Tanggapi Komen di Medsos, Ustadz Abdul Somad Tantang Pengejeknya untuk Lakukan Ini

Menurut Ustadz Abdul Somad, ada beberapa komen di Youtube, Instagram dan Facebook yang menyebutnya sebagai ustadz pelawak.

Editor: Mustain Khaitami
tribunkalteng/mustain khaitami
Suasana di dalam Masjid Raya Darussalam Palangkaraya saat Tablik Akbar bersama Ustadz Abdul Somad, Jumat (26/1/2018) malam. 

Ustadz Abdul Somad atau Ustaz Abdul Somad mengunjungi rumah kelahiran Haji Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA) di tepian Danau Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.

Rumah Buya Hamka, panggilan Haji Abdul MaliK Karim Amrullah, kini menjadi salah satu tempat yang banyak dikunjungi warga ketika berekreasi ke daerah wisata di sekitar Danau Maninjau.

Di rumah ini terdapat sejumlah peninggalan Buya Hamka dan dipajang juga foto-foto Buya Hamka.

Usai menyaksikan kediaman atau rumah kelahiran Buya Hamka. Ustaz Abdul Somad (UAS) memberikan sebuah nasihat melalui video.

Video itu sekaligus menjadi video terkini UAS --paling tidak sampai Jumat (15/3/2019) ini-- yang di-posting di akun instagramnya.

Rekaman video UAS sekaligus mengungkap informasi tentang Buya Hamka yang belum banyak diungkap media.

Terutama terkait keberadaan Buya Hamka dan orangtuanya, Haji Abdul Karim Amrullah, dalam hubungannya dengan perguruan tinggi ternama di dunia, Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

Dalam sejaharan Universitas Al Azhar, Kairo, kata UAS, satu-satunya yang dapat (doktor) honoris causa dalam satu keluarga, ayah dan anak, hanya Buya Hamka dan ayahnya.

"Dalam sejaharan Universitas Al Azhar, satu-satunya yang ayahnya dapat honoris causa dan anaknya juga dapat. Inilah dua orang anak beranak. Ayahnya bernama Abdul Karim Amrullah dan anaknya Haji Abdul Malik Karim Amrullah. Atau Buya Hamka," ujar Ustaz Abdul Somad dalam video yang dibagikan enam hari lalu.

UAS juga mengungkap, hikmah atau teladan yang bisa diambil dari seorang Buya Hamka adalah agar kita semua bisa mengikuti jejak beliau.

Jejak seorang yang alim, tinggi ilmu, tetapi rendah hati.

Karya-karya Buya Hamka tidak lekang oleh panas dan tetap dikenang hingga saat ini, meski yang bersangkutan sudah meninggal dunia.

Karena itu, UAS pun mengajak netizen (warganet) untuk menulis, meninggalkan karya tulis.

"Menulislah supaya orang di masa yang akan datang tahu bahwa engkau pernah hidup di masa lalu. Hari ini kita sedang belajar bukan dari torehan pena tinta di atas kertas tapi dari perjalanan hidup buya hamka. Tawaduknya, zuhudnya, rendah hatinya," ujar UAS.

Ustaz Abdul Somad mengajak netizen (warganet) untuk mengikuti jejak Buya Hamka.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved