawat ayahnya, Tarmuji (48), yang menderita stroke.

Ayahnya yang tidak bisa bekerja lagi membuatnya berharap belas kasihan para tetangga untuk memenuhi kehidupan sehari-hari.

Listrik yang ada di rumahnya sudah diputus oleh petugas PLN sejak 10 bulan lalu sebab, mereka tak kuat lagi membayar tagihan.

Zodiak Cinta Sabtu 15 Juni 2019, Asmara Baru Aries, Taurus Fokus Perbedaan, Cancer Kurang Hasrat

Anak dan bapak ini hidup dalam kegelapan.

 Tiap hari pemandangan anak dan bapak itu menghiasi teras rumahnya, termasuk saat tidur di malam hari.

Nisda dan Tarmuji tinggal di kompleks Perumahan Graha Indah Lamongan, Blok MM nomor 5 Desa Tambakboyo Kecamatan Tikung Lamongan.

 Tarmuji praktis sudah tidak bekerja apapun karena mengalami sakit stroke pada kedua kakinya.

Sebelumnya ia masih dibantu istrinya untuk kebutuhan hidup keluarga.

"Ndak kerja apa-apa. Saya dulu waktu masih sehat bekerja sebagai tukang service electro," ungkap Tarmuji saat ditemui SURYA.co.id (Tribunkalteng.com group) di rumahnya, Rabu (12/6/2019).

Kini ia hanya hidup berdua dengan anaknya, Nisda.

Ia tak lagi tidur dalam rumah sejak sepuluh bulan terakhir, dan memilih di teras rumahnya.

Bukan karena diusir, tapi dalam rumah banyak binatang kecil, termasuk tikus karena tidak ada penerangan lampu apapun.

Hidup di teras rumah, hanya diterangi lampu 5 watt yang aliran listriknya dibantu tetangga.

"Sudah sepuluh bulan ini meteran diputus PLN, karena beberapa bulan sebelumnya telat bayar," kata Tarmuji.

Semua aktivitas sekarang dikerjakan di teras rumah, termasuk saat tidur malam.

Tak ada kasur sebagai alas tidur.

Yang ada hanya lembaran karton bekas dan selembar tikar untuk alas tidur bersama anaknya.

Karena Tarmuji hanya bisa duduk-duduk saja, kebutuhan makan dan minum disediakan anaknya, Nisda.

Hari - hari Nisda dihabiskan untuk membantu sang bapak.

Tidak ada waktu bagi Nisda untuk bermain kecuali mendampingi orang tuanya.

Setiap hari Nisda, bocah yang masih duduk di bangku sekolah dasar kelas dua tersebut, harus mengurus keperluan sang ayah.

Kondisi seperti ini sudah ia lakukan sejak setahun terakhir, pasca sang ibu meninggal dunia.

"Bapak sakit dan ibu sudah meninggal dunia," kata Nisda saat ditemui Surya.co.id di kediamannya.

Tarmuji strok dan tidak bisa beraktivitas layaknya orang normal.

Penyakit yang diderita semakin parah dan hampir membuat sekujur tubuh pria yang dahulunya berprofesi sebagai tukang servis elektronik, nyaris tidak bisa digerakkan.

"Istri sudah setahun lalu meninggal akibat penyakit komplikasi," kata Tarmuji.

Setiap harinya ia hanya menemani sang ayah yang lagi sakit dan jarang bisa bermain dengan teman seusianya di komplek perumahan sebelah timur Kota Lamongan itu.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Nisda dan Tarmuji hanya bisa berharap belas kasihan warga sekitar.

"Dibantu nasi bungkus," aku Nisda.

Tentu Nisda tidak pernah tahu sampai kapan ia hidup seperti sekarang bersama bapaknya.

Karena kondisi di dalam ruangan dan kamar rumah gelap. Nisda dan sang ayah terpaksa tidur di teras depan rumahnya.

Sebagain besar perabot dapur dipindahkan ke samping kanan kiri teras untuk memudahkannya.

Tarmuji mengaku lebih memilih tidur di lantai teras rumah hanya dengan beralaskan tikar dan karton bekas karena di dalam rumah sering terganggu dengan banyaknya binatang pengerat, tikus.

Tarmuji hanya bisa berharap ada bantuan dari pemerintah setempat untuk kebutuhan hidupanya.

Tarmuji juga butuh bantuan untuk mengobati penyakit yang dideritanya, serta uang untuk biaya sehari-hari.

Tarmuji juga berharap, anaknya yang kini duduk di bangku SD kelas II tetap bisa melanjutkan pendidikannya.

Hanya Nisda anaknya yang bisa menghibur Tarmuji dalam keseharaiannya.

Untungnya, selama setahun terakhir Nisda ditinggal ibunya tak pernah mengalami sakit. Sehingga masih bisa membantu Tarmuji.

Tarmuji menungkapkan, tidak tahu apa yang harus diperbuat untuk anaknya kedepan."Kebutuhan makan saja hanya menunggu belas bantuan orang," kata Tarmuji. (*)

Tergeletak di Kandang Ayam, Bocah 11 Tahun Dianiaya Pengasuhnya hingga Babak Belur dan Kurang Gizi

Tersangka Teroris Jaringan JAD Bisa Bertambah, Ini Penjelasan Polda Kalteng

Viral Rekaman Istri Hajar Suami Saat Kemudikan Bus, Ketahuan Bawa Selingkuhan

7 Poin Tuntutan Prabowo-Sandi di Mahkamah Konstitusi, Ini Peluangnya Menurut Mahfud MD

Artikel ini telah tayang di surya.co.id

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved