Diberi Makan, Buaya Empat Meter Balik Memangsa, Tubuh Korban Tinggal Separuh Saat Ditemukan

Namun, korban terpeleset dan jatuh ke lubang berisi buaya. Dia menyebut sebagian tubuh wanita itu habis dimakan buaya tersebut.

Editor: Mustain Khaitami
Tribunmanado
Buaya dan warga yang mengerumuninya 

Warga menyemut di lokasi tempat kejadian peristiwa buaya memakan wanita atas nama Deasy Tuwo (44), di Desa Ranowangko, Kecamatan Tombariri, Kabupaten Minahasa.

Pantauan tribunmanado.co.id , Jumat (11/1/2019), lautan manusia memenuhi lokasi tersebut. Police line sudah dipasang dan pintu masuk di lokasi perusahaan pembibitan mutiara sudah terkunci.

Satu di antara warga yakni, Nasrah mengatakan, ia mengetahui korban sudah sekitar 15 tahun bekerja di perusahaan pembibitan mutiara tersebut.

"Dia (korban) belum menikah dan setahu saya dia sudah lama bekerja disitu, selain menjaga perusahaan pembibitan mutiara, dia juga ditugaskan memberi makan buaya tersebut," kata warga setempat.

Sementara Endi saat ditemui dilokasi kejadian mengatakan, buaya tersebut ia ketahui sudah ada sejak tahun 1990-an.

"Waktu itu saya masih SMA dan buaya ini sudah ada, dulu kecil dan sekarang saya lihat sudah sangat besar," katanya.

Ia mengetahui, pemilik perusahaan tersebut merupakan warga Negara Jepang. "Setahu saya yang punya orang Jepang," katanya.

C
Warga Antusias di Kandang Buaya yang Terkam Deysi (TRIBUNMANADO/ALEXANDER PATTYRANIE)

Korban yang dimangsa buaya tersebut adalah Kepala Laboratorium CV Yosiki tempat pembibitan mutiara, buaya tersebut merupakan buaya peliharaan pimpinan perusahaan tersebut.

Amantan Tribunmanado.com Buaya sepanjang empat meter yang tampak sangat gemuk itu masih berada di kandangnya.

Sejumlah warga tampak antusias mengamati pergerakan buayaitu. Bahkan ada yang melemparinya batu sehingga buaya meronta dan membuka mulut.

Pengakuan Pengasuh Buaya

Merry Supit (36) terkejut mendengar kabar kematian Deysi Tuwo (44) yang diterkam buaya milik pemimpin perusahaan pembibitan mutiara 

Pasalnya selama 18 tahun, Merry pernah bekerja di tempat itu dan mengundurkan diri pada 2005 silam.

"Saya sebagai pegawai pembibitan mutiara. Saat itu buaya yang juga diberi nama seperti nama saya ini, masih berukuran sama seperti kayu ini," kata Merry sembari menunjuk batang pohon berukuran panjang 1,50 meter yang tergeletak di sampingnya.

Sejak dahulu, lanjut dia, buaya itu sering diberi makan ayam, tongkol, dan ikan tuna. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved